/0/13428/coverorgin.jpg?v=f5f1ee039192fbc2be110670d4476ba9&imageMogr2/format/webp)
Di sebuah ruang pertemuan yang megah dan gelap, seorang anak berlutut di hadapan ayahnya. "Kau memanggilku?" tanyanya, meski anak itu sudah bisa menebak apa yang akan dibicarakan bersama ayahnya.
Momen ini selalu menandakan masalah besar, atau lebih buruk-rencana licik yang melibatkan dirinya.
"Waktunya sudah tiba. Kau harus menikahi Elara, putri Dewan Menteri. Aliansi ini akan memperkuat kekuasaan kita dan menjaga dominasi keluarga Thorn."
Zane Alexander Thorn mengepalkan tangannya di sisi tubuhnya, menahan gejolak perasaan yang membakar di dadanya. "Aku tidak akan melakukannya," jawabnya tegas, suaranya tenang namun penuh tekad.
The Dominion berdiri megah di atas perbukitan, menjulang sebagai simbol kekuasaan dan kendali di tengah kekacauan dunia luar. Dinding dan pintunya terbuat dari batu dengan teknologi tinggi. Gerbangnya tidak dapat ditembus, dan dijaga oleh pasukan bersenjata dengan armor canggih.
Markas ini berada di bawah kekuasaan Marcus Thorn, Panglima Tertinggi yang memerintah dengan tangan besi. Marcus mengontrol setiap aspek kehidupan rakyatnya, termasuk keputusan pernikahan politik untuk putranya, Zane Thorn.
Marcus mengangkat alis, terlihat terkejut dengan penolakan itu. "Ini bukan permintaan, Zane. Ini perintah. Sebagai penerusku, kau harus melakukan apa yang diperlukan untuk kekuatan Dominion."
Ya, disanalah, pria yang mengajarinya segala sesuatu tentang perang dan kekuasaan, menatapnya dari ujung meja panjang itu. Mata sang Panglima Tertinggi menyipit, penuh dengan harapan dingin dan rencana yang sudah ia atur sejak lama.
Zane berdiri di ruang konferensi besar, mengenakan seragam Phantom Vanguard, pasukan elit yang ia pimpin. Wajahnya keras, matanya penuh bayangan kelam dari bertahun-tahun pertempuran. Tidak ada satu pun emosi yang terlihat di balik matanya yang tajam, kecuali amarah yang tersembunyi di balik ketenangan luar biasa.
Zane menatap langsung ke mata ayahnya, tak gentar sedikit pun.
"Aku sudah menjalani hidupku sesuai perintahmu, memerangi musuh-musuhmu, membalas dendam atas kematian yang kau anggap penting. Tapi pernikahan ini?" Zane berhenti sejenak, mengambil napas panjang.
"Aku bersumpah, aku tidak akan menikahi siapapun kecuali orang yang aku cintai."
Marcus berdiri dari kursinya, dia tertawa. Tertawa kecil bahagia, seperti ratusan lonceng, menular sekaligus menakutkan. Namun, wajahnya dengan cepat berubah gelap.
"Cinta?" ejeknya. "Cinta adalah kelemahan, Zane. Tidak ada tempat untuk itu di dunia ini. Kau akan mematuhi, atau kau akan hancur."
Zane mengepalkan tinjunya, merasakan kemarahan yang mendidih di dadanya. Hanya untuk kali ini, Zane menolak dikendalikan.
Marcus tertawa lagi. Kali ini sangat keras. "Ya ampun." Dia tersenyum, cerah, hangat dan sangat tulus. Lalu menggelengkan kepalanya.
"Lihatlah dirimu," katanya berteriak sambil menyeringai.
"Kau seorang pembunuh yang sempurna.. Kau tidak butuh cinta, Zane-kau butuh kekuasaan. Dan pernikahan ini adalah jalan menuju kekuasaan yang lebih besar."
"Aku tidak akan tunduk pada perintah ini," tegas Zane. "Jika kau ingin menikahkan Elara, carilah orang lain. Aku punya takdir sendiri."
Marcus menatap putranya dengan dingin, seolah-olah dia melihat seorang pemberontak, bukan darah dagingnya.
"Jika kau menolak, maka kau akan melawan lebih dari sekadar musuh di luar sana. Kau akan melawan aku."
