Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Sang Pemuas
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Pesawat China Airlines landing dengan tepat waktu. Wanita berwajah jelita, berkulit putih dengan tinggi semampai berjalan ke luar dari gedung airport negara 'Seribu Cahaya' lalu mengarah ke pintu arrival. “Welcome to Karachi!!” sapa seorang sopir yang menjemputnya.
Wanita cantik dengan perkiraan usianya baru menginjak 25 tahun ini menyimpulkan senyuman terpaksa, “Thank you!” jawabnya dingin. Sepertinya ia tidak begitu suka kalau sopir mewakili suaminya.
Gapah, ia pun masuk ke dalam mobil. Setelah duduk, kedua matanya menyorot pada kaca spion. “Pak, memangnya Steven lagi dimana?” tanyanya.
“Nyonya Lyn, saya kurang tahu, Tuan lagi dimana, hanya saja beliau menyuruh untuk menjemput!” jawab sopir sambil mengarahkan pandangannya sehingga kedua mata mereka menyatu pada kaca spion.
***
Lyn Lyana adalah istri keempat dari Steven Alessio, yang sudah tak bisa menahan rindu. Ia terbang dari China ke Pakistan setelah suaminya sudah hampir tujuh bulan tidak menemuinya. Betul, menjadi seorang istri pembisnis sukses yang memiliki asset di beberapa belahan dunia membuat Steven bebas menikah dengan siapa saja yang terikat padanya. Apalagi, tubuh atletis serta berwajah tampan membuat dirinya tak kesusahan untuk mendapatkan wanita cantik juga berkelas.
Di tempat lain, Steven sedang berada di sebuah hotel mewah bersama wanita yang baru dikenalnya bernama Paula Cristian dalam acara meeting tadi siang. Mesra, dia menggarap tubuh halusnya, “Sayang, milikmu begitu enak dan sempit!” racau Steven.
Setelah melakukan ritual layaknya seperti pasangan normal, ia pun mulai dengan adegan yang begitu extreme, kekasihnya diikat dalam keadaan tak berpakaian kemudian dicambuknya.
Namun, Steven merasakan hal yang luar biasa, kekasihnya begitu menikmati bahkan meminta posisinya digantikan oleh Steven. “Oh sayang, kamulah wanita yang aku impikan…” lirih Steven. Mereka berdua bergantian hingga kelelahan.
Setelah melakukan itu,Steven memeriksa ponselnya dan membaca pesan masuk dari sopir pribadinya, "Tuan, nyonya Lyn menginap di hotel ‘Pearl Continental’ di kamar nomor 1225."
Melihat informasi seperti itu, Steven segera meraih baju dan memakainya. ‘Lyn, kenapa kamu harus datang ke sini sih?’ ucapnya dalam senyap.
Melihat itu, kekasihnya segera meraih lengan Steven, “Sayang, besok aku check out sendiri?”
Steven tersenyum, “Iya Paula sayang...” lirihnya sambil memberikan ribuan dollar tanda terima kasih.
Setelah itu, Steven meninggalkan Paula yang masih tak menggunakan sehelai pakaian pun di atas tempat tidur. Lalu, bergegas ke luar dari kamar hotel 1230. Sekarang menuju ke kamar nomor 1225, dengan posisinya hanya tinggal belok kanan dan beberapa langkah saja. Begitu sampai, pintu kamar pun diketuknya.
Tidak begitu lama Lyn membukanya. Matanya menatap pupil biru suaminya, kemudian serta merta memeluk erat tubuh kekarnya sambil berbisik, “Sayang, tadi kok tidak jemput sih?”
Steven menyambut pelukan hangat istrinya, lalu menjatuhkannya ke atas tempat tidur. Sepertinya Steven memang maniak dalam bercinta. Padahal tadi beberapa menit yang lalu dia menghujamkannya pada nirwana kekasihnya. Kini, eggplant-nya telah berdiri kembali dan siap menghantam milik sahnya!
Inilah yang Lyn tidak bisa melupakan Steven, hingga dia bisa mengejarnya. Lyn memejam dan membuka matanya, karena mulut Steven sedang asyiknya menjilat nirwananya, seperti anak kecil memakan es krim. “Steve, ayo lanjutkan...” Lyn nafasnya turun naik.
Sedangkan Steven seperti kuda yang tak berhenti berlari. Namun, Lyn selalu berontak ketika suaminya meminta dari belakangnya. Seketika Steven menjadi beringas dan mengikatnya seperti seekor puppy, lalu mensumpal mulut Lyn dengan underwear miliknya. Steven semakin ganas, ketika melihat Lyn meronta dan menangis.
Pagi harinya Steven meninggalkan Lyn yang tampak seperti seseorang yang telah dianiaya. Sambil menengok ke arahnya Steven membuka suara, "Cepat bangun, kamu ke sini minta itu 'kan?" ucapnya sambil bergegas meninggalkannya untuk pergi ke kantor untuk meeting.
"Maafkan, jika itu begitu tragis dan bahkan siksaan bagi semua istri-istriku.Tapi, seperti itulah caraku menikmati s*x!" Steven berucap pada stir mobilnya. Walaupun sejujurnya dia begitu sangat menderita dengan semuanya.
Di tengah-tengah pekerjaannya, dia dikejutkan dengan photo kebersamaan dengan kekasihnya semalam tersebar di internet.
"Kenapa seperti ini? Apa maksudnya wanita l*cah ini menyebarkannya?"ujarnya sembari mengepalkan tangannya, dengan cepat dia segera menekan nomor kekasihnya itu.
"Hey, mau kamu apa lagi?" sergah Steven. Di ujung telepon kekasihnya menyahutnya, "Aku hanya ingin kamu selamanya! Kamu harus berjanji padaku!"