Gairah Liar Kakak Tiri
Na
an lalu yang membuat dia harus kehilangan pekerjaannya. Dan kini paling penting baginya adalah ibunya. Kel
n dirinya membantu ibunya melakukan pekerjaan rumah. s
ekolah?" tanya L
sekolahnya. Tetapi tidak ada biaya untuk membayar uang ujian sebentar lagi. Nayla hanya ter
napa diam?" t
is. "Gak apa-apa," jawabnya santai. "Oya, ibuk
u mengecup pipi ibunya dari belakang, dengan tangan meling
ih-bersih rumah. Sudah lama bunga-bunga di lu
" jawab Nayla
asak buat ibunya. Nayla sangat pandai dalam urusan dapur. Tetapi d
ya yang menyeruak masuk ke dalam penciumannya. "Baunya saja menggiurkan, pasti ibu suka!" N
dia masih kecil karena serangan jantung. Dan kini ibunya lebih
mulai rapuh, lunglai. Linda mencoba mencari pegangan di atas meja tepat di samoingnya. Kepalanya yang sangat berat seketika
n kakinya keluar rumah. Seketika dia berlari melihat ibun
yla panik, berlari m
akta sudah memb
enepuk-nepuk pipi ibunya, air matanya sudah tidak bis
k An
adaan Nayla, seketika pandangan matanya tertuju
Nayla?" gumam Anggara dalam hatinya. Dia mengamati setiap sudut rum
encoba membuka pagar kayu berwarna putih yang menutupi bagian depa
ih itu. Seketika dia mengernyitkan matanya melihat wanit
elihat betapa sedihnya jika kehilangan ibunya. Itu yang dia rasakan beberapa minggu lalu. Tubuh Anggara gemetar seketika, dia mengepalka
natap ke depan. Berlari men
h?" tanya Anggara sok perduli. Duduk
butuh bantuan kamu." Nayla me
bu kamu. Memangnya kamu mau jika ibu kamu kenapa-napa?" tegas
t tubuh ibu Nayla, beranjak berdiri melangkah cepat menuju ke mobilnya. Dan di ikuti Nay
ya," ucap An
an Anggara meletakkan ibu
k perlu berlama-lama. Dia melaju dengan kecepatan tinggi menuju ke rumah sak
at dan dokter untuk segera men
menangis tersedu-sed
ulu di sini,"
Nayla menatap
aikan," ucap Anggara beranjak berdiri. Dia mulai merasa sang
aku antar sampai ke
tunggu saja
mah, lalu melangkahkan kakin
kamarnya. Beranjak duduk di dekat jendela kaca memandang pemandangan taman dari kamarnya yang te
berlebihan pada
sekali mendekap menenangkan hatinya. Tapi aku siapa? Aku bukan siapa -siapa
tipis, memikirkan di mana di saat dia selalu membuat dia marah. Wajah cantik wanita itu t
ayahnya yang tiba-tiba membuka pintu kamar
asuk?" tanya A
ar memang
aku lagi
ingin bicara pe
njak berdiri melemparkan b
uarl
." ucap Anggara meninggikan suaranya, men
k punya wewenang untuk
g memerintah k
. Saya hanya menerima p
Anggara, mendorong tubuh Ken assiten pribad
" umpatnya, sembari menutup pintunya keras. Hingga s
a dia bisa s
gkin memang dia ti