icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Gairah Liar Kakak Tiri

Bab 4 Masih marah

Jumlah Kata:1100    |    Dirilis Pada: 14/12/2022

Na

an lalu yang membuat dia harus kehilangan pekerjaannya. Dan kini paling penting baginya adalah ibunya. Kel

n dirinya membantu ibunya melakukan pekerjaan rumah. s

ekolah?" tanya L

sekolahnya. Tetapi tidak ada biaya untuk membayar uang ujian sebentar lagi. Nayla hanya ter

napa diam?" t

is. "Gak apa-apa," jawabnya santai. "Oya, ibuk

u mengecup pipi ibunya dari belakang, dengan tangan meling

ih-bersih rumah. Sudah lama bunga-bunga di lu

" jawab Nayla

asak buat ibunya. Nayla sangat pandai dalam urusan dapur. Tetapi d

ya yang menyeruak masuk ke dalam penciumannya. "Baunya saja menggiurkan, pasti ibu suka!" N

dia masih kecil karena serangan jantung. Dan kini ibunya lebih

mulai rapuh, lunglai. Linda mencoba mencari pegangan di atas meja tepat di samoingnya. Kepalanya yang sangat berat seketika

n kakinya keluar rumah. Seketika dia berlari melihat ibun

yla panik, berlari m

akta sudah memb

enepuk-nepuk pipi ibunya, air matanya sudah tidak bis

k An

adaan Nayla, seketika pandangan matanya tertuju

Nayla?" gumam Anggara dalam hatinya. Dia mengamati setiap sudut rum

encoba membuka pagar kayu berwarna putih yang menutupi bagian depa

ih itu. Seketika dia mengernyitkan matanya melihat wanit

elihat betapa sedihnya jika kehilangan ibunya. Itu yang dia rasakan beberapa minggu lalu. Tubuh Anggara gemetar seketika, dia mengepalka

natap ke depan. Berlari men

h?" tanya Anggara sok perduli. Duduk

butuh bantuan kamu." Nayla me

bu kamu. Memangnya kamu mau jika ibu kamu kenapa-napa?" tegas

t tubuh ibu Nayla, beranjak berdiri melangkah cepat menuju ke mobilnya. Dan di ikuti Nay

ya," ucap An

an Anggara meletakkan ibu

k perlu berlama-lama. Dia melaju dengan kecepatan tinggi menuju ke rumah sak

at dan dokter untuk segera men

menangis tersedu-sed

ulu di sini,"

Nayla menatap

aikan," ucap Anggara beranjak berdiri. Dia mulai merasa sang

aku antar sampai ke

tunggu saja

mah, lalu melangkahkan kakin

kamarnya. Beranjak duduk di dekat jendela kaca memandang pemandangan taman dari kamarnya yang te

berlebihan pada

sekali mendekap menenangkan hatinya. Tapi aku siapa? Aku bukan siapa -siapa

tipis, memikirkan di mana di saat dia selalu membuat dia marah. Wajah cantik wanita itu t

ayahnya yang tiba-tiba membuka pintu kamar

asuk?" tanya A

ar memang

aku lagi

ingin bicara pe

njak berdiri melemparkan b

uarl

." ucap Anggara meninggikan suaranya, men

k punya wewenang untuk

g memerintah k

. Saya hanya menerima p

Anggara, mendorong tubuh Ken assiten pribad

" umpatnya, sembari menutup pintunya keras. Hingga s

a dia bisa s

gkin memang dia ti

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka