Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Sang Pemuas
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Nigel melangkah dengan gontai menuju halte bis yang akan membawanya ke apartemen. Pemuda berabut cokelat keemasan itu baru saja kehilangan pekerjaan sebagai seorang pengantar makanan. Review bintang satu yang didapat oleh pelanggan terakhirnya lantaran makanan yang terlambat datang dan penataan yang tak lagi menarik.
“Huh, harusnya aku tak perlu repot-repot datang ke kantor, dengan begini aku tak perlu berurusan dengan si arogan Jenkins yang akhirnya memecatku. Harusnya kuterima saja sanksi suspend selama dua minggu ini,” runtuknya sepanjang perjalanan.
“Sial … sial!” Nigel terus saja memaki kebodohannya.
Dia yang sedang emosi, pun tak memperhatikan keadaan sekitarnya, sampai-sampai bertabrakan dengan seseorang.
“Hei, gembel kau buta ya! Jalan saja sampai harus menabrak pacarku!” seru seorang lelaki yang bersama perempuan yang tak sengaja bertubrukan dengannya.
Nigel pun mendongak dan bermaksud untuk meminta maaf, tapi perempuan di hadapannya hanya menunduk sembari menutupi sebagian wajahnya dengan telapak tangan. Nigel menyipitkan mata kemudian mengangguk, ia tahu betul siapa perempuan yang tak sengaja bertubrukan dengannya.
“Bella?” tegurnya memastikan perempuan itu.
Tentu saja Nigel sangat mudah mengenali sosok yang ada di depannya, walaupun perempuan itu berusaha untuk menyembunyikan jati dirinya.
“Hmm kau kenal dia, Sayang?” tanya lelaki yang tadi memarahi Nigel.
“Sayang? Dia memanggil Bella dengan sebutan sayang?” tanya Nigel dalam hati sambil tangannya mengepal kuat seolah menahan amarah.
Bella masih belum menjawab, ia membuang muka dan seperti memberi kode pada lelaki di sampingnya.
“Oh jadi ini lelaki bodoh yang selama ini kau ceritakan? Sudahlah Bella sayang, tak ada gunanya kita sembunyi-sembunyi seperti ini? Biar saja dia tahu kebenaran yang terjadi,” jawab lelaki yang bersamanya.
Perlahan Bella pun mendongak dan menurunkan telapak tangannya. Ia tak lagi canggung dan menggandeng tangan lelaki yang ada di sampingnya dengan mesra.
“Hmm iya, ini aku, memangnya kenapa. Baguslah kita bertemu di sini, jadi aku tidak perlu lagi memikirkan cara untuk bilang putus hubungan denganmu,” jawab Bella.
Perempuan yang ditubruknya itu adalah Bella Hughes, yang beberapa bulan belakangan ini mendampinginya. Nigel begitu mencintai Bella, hingga rela melakukan apapun untuk kebahagiaan Bella, perempuan muda yang memiliki kecantikan di atas rata-rata. Bahkan Nigel rela kerja banting tulang sebagai pengantar makanan hingga kurang tidur dan menghemat pengeluaran agar bisa memenuhi keinginan Bella.
“Kau akan meninggalkanku Bella?” tanya Nigel tak percaya.
Bella tak menjawab, justru jemarinya yang lentik diletakkan pada kening Nigel lalu mendorongnya.
“Kau pikir saja sendiri, itu pun kalau kau punya otak. Oh iya ini adalah kekasihku Jordan Wright, dia pewaris tunggal keluarga Wright, kau tahu kan siapa mereka? Salah satu orang terkaya di kota LongBay City,” Bella dengan bangga memperkenalkan kekasih barunya.
Jordan pun dengan percaya diri merapikan kerah kemejanya dan merangkul pinggang ramping Bella, sengaja membuat Nigel semakin cemburu.
“Hmm sebenarnya Bella bukan berencana untuk meninggalkanmu, tapi ia sudah meninggalkanmu. Karena hmm kau tahu sendiri kan, Bella begitu cantik seperti bidadari, tak mungkin kan kalau ia harus bersanding dengan seorang lelaki gembel sepertimu?” sindirnya diikuti dengan tawa renyah Bella yang menggemaskan.
“Kau … kenapa kau lakukan ini Bella? Aku sudah berjuang banyak untukmu. Bahkan aku rela makan hanya dua kali dalam sehari dan mengambil banyak orderan hanya untuk menyenangkanmu,” balas Nigel dengan penuh kekecewaan.
“Ha ha … kau ini ternyata selain bodoh juga tuli ya. Jordan kan sudah bilang kalau kau ini tidak pantas untukku. Kau ini lelaki yang tidak berguna sama sekali. Orang sepertiku mana bisa jika harus hidup bersamamu. Kau lihat, apa kau sanggup memberikan ini untukku?” jelas Bella sambil menunjukkan beberapa paperbag berlogo produk fashion branded yang harganya bisa mencapai ribuan dolar.
Nigel diam saja.
“Tentu kau tak sanggup kan? Ha ha.”