Zane merasa udara di dalam ruangan menjadi berat, seolah-olah setiap kata yang keluar dari mulut Marcus adalah batu yang menghempaskannya ke dasar laut. Dia tahu bahwa penolakan ini bukan hanya sebuah pernyataan; itu adalah deklarasi perang terhadap ayahnya.
"Aku tidak akan menjadi alatmu lagi," kata Zane, suaranya tegas dan tak terbantahkan. Dia berbalik, bersiap meninggalkan ruangan, tetapi Marcus memanggilnya dengan nada yang penuh ancaman.
"Kau kira kau bisa melarikan diri dari tanggung jawabmu? Setiap langkah yang kau ambil, setiap pertempuran yang kau menangkan, semuanya untukku. Kau tidak akan pernah bisa membebaskan diri dari bayang-bayangku."
Zane berhenti sejenak, menyentuh pintu kayu yang berat sebelum berbalik.
"Mungkin, tapi aku akan berjuang untuk menjadi diriku sendiri. Dan jika itu berarti menentangmu, maka aku akan melakukannya."
Zane melangkah keluar, meninggalkan ruang konferensi. Meninggalkan Marcus yang masih berdiri dengan ekspresi marah dan terkejut. Dia bisa merasakan tatapan ayahnya membakar punggungnya, tetapi dia tidak peduli.
Di luar, seseorang sudah berdiri menunggunya. Seseorang yang sangat disukai Zane. "Mari, Tuan.."
Zane mengangguk singkat dan berkata. "Mantel ku, Reed."
Reed menunduk, tidak berani menatap atasannya alih-alih memberikan mantelnya. Kemudian ia mengikuti Zane dari belakang.
Saat tiba di ruang kerjanya, kepala Zane merasa berat. Ia mengusap tengkuknya yang kaku, beban yang tak tertahankan mendorongnya untuk mencari jalan keluar. Pikirannya pun berputar, lumayan lama, dan tiba-tiba ia terpikirkan sesuatu.
"Siapkan kendaraan."
"Tapi.. Tuan," Reed terlihat panik, hendak mengutarakan sesuatu.
"Kalian tahu apa yang harus dilakukan. Sekarang, pergi!"
"B...baik," katanya ragu-ragu. Reed segera melemparkan hormatnya kemudian melesat pergi.
/0/20569/coverorgin.jpg?v=0bd9dae0d2fcea4a443c8ecbd4d9ccc1&imageMogr2/format/webp)
/0/19225/coverorgin.jpg?v=20241030112404&imageMogr2/format/webp)
/0/25607/coverorgin.jpg?v=20250816130103&imageMogr2/format/webp)
/0/5258/coverorgin.jpg?v=99877193c0d67ea305742c9f6efb6d96&imageMogr2/format/webp)
/0/3662/coverorgin.jpg?v=a0710915f702a9c13f8ef5a52e415ef4&imageMogr2/format/webp)
/0/3798/coverorgin.jpg?v=0702451180b4f42c577d4b5554421ebe&imageMogr2/format/webp)
/0/12657/coverorgin.jpg?v=a61cd1a5245075029be81216d81ac9f4&imageMogr2/format/webp)
/0/5131/coverorgin.jpg?v=9d07b6151e8ca4bab1e0f189b9753f88&imageMogr2/format/webp)
/0/13713/coverorgin.jpg?v=a92b7d0008acd0c17b3bc1deeb0f9211&imageMogr2/format/webp)
/0/2646/coverorgin.jpg?v=0750096518f58d429c0eaa5c15660d31&imageMogr2/format/webp)
/0/15126/coverorgin.jpg?v=3a995cbe5ea1f22ba4cc08577ec6dd32&imageMogr2/format/webp)
/0/19827/coverorgin.jpg?v=42e4246edc332ad131b87f0fec77c2f4&imageMogr2/format/webp)
/0/18874/coverorgin.jpg?v=ee9d422b526d303c7530741041a3c165&imageMogr2/format/webp)
/0/29128/coverorgin.jpg?v=678a54cfd5d890246a6ff81bb3bc8de9&imageMogr2/format/webp)
/0/15746/coverorgin.jpg?v=dd951388bf1506d99ea44810f630efd4&imageMogr2/format/webp)
/0/9295/coverorgin.jpg?v=a0f7c3bac77f643079e98db620e8b81a&imageMogr2/format/webp)
/0/29173/coverorgin.jpg?v=1dcb4e2f61ac8c9239f0cd7c6807ea17&imageMogr2/format/webp)
/0/17365/coverorgin.jpg?v=20240419163749&imageMogr2/format/webp)