BELENGGU CINTA PRIA ASING
ambut cokelat layaknya gandum basah itu
an satu-satunya harta tabungan yang ia pun
h dengan ucapanku?!! Anak macam apa kau ini?!!" sentak
la merengek, buliran bening di kedua pel
ak uang?!! Kau tahu aku butuh uang kan?!! Janga
erkerja keras selama ini untuk meng
aa
Arsila, hingga merah membekas telapak tan
ga pria yang dipanggilnya ayah itu terlal
la, berhasil mengambil buku rekening dari
isi saldo yang tertera
a kau tuli?!! Apa kau tidak dengar kalau aku cari hutang sana kemari?! S
amang Arsila tak sanggup
kumpulkan agar Arsila bisa menyewa kost-kost-a
nkannya sekali pun. Harusnya aku kabur dari sini lebih cepat,' ba
melamar menjadi karyawan pabrik di lain kota, dia memperoleh peluang izin dari Zander
! Pagi-pagi betul kau pergi ke bank dan ambil semu
t untuk melanggar perintahnya. Tubuh Arsinya, yang ia dapati hanyalah perlakuan kasar dar
ng ia dapati hanyalah pukulan yang meru
enci melihat Arsila yang
tergelagap, Arsila m
ergi dari sini. Tentang uang aku pasti menghutang dulu kalau memang terdesak,' pikir Arsila merelakan
akan kukembalikan uangmu," cetus Zander sambil bergerak berlalu menjauh dari k
rharga di rumah mereka telah ludes habis dijual akibat Zander yang ketagihan bermain judi. Ketika memenangkan taruhan ya
a menghela nafas leganya. Lantas ia rapikan tia
di lantai dua, dapat Arsila lihat sebuah m
kunjung?" gumam Arsila yang mana j
dap-endap menuruni anak tangga. Dia sangat ingin ta
a berhenti tepat di belakang dinding pembatas guna menguping
h menunggak pembayaran hutangmu!!!" la
besar per tahunnya, bahkan bunganya sudah melebih
Suruh siapa kamu ber
ar sepuluh juta dan selanjutnya akan kucicil lagi
hahah
ila, seketika kedua netra cokelat Arsila
dia padaku? Maka akan aku anggap kau membayar dua per tiga huta
lengkan kepalanya, menyanggah semua isi pikiran yang menyatakan bahwa Zander
justru merasa diuntungkan karena membesark
ap Arsila ta
an. Kaki jenjangnya melangkah mundur
aa
ggol sebuah vas pada meja
r dan tamunya yang sama tuanya dengan Zander it
gan raut muka Zander yang sudah se
hnya, ia berteriak dan segera berlari s
begitu saja, Zander langsung mengejar, begitu juga
alas, ia sudah berhasil keluar rumah. Men
abur sejak dulu!' maki Arsila terha
ander akan setega itu
buat Arsila putus asa, dia sudah bergerak sangat jauh dari rumahnya, ta
er membuka kaca jendela pada kursi penumpang depan yang ia singgahi, jarak mereka
aku!!! Tolong!!!" Arsila masih terus me
tah, yang penting Arsila terbebas dari Zan
aakh
iki Zander dan para penagih hutang itu, hingga kedua mobi
a lega karena mobil yang ditumpan
ri kaca mobil yang tadi mengejarnya, bahwa Zander sedang m
i melesat cepat untuk menabrak kini pintu depannya terbuka. Tampak so
ukk
ahan, jadi bersimpuh di ata
pada pria berjas yang mendek