Faith, Hope, and, Love
bertanya saat ibunya berdiri di depan pint
mbil mendekati putranya yang tengah berba
hone yang menyumpal telinganya lalu
i wajahnya, sepertinya ibunya ingin membicarakan sesuatu yang penting, dan apalagi dia sudah me
emberitahu topik besarnya. Atan cuma diam. Irana mene
gangguk, dia mendesah pelan lalu bangkit berdiri. Ketika meliha
saat kembali, dia muncul dengan membawa handuk kecil yang dibungkus es batu. Atan dimintanya
di ponselnya, dan pada saat dia hendak membalas sebuah pesan masuk dari
n tentang kabar bagus itu, sehingga dia melupakan pon
ta lagi!" Irana memberitahukann
rjap tak perc
isimpulkan bahwa ibunya itu benar-benar antusias menanti kedatangan anak perempuannya. Atan tidak tahu ha
uinya, tapi itulah permasalahannya. Atan lupa kapan terakhir kali mereka bertemu secara langsung, yang pasti it
a dengan senyumnya yang sudah hilang s
lah satunya adalah tempat tinggal. "Jika dia memang akan tinggal bersama kita, apa tidak sempit? Untuk ber
ur bersamaku,"
ang sempit? Ayah kan kaya, dia past
al bersama tantenya," jelas Irana
anyanya terperangah. Dia tidak tahu apa-apa soal kab
g. Ibu juga baru tahu dari adikmu,"
k usah dipikirkan. Aku juga tidak lagi peduli dengannya," katanya dengan eksp
dari obrolan yang menyangkut mantan suaminya itu pada Atan, karena selalu menyebabkan suasana yang t
embalikkan topik obrolan di awal. "Maksudmu,
ngganggu
upnya tetap enak. Tante Melinda bahkan punya klinik sendiri. Tara hidupnya makmur jik
a itu ada benarnya. Dan saat memikirkan itu, kebahagiannya langsung sirna, tapi masih ada sedikit harapan dari
ggikan suara pada ibunya yang kini menun
ng sudah hidup enak bersama keluarga yang telah merawatnya selama ini untuk dise
, kan? Tara kandidat paling tepat untuk itu. Jika kau membawanya ke
runtuh tak bersisa. Tapi ucapannya itu masuk akal, sehingga Irana jadi
i ujung ruangan yang sudah usang, bahkan tidak muat lagi untuk memuat pakaian putranya. Dia mengh
bisa
ya," ucap Irana sambil beranjak kelua
menekan beberapa angka di ponselnya. Situasi di lantai bawah sunyi s
dering ketiga, suara lembut menyapa telinganya, dan rasanya dia ingin menang
" tanya Tara dari
k, tapi hanya mendengar suaranya saja sudah membuat Irana ingin sekali memeluknya. Sehingga bukannya mem
, apakah kau sungguh tidak masala
u bisa tidur di mana saja asalkan bisa bersamamu lagi. Tinggal bersama ke
agu untuk membawa putrinya tinggal bersama mereka. Irana tidak tahu sampai kapan dia bisa hidup di dunia ini, sehingga sel
anya Tara ketika tidak mend
ia lelah karena habis bekerja seharian, tapi saat bicara dengan putrinya yang bera
rak. Apa kau sak
rena mereka tidak sedang melakukan panggilan video. "Ibu baik-baik saja," ucap Irana, lalu dia berkata cep
abar untuk bertemu denganmu, rasa
begitu," sahut Ir
nelepon dengan durasi lebih dari satu jam. Atan bahkan