Hasrat Liar Janda Muda
tu bersemangat untuk bertemu gadis cantik itu. Seolah dirinya ak
n. Gadis cantik itu sengaja menyibukkan pikirannya untuk melupakan apa yang telah terjadi pada dirinya, tetapi diam
tersebut, setelah selesai antarkan saja pada departemen pengembang
g begitu cerah serta awannya yang putih bersih. Gadis cantik itu menghirup udara u
apa ada sesuatu yang mengganggu pikir
u ingin keluar dari zona nyaman ini tetapi apakah hasilnya nanti a
ri, baiklah saya akan pergi." Maya kelua
a lalu ia berbalik. Sekretaris Karin itu mengernyitkan keningnya menatap seorang lelaki dengan pakaia
hu anda siapa?" tanya
ya Karin kan, kalau boleh aku minta tol
ingin bertemu dengan beliau anda harus membuat janji temu terleb
ndesak jadi aku tidak sempat membuat janj
k tahu apa yang mereka perbincangkan. Melihat sekretarisnya tidak mampu menghadapi E
erihal kemarin. Sebenarnya aku tidak tahu bahwa it
ci Edo saat ini, jika diperbolehkan ia ingin membunuh pemuda yang telah merenggut kesucian bibirnya. Maya terkejut melihat
perlu jangan pernah ia menginjakkan kakinya ke pe
itu. Edo dan Maya sampai di depan perusahaan, tidak ada percakapan di antara mereka. Melihat Edo
*
n akibat perbuatannya sendiri. Ia memang salah telah melakukan hal itu, tetap
masih ada hari esok untuk membalaskan tamparan ini," ucap Edo
merasa bersalah telah melakukan hal tersebut pada lelaki yang telah merenggut sesuatu yang pentin
untuk bertemu siapa pun, jadi silakan nikmati wa
jadian hari ini, saya tidak ingin publik tahu. Kamu tahu kan resikonya jika pihak publik tahu." K
ja tidak mengobatinya agar keluarganya tahu hal tersebut. Di saat sepe
ini, biar mama kasih pelajaran tuh orang, beraninya
ami punya sedikit masalah tadi. Makanya wajah
kukan hal seperti itu pada anaknya walaupun calon menantunya sendiri. Mama Edo memi
u, kamu tunggu di rumah saja! Biar mama yang bereskan in
*
uar dari ruangannya dan mengajak Maya untuk makan bersama. Karin hanya memiliki Maya sebagai sah
dis cantik itu duduk di sudut ruangan karena itu adalah tempat biasa mer
san kami akan segera menyiapkannya. Moh
ibuk memandang bangunan yang ada di luar kafe. Entah apa yan
do? Kenapa kamu semarah itu sama dia, gak biasanya
, cukup aku dan dia saja yang tahu. Lagian aku
h baya dengan langkah tergesa-gesa menghampiri Karin dan Maya. Ma
n berdua yang bernama
a? Maaf saya tidak meng
lakukan anak saya seperti itu, kamu pikir kamu si
ng kayak buaya buntung itu untuk jangan percaya diri gitu ya. Memang benar kata pe
angan gadis cantik itu berhasil menahan tangan mam
an yang menjijikkan ini, aku tidak su