Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Gairah Liar Pembantu Lugu
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Sang Pemuas
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Suara alarm berbunyi. Di kamar yang cukup luas, bernuansa ungu seorang gadis menggeliat di balik selimutnya yang berwarna senada dengan kamar serta furniture lainnya. Semua serba ungu.
Tangan putih bersihnya berusaha meraih jam weker yang terletak di atas nakas tepat di samping tempat tidurnya,mematikan alarm tersebut. Mengumpulkan separuh nyawanya, mengucek kedua matanya agar penglihatannya bisa kembali normal.
Tak hanya itu, gadis itu kemudian mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi seperti yang biasa ia lakukan sebelum sebelumnya. Itulah kebiasaan wanita itu ketika bangun tidur.
Tanpa mengeluarkan suara, gadis itu beranjak ke bathroom, membersihkan diri kemudian mengambil air wudhu untuk menjalankan ibadah.
Selepas kegiatannya, ia melangkahkan kaki keluar kamar, menuruni anak tangga, menuju ke halaman rumahnya yang cukup luas. Berjalan pagi sambil menghirup udara sejuk nan segar.
"Kimmy!"
Ya, gadis itu bernama Kimmy Jordan. Seorang gadis cantik berusia 22thn, sedang menempuh pendidikan ilmu kedokteran. Setelah mendapatkan gelar S.Ked, ia masih harus menjalankan program pendidikan profesi atau koas.
Saat namanya disebut, gadis itu berbalik ke sumber suara. Suara yang sangat merdu di telinga.
"Iya ma. Ada apa?" Berjalan menuju ke sang mama.
"Bantuin mama dulu sayang, mindahin pot itu." Kiran adalah salah satu wanita gemar memelihara bunga, terutama bunga mawar dan bunga aglonema.
"Ma, perasaan baru tiga hari yang lalu para pot itu dipindahkan. Kenapa pindah tempat lagi?" Kimmy tak habis pikir dengan aktivitas yang menurutnya sangat membosankan itu.
"Disana pencahayaannya nggak bagus Kimkim sayang. Jadi harus pindah tempat lagi, biar bunganya sehat. Udah sini cepat, jangan banyak tanya." Tanpa memberikan waktu Kimmy berbicara, Kiran menarik tangan putrinya.
"Pencahayaan? Kayak mau ambil gambar aja ma," sahut wanita beriris hitam pekat itu.
"Jangan banyak komentar deh! Cepat bantu mama angkat."
Dengan mulut berkomat kamit Kimmy memindahkan satu persatu pot yang cukup besar dengan jumlah yang tak sedikit.
Saat semuanya telah selesai Kimmy menepuk kedua tangannya yang cukup berdebu. "Udah Ma. Kimmy harus mandi. Mau ke Rs nih!"
"Oke. Pergi mandi sana nanti kamu telat lagi." Mengibaskan kedua tangannya tanpa melihat putrinya.
Sebelum melarikan diri, Kimmy mencium pipi Kiran dan mencubit pipi Kiran hingga membuat wanita paruh baya itu berteriak. "Dasar bocah!" Namun ia tetap tersenyum.
*****
"Kimmy, sarapan dulu sayang!" teriak Kiran memanggil putri kesayanganya.
Dengan langkah terburu-buru Kimmy menuruni anak tangga, ransel yang ukurannya cukup kecil melekat di punggungnya.
"Pagi Pa, pagi Ma." Sapanya tersenyum.
"Pagi anaknya Papi. Are you okay?" Bukan tanpa tujuan pertanyaan itu terlontar dari bibir Jordan selaku ayah yang juga berprofesi sama dengan Kimmy, sebab semalam mereka sempat bersitegang.
"Hmm, i'am okay Pi." Meraih roti tawar lalu mengolesnya dengan selai coklat seperti biasanya.
"Baguslah! Habiskan sarapanmu."
Kimmy mengangguk tanpa menjawab, lalu meneguk susu coklat hangat yang di depannya.
Saat semuanya selesai Kimmy berpamitan kepada kedua orang tuanya lalu melangkah ke garasi mengambil mobil putihnya.
.
"Pagi Kim!" sapa teman sejawatnya saat mereka berpapasan di parkiran Rumah sakit.
"Hey, pagi Inggit."
"Laporan sudah selesai?" Kimmy mensejajarkan langkahnya dengan gadis cantik bak model itu, masuk Rs menuju ke ruangan mereka.
"Sedikit lagi!"
"Sama, aku juga."
Pembicaraan itu mengalir seputar tugas tugas mereka di RS tersebut. Sembari membalas sapaan sesama teman sejawat ataupun teman lainnya yang berbeda profesi.
Kimmy dan Inggit melakukan kegiatan rutin mereka setelah sampai di Rs. Kembali bergelut dengan laporan setelah semua kegiatan rutinitasnya terlaksana. Dengan jemarinya yang masih memegang pena Kimmy mengingat kembali percakapannya dengan kedua orang tuanya semalam.
Flashback On
"Kim, ada yang ingin kami bicarakan sayang!" pinta Kiran.
Jordan dan Kiran saling pandang, bermaksud saling mendorong dengan tatapan. Papi yang ngomong. Mami yang ngomong. Seperti itulah kira-kira.
Kimmy mengerutkan keningnya saat kedua orang itu hanya diam dan saling menatap.