Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
"Apa, Dok? Adik saya harus segera di Operasi?" tanya Mauren dengan suara terbata.
Gadis cantik yang berusia 21 tahun itu begitu terkejut sekali ketika dirinya mendengar kabar tersebut. Sang Adik mengidap penyakit Asam lambung, dan harus segera di Operasi. Mauren tampak bingung, sedangkan biaya operasi pastinya tidak sedikit. Pekerjaan Mauren hanya seorang Office Girls disebuah perusaan ternama di kotanya. Mauren hanya tamatan SMA, dia juga sudah tidak punya ibu dan bapak, bisa dibilang Mauren dan Adiknya yang bernama Marisa sudah yatim piatu. Usia Marisa baru 18 tahun, baru saja dinyatakan lulus.
"Iya, Mauren. Penyakit asam lambungnya sudah kronis, kalau tidak segera di Operasi akan memperburuk keadaan Marisa," ucap Dokter Vira, memperjelas ucapannya.
Mauren tidak mau sampai terjadi sesuatu hal buruk menimpa Marisa. Bagaimana pun caranya, dirinya harus bisa mendapatkan biaya operasi tersebut.
"Dokter Vira, lakukan saja apa yang terbaik untuk kesembuhan Marisa. Tolong, Dok! Saya janji, saya akan melunasi semua biaya operasinya." Mauren memohon dengan sangat penuh harap, sampai Mauren memegang kedua tangan Dokter Vira.
Mauren berharap sekali mendapatkan keringanan dari pihak rumah sakit.
"Baik, Mauren. Marisa adalah pasien saya, jadi operasi akan saya tindaklanjuti. Tapi, besok sore biaya operasi itu harus sudah ada. Maaf, karena ini sudah prosedur rumah sakit," ujar Dokter Vira.
Tidak masalah bagi Mauren, asalkan pagi ini Marisa segera di Operasi.
"Iya, Dok. Saya sanggup!" Marisa berkata dengan percaya diri, meyakinkan Dokter Vira kalau dirinya pasti akan mendapatkan biaya tersebut.
Padahal, Mauren bingung saat ini! Dalam waktu singkat dirinya harus mendapatkan uang sebanyak itu dari mana?
'Apakah aku harus ngepet?' seloroh Mauren dalam hati.
***
Disebuah Perusaan Antarika Grup, yang dipimpin oleh seorang pengusaha yang tak lagi muda, yaitu Jian Fan, usianya 47 tahun. Saat ini dirinya kedatangan sahabat dekatnya, siapa lagi kalau bukan Mahendra Atmaja, usianya 48 tahun seorang Duda anak satu.
"Apakah masih belum ada kabar juga tentang Stella?" tanya Mahendra, pria dewasa itu kerap dipanggil Hendra. Hampir setiap bertemu dengan Jian, Mahendra selalu menanyakan tentang Stella, Stella dan Stella. Sampai membuat Jian bosan mendengarnya.
Sudah 21 tahun lamanya dirinya menanti sang mantan istri yang bernama Stella Munaf kembali lagi padanya. Entah ada apa gerangan, kala itu Stella pergi dari rumah hanya meninggalkan sebuah surat, dan surat itu ternyata surat gugatan perceraian. Kala itu, ketika usia Ariel (putranya) satu tahun. Sampai saat ini, Mahendra belum mengetahui alasan yang jelas kenapa Stella, wanita yang teramat dia cintai pergi meninggalkan dirinya dan juga Ariel. Duda tampan itu terpaksa menandatangi surat gugatan perceraian tersebut karena selalu mendapat ancaman dari pihak keluarga Stella, jika Ariel akan diperjuangkan hak asuh agar jatuh ke tangan Stella, kalau misalkan hak asuh itu jatuh ke tangan Ibunya, Mahendra diancam selamanya dirinya tidak akan pernah bertemu dengan Ariel.
"Stella, Stella dan selalu saja Stella yang kau tanyakan! Sudah 21 tahun kau hidup menduda, membesarkan Ariel sendirian. Apakah tidak ada wanita lain yang bisa membuat kamu jatuh cinta, hah? Selain Stella?" Jian sampai geleng-geleng kepala, namun dirinya juga salut dengan kesetiaan Mahendra yang tidak pernah goyah sama sekali.
Jian dan Stella ada ikatan saudara, Stella adalah putra dari Sepupunya Mamanya Jian. Meskipun Jian dan Stella saudara, namun Jian tidak pernah mendengar kabar tentang Stella. Keluarga Stella memang tertutup sekali, sehingga Jian juga merasa kesulitan ketika dirinya membantu Mahendra untuk mencaritahu tentang Stella.
