Kristal Cinta Adelia
makan siang di warung Rujak-Lotek Mak Jamal, mereka sepakat untu
k muda itu kembali berkumpul di tepi alun-alun. Dimana, posisi mereka diap
ni. Bener-bener seru!" ucap Karina sebagai y
lagi acara kayak gini, Guys." Dengan semangat meng
terus? Dia kan rumahnya di Jakarta." Arum
gowes? Terus sekolahnya gimana?" Tommy menanggapi dengan santai da
empor dong!" celetuk Samsul yang kemba
, kesayangan aku kan ada di sini. Kasian kalau nggak dijenguk." Tommy berkata demikian, sembari
sikapnya." Demikian tanggap Karina, yang lan
pai ketemu di sekolah besok, Guys!" sambung Kar
-
hanya tersisa Adelia dan Tommy yang masih diam terpaku sembari menatap kepergian
eletuk Tommy, saat mengetahui kalau seluru
n. Pikirannya mendadak loading, seolah sedang mencern
ngulurkan kepalan tangannya ke arah Adelia
seperti itu. Aku bahkan belum kasih ab
skan kata-katanya. Ditambah lagi, ia malah jadi semakin terkesima dengan sorot mat
Tommy meminta sang gadis
elia dengan ketus, lalu bergegas mengayuh sep
dak jadi tak tahan untuk terus berdekatan dengan Tommy. Yang ia paham, dirin
teman laki-laki. Namun kali ini Adelia harus menyerah, dan lebih baik ia segera pergi menjauh dari pemuda itu. Sebe
Hanya saja, respon tubuh dan pikirannya meminta seperti itu. Gadis belia yang belum paham makna
kukan hal sama seperti sang gadis. Ia ingin mengejar Adelia, selain ka
hari itu agaknya telah sukses dilakukan. Tapi, lihatlah si gadis enambelas tahun itu? bukannya terlihat senang
-
nya udah berhasil." Begitu kata Tommy, saat dirinya telah berhasil menyusul Adelia.
kilah sang gadis, sambil membuan
apa langsung pergi gitu
au pulang. Capek, Bye!" tutup Adelia, lalu me
" tegur Tommy yang membuat si gadis
suk ke dalam rumah tanpa berkata apapun lagi. Bahkan, sang gadis langsung saj
am
up keras, hingga membuat To
," gumam sang pemuda, lalu dia memutuskan pergi da
-
wajahnya cemberut gitu?" sapa Mira yang s
menjawab, yang langsung memb
h loyo." Demikian wanita berparas keibuan itu menanggapi dengan nada jen
i tidak mendapatkan tanggapan apapun dari sang anak. Adelia han
n mendekat ke arah sang Mama u
khawatir dong." Tanya sang Mama sem
um teramat lebar. Saking lebarnya, hingga membuat garis-garis di wajah sampai terbentuk. Lalu sor
a, acting aku bagus kan, Ma?" demikian ucap Adelia yang seketika membua
g suka banget ngisengin Mamanya. Sini-sini, mana..." Mira yang hatinya merasa plong karena mengetahui s
, coba kejar aku," goda Adelia kepada san
menit. Sampai pada akhirnya, dering suara panggilan masuk dar
dan nggak bau acem," saran Mira yang dibalas anggukan paham oleh san
-
hari ini. Karena ia jadi pusing sendiri, saat tak menyangka dengan ending hari itu. Dimana niat awalnya yang semula
man tentang perkara gebetan. Namun kini, perasaan dan pikirannya seakan menjadi
bergegas saja mengambil handuk untuk langsung pergi mandi. Bergeg
ara it
g masih terlihat muda itu sedang duduk di teras bersama dengan tetangga
kepada sang keponakan, sembari m
i bergantian menyalami tetangga
g. Dulu pas main ke rumahku, masih kecil banget." Begitu antusias, s
nya nangis. Tommy kecil bilang, pengen dedek ya, terus minta Aruna dibawa pulang. Hihihi, terus karena
sembari menggaruk belakang kepalanya yang tidak
nget, do
Susan yang dibalas anggukan mengiyakan dari Tommy. P
a itu tidak bisa lagi memiliki anak. Lebih tepatnya bukan karena tidak bisa, namun lebih untuk tidak d
-
ulu duduk di tepi tempat tidurnya sembari mengecek ponsel untuk mengetahui jika ada pesan atau pan
Tommy pada hari itu. Wanita paruh baya yang begitu menyayangi T
n Papanya. Karena, hanya ia satu-satun
*