Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
Syafa Sidqiah, seorang wanita muslimah yang cantik dan juga pintar. Dia adalah seorang CEO di sebuah perusahaan besar milik ayahnya. Namun, Syafa malah memilih melakukan pekerjaan lain dan mempercayakan perusahaannya kepada orang kepercayaan nya.
Dan hari ini adalah hari pertama Syafa bekerja sebagai sekretaris di kantor orang lain.
Terdengar aneh memang, sudah punya perusahaan sendiri tapi masih ingin kerja di kantor orang lain.
Tapi memang itu keputusan Syafa, jadi tidak ada yang bisa mencegah nya.
***
"Pak ayo cepat bawa mobilnya pak," desak Syafa kepada supir taksi yang sedang dia naikin.
"Iya neng, sabar. Ini juga udah cepat neng," jawab sopir taksi tersebut.
Syafa masih saja terlihat gelisah. Kenapa tidak, hari ini adalah hari pertama dia bekerja. Dia tidak mau membuat kesan yang buruk di tempat kerja nya hanya karena dia datang terlambat.
Taksi pun sudah berhenti di depan kantor. Dengan cepat Syafa langsung berlari kearah kantor nya.
Brukkk
Syafa menabrak seseorang. Dengan merasa bersalah, Syafa langsung meminta maaf.
"Maaf pak saya gak sengaja."
Orang tersebut menatap tajam kearah Syafa. Namun emang dasarnya Syafa yang tidak pernah takut malah membalas tatapan orang tersebut.
"Hei pak, kenapa bapak natap saya seperti itu? Ada yang salah?"
"Iya, memang ada yang salah. Anda sudah membuat pagi saya menjadi buruk!"
"Apa maksud bapak bilang kayak gitu? saya tidak pernah punya masalah sama bapak," balas Syafa tak mau kalah.
"Anda sudah menabrak saya dan itu adalah masalah anda!"
"Pak, apa bapak tidak sadar. Bapak itu jalan sambil sibuk memainkan ponsel tanpa memperhatikan jalan. Jadi bapak juga bersalah dalam hal ini!" ujar Nayla tak mau kalah.
Orang tersebut menjadi semakin kesal kepada Syafa yang tidak mau disalahkan.
"Kenapa anda malah menuduh saya, jelas-jelas anda yang sudah menabrak saya."
"Hei pak, kalau gak mau di tuduh itu, bikin jalan sendiri aja biar gak ada yang nabrak bapak lagi."
"Lama-lama pusing saya hadapin orang seperti anda. Mending saya pergi aja."
"Kalau mau pergi, ya pergi aja pak. Gak usah ngomong segala kali."
"Lama-lama nih orang bikin saya emosi!" ujar orang tersebut geram. Dia pun meninggal kan Syafa.
"Dasar orang aneh," ujar Syafa pelan tapi masih didengar oleh orang tersebut.
"Saya dengar!"
"Bagus deh kalau dengar."
Syafa pun melanjutkan langkahnya lagi.
***
Para karyawan di kumpulkan oleh Deni selaku menejer di perusahaan ini. Hari ini ia mewakili CEO nya untuk memperkenalkan sekretaris baru untuk CEO mereka.
"Baiklah, maksud saya mengumpulkan kalian disini yaitu untuk memperkenalkan sekretaris baru di perusahaan ini," ujar Deni.
"Dia adalah saudara Syafa Sidqyah," lanjut nya lagi.
"Sekarang kalian semuanya boleh berkenalan dulu," ijar Deni.
Satu persatu karyawan datang menghampiri Syafa untuk berkenalan.
"Hallo Syafa, aku Rianti, salam kenal ya."
"Hallo Rianti, salam kenal juga."
"Hai Syafa, aku Fina."
"Ha juga Fina."
Dan begitu selanjutnya mereka saling berkenalan.
Dan emang dasarnya Syafa itu orangnya mudah akrab dan cepat beradaptasi dengan orang baru, jadi dengan cepat ia langsung nyaman aja bicara dengan teman-teman barunya itu.
Setelah acara perkenalan selesai, Syafa dan karyawan lainnya pun mulai bekerja.
"Syafa ini meja kerja kamu ya," ujar Deni menunjukkan meja kerja Syafa.
Dan kebetulan meja kerja nya berada di depan ruangan Devan.
"Oke, terima kasih pak," ujar Syafa.
"Sama-sama. Semoga betah ya."
"Insyaallah pak."
"Yaudah, kalau gitu saya permisi dulu. Selamat bekerja," pamit Deni.
"Baik pak," balas Syafa sambil menganggukkan kepalanya.
Setelah Deni pergi, Syafa pun memulai pekerjaannya.
"Hai Syafa, semoga kamu betah ya kerja disini," ujar Rianti yang menghampiri Syafa.
"Insyaallah mbak," balas Syafa sambil tersenyum.
"Eits, jangan panggil aku mbak, panggil Rianti aja," ujar Rianti memperingati Syafa.
Syafa sedikit tersenyum.
"Baiklah Rianti," jawab Syafa.
"Oh ya, kalau boleh tau kamu udah ada ketemu belum dengan CEO kita?" tanya Fina yang juga ikut menghampiri Syafa.
Syafa menggeleng.
"Belum pernah."
"Kami harap nih ya, kalau kamu ketemu sama CEO nanti, kamu harus punya kesabaran yag ekstra," ujar Rianti tiba-tiba.
"Emangnya kenapa?" tanya Syafa bingung.
"Soalnya, dia itu orang nya galak," jawab Fina dengan membuat ekspresi seperti orang marah.
"Dia itu kerjaannya suka marah-marah mulu," tambah Rianti lagi yang semakin mengompori.
"Kalian ini ada-ada aja deh. Masa bos sendiri di bilang gitu," ujar Syafa sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.