Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Kasih Sayang Terselubung: Istri Sang CEO Adalah Aku
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Dikejar Oleh Sang Miliarder
Mantanku yang Berhati Dingin Menuntut Pernikahan
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Jangan Main-Main Dengan Dia
Kembalinya Mantan Istriku yang Luar Biasa
Jrengg!!
Mengapa kau tak membalas cintaku
Mengapa kau abaikan rasaku
Ataukah mungkin hatimu membeku
Hingga kau tak pernah pedulikan aku
"Berisik woi!" Seru seseorang yang tengah tidur diatas tiga bangku yang di susun memanjang.
Seruannya membuat gadis yang baru saja bernyanyi di ambang pintu itu berdecak kesal. Dengan menghentakkan kakinya keras ke lantai, gadis itu berjalan mendekati orang yang tengah tiduran di bangku.
Gadis itu menggeret satu bangku sehingga menimbulkan suara decitan. Gitar yang ia bawa di pangku di atas paha.
Matanya mengedar menatap sekeliling ruangan kelas XI IPS I itu. Sepi memang karena ini adalah waktunya istirahat. Kemudian gadis itu menurunkan pandangannya menatap lelaki yang tengah tiduran dengan lengan yang di tumpu menutupi matanya.
Kedua sudut bibirnya terangkat sempurna. Matanya tak teralihkan barang sedetik pun dari lelaki itu. Lelaki itu tak bergeming. Ia masih setia dengan posisinya tak mempedulikan adanya orang lain selain dirinya.
Jari-jemari gadis itu kembali memetikkan gitar yang berada di pangkuannya. Menghasilkan alunan petikan yang lembut.