"Tidak ada satu pun wanita di dunia ini yang mampu menggantikan posisi Stella di hati aku!" Mahendra berkata dengan tegas, apa yang ia ucapkan benar adanya.
"Yakin?" tanya Jian, dirinya merasa tertantang sekali. Selama ini dirinya memang belum pernah mendekatkan Mahendra dengan wanita lain.
"Yakinlah! Kalau tidak yakin, mungkin sekarang Ariel sudah punya Ibu Pengganti," jawab Mahendra yang langsung berlalu keluar dari ruangan kerjanya Jian.
Jian tersenyum menyeringai. Entah apa yang Jian pikirkan saat ini?.
Terdengar suara ketukan pintu, tak lama setelah Mahendra berlalu pergi.
"Masuk!" teriak Jian, menyuruh orang yang mengetuk pintu ruangan kerjanya itu masuk.
Ceklek
Rupanya yang datang adalah Mauren, karyawannya yang bekerja sebagai Office girls.
"Permisi, Bos Jian!" Mauren masuk kedalam ruangan tersebut.
"Ada apa, Mauren?" tanya Jian santai, meskipun dirinya seorang pemimpin, Jian tidak pernah bersikap arogan kepada para karyawannya.
"Sebelumnya Mauren mau minta maaf, Mauren sudah lancang sekali. Tapi kali ini Mauren benar-benar sangat membutuhkan sekali biaya untuk pengobatan Adik saya, Bos. Jadi, bisakah Bos meminjamkan uang? Bos bisa memotong dari gaji saya nanti." Tanpa sungkan Mauren mengatakan langsung intinya kepada Jian, tidak ada waktu baginya untuk drama. Besok sore biaya pengobatan bekas Operasi Marisa harus sudah ada.
Sangat kebetulan sekali, Jian memang sedang mencari sosok wanita yang mampu meluluhkan hati Mahendra, wanita yang mampu mematahkan kesetiaan Mahendra terhadap mantan istrinya.
Jian tersenyum menyeringai, membuat dahi Mauren mengkerut, ia merasa bingung saja dengan sikap Bosnya itu.
"Bos, kenapa Bos menatapku seperti itu? Apakah Bos berpikir kalau aku harus menemani Bos tidur, menghangatkan tubuh Bos sampai bergairah? Seperti cerita-cerita di Novel? Saya siap, Bos. Beneran? Uang itu sangatlah berharga dibandingkan harga diri saya," seloroh Mauren, gadis itu memang sedikit barbar.
Jian terkekeh, kenapa gadis itu bisa membaca pikirannya. Namun, Mauren salah sangka, bukan untuk dirinya sendiri melainkan untuk sahabatnya.
"Keren!" Jian sampai bertepuk tangan, dirinya salut dengan keberanian dan perjuangan Mauren, kalau tidak ada tujuan tertentu, tujuan untuk mengetes kesetiaan Mahendra. Jian tidak akan pernah meminta Mauren untuk melakukan hal itu.
"Bos, aku tidak perlu pujian darimu. Ini darurat, saya sangat membutuhkan uang itu," ucap Mauren yang sudah mulai geram sendiri.
"Oke, tapi ada syaratnya. Bahkan saya akan mengubah nasib kamu yang ngenes itu, nasib kamu akan jauh lebih baik, mendadak kau akan tajir kalau kau berhasil melakukan tugas ini," ucap Jian menantang Mauren.
"Apa itu, Bos? Apa yang harus saya lakukan? Saya tidak perlu tajir mendadak, yang penting secepatnya saya mendapatkan biaya pengobatan adik saya."
Jian pun mengatakan apa yang harus Mauren lakukan, sedikit sulit sih! Tapi... sepertinya gadis itu merasa tertantang sekali.
"Bagaimana?" tanya Jian mengangkat sedikit alis bagian kiri keatas.
"Harus begitu ya, Bos? Tanpa ada pengaruh apa pun gitu?" tanya Mauren merasa ragu kalau dirinya bisa melakukan itu, namun dirinya merasa tertantang juga.
Uang bayaran seharga 350 juta akan masuk ke saku Mauren, jika Mauren berhasil.
"Iya, dong. Bagaimana?"
Mauren malah diam....
Apakah Mauren akan menerima tantangan dan tawaran dari Bos Jian?