/0/22562/coverorgin.jpg?v=79ad4da2ee8b4c1948bdf5f78f4c2217&imageMogr2/format/webp)
1. The Tittle : Seputih Mawar.
Adinda tak pernah menyangka kalau hatinya yang sedang rapuh akan terbelah oleh kehadiran Shalu. Duda tampan dari negeri seberang yang gigih menunjukkan rasa sukanya tanpa peduli Dinda akan terima atau tidak. Sudah berulang kali Dinda mencoba menjauh namun pada akhirnya menyerah saat tanpa sengaja melihat Shalu kumat penyakit jantungnya, semua karena ucapannya. Dan ketika Shalu menodongkan senjata di kepalanya sendiri, tanpa sengaja isi hati Dinda terungkap.
Pagi yang dingin karena embun baru saja turun membuat Dinda malas melakukan pekerjaan rumahnya. Dia lebih memilih kembali ke tempat tidur dan masuk dalam selimut bermaksud kembali melanjutkan memejamkan mata. Namun karena tak jua terlelap akhirnya jemari tangannya meraih gawai yang ada di meja kecil samping tempat tidur.
" lt's you!"
Entah kenapa tangannya mengetik kalimat itu pada foto yang di unggah Shalu,tanpa peduli akan di balas atau tidak.Namun hati Dinda merasa ada sesuatu yang membuatnya ingin bertanya.
" Yes."
Tak di duganya kalau Shalu akan membalas komentarnya.Karena sejak inbox yang pertama kali, Shalu tak pernah lagi lagi membalas inbox dari Dinda.
" Good morning!" sapa Dinda yang mengira kalau di negaranya Shalu saat itu juga sudah pagi.
" Very very morning this time," sahut Shalu. Membaca balasan dari Shalu yang bilang masih terlalu dini untuk di bilang pagi membuat Dinda sadar, kalau ada perbedaan waktu antara dua negara meskipun masih satu benua.
"How time in your place?" tanya Shalu kemudian.
"04.30 am ," jawab Dinda, ada sedikit rasa penasaran di hati nya jam berapa di sana. "And your time?"
" 03.00, and night coming in 20.00 pm," papar Shalu yang memberi tahu kalau waktu malam di mulai jam delapan.Itu berarti jam sembilan lewat tiga puluh menit.
" Sorry!" Dinda mengirim pesan permintaan maaf saat sadar kalau di tempat Shalu bahkan belum tengah malam.
"Why sorry?" tanya Shalu yang heran kenapa Dinda minta maaf.
" Disturb your rest time," jujur Dinda menjawab kalau sudah mengganggu waktu istirahat Shalu.
" Its ok," jawaban pesan dari Shalu,lalu kembali datang pesan selanjutnya, "No problem!"
"Realy?" tanya Dinda tak yakin .
"Yes!" jawaban dari pesan yang di terimanya membuat hatinya lega. Setidaknya Dia tak mengganggu waktu istirahat dari Shalu yang mungkin ingin memejamkan mata.
" Thank you!" pesan yang kembali datang membuat keningnya berkerut. Akhirnya Dinda mengetik pesan dan bertanya, "For?"
" Your messege!" jawaban dari Shalu justru dirasa aneh olehnya, "Bagaimana bisa berterima kasih hanya karena di kirim pesan," batinnya.
" Will you become my friend?" Datang lagi pesannya yang menurut Dinda terasa aneh. Bukankah mereka sudah berteman, tapi kenapa juga Shalu bertanya apa dirinya bersedia berteman.
"Why you asking? We friend in fb?" jawabnya bingung, bukan karena pertanyaan dari Shalu tapi lebih bingung bagaimana nanti melanjutkan obrolan mereka. Sudah tak banyak lagi kosakata bahasa Inggris yang di ingatnya.
"Yes, you are right!" jawab Shalu membenarkan Dinda kalau mereka sudah berteman di Fb. "Send me your WA !"
"Apa! Kasih no WA gimana nanti kalau dia minta ngobrol di sana?" pikirnya. Tapi bagaimana menolaknya dengan halus, kembali Dinda berpikir keras berusaha mengingat kata apa yang harus di katakan. Tidak etis kan tadi Dia yang ngajak ngobrol duluan langsung bilang no.
Akhirnya Dinda bisa bernapas lega saat ingat dua kata yang di rasa tepat untuk membalas pesan Shalu, segera jemarinya mengetikkan kata, "Next time," segera pesannya terkirim dan tak menunggu lama centang biru terlihat.
"Oky," jawaban dari Shalu segera datang.Dinda merasa kalau Shalu orang yang baik, tak mau memaksakan kehendaknya.
"Where your husband?" tanya Shalu yang membuatnya sedikit terkejut. Setelah satu dua kali inboxnya tak di balas oleh Shalu tentu saja Dinda pikir kalau Shalu pasti cuek dan lupa dengannya, apalagi menanyakan keberadaan suaminya.
" Go to his office," jawab Dinda jujur. Karena memang Bayu suaminya baru saja berangkat ke tempatnya bekerja.
" Whats your job?" tanya Shalu menanyakan profesi Dinda sekarang, tentu saja Dia senang karena ada teman berbalas pesan.
"Sewing at home!" Dinda menjawab dengan jujur kalau Dia hanya penjahit rumahan. Tapi dalam hatinya ada sedikit rasa takut kalau Shalu bertanya lagi mungkin tak akan bisa menjawab. Bahasa lnggris yang di kuasainya cuma ada beberapa kata yang masih dia ingat.
" And you?" tanya balik Dinda pada Shalu.
" Just shopkeeper!" jawab shalu. Entah apakah Dia jujur atau tidak Dinda tak berani bertanya meski sedikit tak percaya. "Bagaimana mungkin seorang pramuniaga bajunya bagus semua," batinnya dalam hati.
" You not shy?" pesan dari Shalu yang menanyakan apa dia tidak malu membuat kening Dinda berkerut. Sambil berpikir dia lalu menjawab pesan itu dan bertanya, "Why?"
" Your friend just shopkeeper," terang Shalu kembali menegaskan kalau dirinya hanya seorang pramuniaga. Dan kembali datang pesannya yang seperti sebuah keluhan, "l am not rich man!"
Membaca pesan yang baru saja datang dari Shalu yang mengatakan kalau dirinya bukan orang kaya membuat Dinda paham maksud pertanyaan dari Shalu. "We same," hanya itu balasnya, karena nggak tahu gimana ngomongnya kalau dirinya juga bukan orang yang banyak duit. Bahkan terkadang Dinda tak pegang uang sama sekali, untung semua anaknya udah ngerti jadi mereka nggak minta uang jajan sama sekali.
"Realy! You not shy?" tegas Shalu seakan tak percaya kalau Dinda tak malu berteman dengannya.
" Yes!" jawab Dinda cepat.
/0/3098/coverorgin.jpg?v=b572666a44cf8421b559fc48be33c385&imageMogr2/format/webp)
/0/5131/coverorgin.jpg?v=9d07b6151e8ca4bab1e0f189b9753f88&imageMogr2/format/webp)
/0/14711/coverorgin.jpg?v=f70b58cfb03de8c029aaba1385c47d56&imageMogr2/format/webp)
/0/20214/coverorgin.jpg?v=20241030112650&imageMogr2/format/webp)