Cinta yang Tersulut Kembali
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Mantanku yang Berhati Dingin Menuntut Pernikahan
Balas Dendam Manis Sang Ratu Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta di Jalur Cepat
Gairah Liar Pembantu Lugu
Jangan Main-Main Dengan Dia
Mantan Istri Genius yang Diidamkan Dunia
Tawaran Gila Suamiku
Di depan para tamu undangan, Selena dan James berciuman. Mereka sudah resmi menjadi sepasang suami-istri. Ibu James sangat bahagia melihat putranya sudah tak lagi melajang. Memiliki menantu adalah salah satu harapan terbesar Jessica sebelum dia meninggal.
Di dalam gendongan Jessica ada seorang bayi perempuan yang memakai bando lucu berbentuk bunga. Bayi itu memakai pakaian serba putih sama seperti tamu undangan lainnya di pesta pernikahan itu, sedangkan di dalam gendongan dua baby sitter ada dua bayi laki-laki dengan setelan pakaian yang warnanya sama dengan setelan jas James. Jessica menggendong bayi Selena dengan perasaan campur aduk. Jessica mengira kalau bayi yang ada di dalam gendongannya itu adalah cucu biologisnya, padahal itu keliru.
"Selena, James, mommy sangat bahagia atas pernikahan kalian. Mommy ingin kalian menjaga hubungan kalian ini dengan baik, agar hubungan kalian ini terus terjalin sampai kalian tua nanti." Jessica berpesan kepada sepasang pengantin baru itu.
Hari pernikahan itu sebenarnya hanya didambakan oleh Jessica, tidak dengan Selena dan James yang tidak saling mencintai. Jessica sudah mengundang banyak sekali teman-temannya dan kenalannya. Memamerkan kepada mereka semua bahwa putra kesayangannya, putra satu-satunya sudah menikah. Kebahagiaan Jessica sekarang tak dapat diukur dengan kata-kata.
Publik dibuat terkejut dengan hubungan antara James dan Selena, banyak orang yang tak menyangka kalau James sudah melepas masa lajangnya dan menikahi seorang wanita. Banyak pihak yang juga sebenarnya tidak suka dengan hubungan ini, perjodohan yang mereka rencanakan sudah gagal total. James, sang pengusaha sukses, sudah dimiliki wanita lain. Begitulah kekesalan dalam hati mereka.
James lebih banyak diam, memperbanyak minum dan makan hidangan, James mengalihkan perasaan dan atensinya dengan cara seperti itu. Masih belum dapat menerima pernikahan ini sepenuhnya, dia tidak ingin banyak bicara dulu. Biarlah ibunya berbincang dengan Selena, itu akan bisa memberikan ruang dan waktu bagi James untuk menyendiri.
"Hei, kenapa diam? Tidak ingin bermesraan dengan istri mu?"
Sebuah sapaan terdengar di telinga James, yang datang di hadapannya kini adalah tiga orang pria bersetelan jas warna abu-abu, biru Dongker, dan putih. Mereka bertiga adalah teman dekat James yang menjadi tamu undangan di pesta itu.