Terjebak di rumah pesugihan
anyak orang-orang yang kekurangan makanan, seperti yang pernah aku dan keluarga ku alami. Makanan sisa yang buat kalian itu tidak berharga, di luar sana banyak orang yang kelaparan, bu
m itu, setelah itu kami pun tidur, tapi beberapa jam kemudian aku mendengar suara teriakan Kakak ku Eli. Aku langsung terbangun, dan keluar kamar menghampiri asal suara, ketika membuka kan
menangis?"
atir Mamah mengha
memegang pinggang nya, lalu Mamah menyingkapkan kaos yang di pakai Teh Eli untuk melihat pinggang Teh Eli, Mamah te
nton TV langsung tidur gak
idur harus berwudhu dulu, karena keadaan kami yang selalu di ganggu mahluk gaib, berwudhu
lihat kemarahan di wajah nya, lalu
, kamu tertawa melihat keadaan kami, kamu senang yaa... tidak akan ku biarkan ka
an untuk makhluk itu, lalu Mamah te
r lagi ya..."
an permintaan Mamah, lalu Mam
ni kita tidur bareng ya, kita tem
uara Mamah. Mamah yang sepertinya sedang mengigau berbicara sambil marah-marah berteriak. Kami bertiga langsung terduduk di tempat tidur, menautkan kedua alis mata kami saling menoleh satu sama
masih mengigau seperti sedang bertengkar, lalu kami membangun kan Mamah, Mamah tidak langsung bangun, sampai adik ku yang
" tanya kami serentak, denga
ukan pesugihan untuk menghentikan kesusahan kita," jawab Mamah, menceritakan mimpinya.
ung ku sambil menggelengkan kepalanya , Ma
kita. Mamah punya kalian anak-anak Mamah, yang kuat, pe
udhu Mamah pergi ke dapur untuk mengambil garam, di masukan nya garam itu ke dalam mangkok. Lalu Mamah mengambil air di masukan nya ke dalam botol, sperti yang Kakek
ami duduk lalu membaca istighfar, syahadat, mengikuti Mamah membaca surat-surat pendek al quran, al fatihah, al Ikhlas, al palaq, an
seperti yang pernah Kakek lakukan. Setelah itu kami melakukan rutinitas pagi itu seperti biasanya. Mamah hari ini akan berangkat ke pegadain untuk menggadai kan tivi, setelah selesai beres-beres di
h, sampai akhirnya Mamah datang dengan delman yang sama. Mamah datang Membawa sekarung beas, dan sembako sebagai pengganti tivi, aku lihat Mamah membawa beras, te
keperluan lain nya , tapi hanya bertahan dua minggu dengan empat orang anak nya. Biaya sehari-hari walaupun sudah mengirit, tapi tetap
k akan membiarkan kita sendiri.Tiba-tiba pintu ruang tamu ada yang mengetuk, dan terdengar suara Kakek mengucapkan salam, bergegas kami berha
ku...," s
tu persatu di depan pintu, ter
a kan...? kalian terl
nya makan seadanya. Mamah tidak memperhatikan soal gizi, yang penting kami tidak merasa lapar, makan sead
." liri
menangis, sudah tidak tahan lag
ogor..." p
dak bisa menolak
pun hanya bisa mengangguk dan menyet
Bapak ke sini maaf kalau Bapak lama, kesibukan pekerjaan Bapak di Bogor tidak bisa d tinggalkan, tapi
ruang keluarga sudah tidak ada, mungkin Kakek sudah tau
tidak bisa bayar tagihan telpon, telpon nya di
ertuliskan rumah ini di kontrakan, dan k
sebuah rental mobil, untuk menyewa mobil untuk berangkat ke Bogor membawa kami dari rumah ini. Kami di rumah memberes-beres kan baju kami, Kakek tidak ingin menunggu besok. Kakek ingin kami pe
Bogor, kami hanya bisa berharap Papah akan datang menyusul kami ke Bogor. Suatu saat nanti Papah akan menjemput kami, dan kami akan
samb