/0/17384/coverorgin.jpg?v=824555dd66945fa97551dd6fb5bd7e30&imageMogr2/format/webp)
"Yasmin!" Kana berteriak dengan suara keras dari ambang pintu.
Wanita itu berlari sambil berteriak. Dia ingin segera tiba di meja rekan kerja dan sahabatnya. Yasmin yang awalnya fokus ke layar komputer hanya menggelengkan kepalanya, kaget dengan ulah Kana.
Di sisi lain, Kana yang sedang terburu-buru hampir menabrak beberapa karyawan lain yang sedang berjalan di sekitar ruangan.
"Ada apa, Kana? Kayak dikejar setan," sindir Yasmin dengan wajah datar.
Di saat Yasmin sibuk mengoceh karena ulah temannya, Kana malah menarik kursi kosong milik rekannya yang lain dan duduk dengan mata tertuju pada Yasmin.
"Kamu terlalu fokus ke komputer, sampai cuek sama gosip di perusahaan," canda Kana yang lagi-lagi membuat Yasmin menghentikan aktivitasnya.
Yasmin perlahan menarik napas dalam-dalam saat dia memalingkan muka dari layar komputer dan kemudian menatap Kana dengan fokus. Dia juga penasaran dengan berita yang dibawa rekannya.
"Oke, ada apa?" Yasmin bertanya perlahan.
Melihat reaksi Yasmin yang datar, bahkan tidak terkejut sedikit pun, membuat Kana begitu bersemangat namun tetap berusaha mengendalikannya.
"Astaga, Yasmin! Bagaimana mungkin kamu tidak mendengar gosip tentang pacarmu-"
"Sssst! Bisakah kamu mengecilkan suaramu!?" kata Yasmin sambil menutup mulut Kana lalu memeriksa keadaan di sekitar ruangan, "Bagaimana kalau ada yang mendengar?" Dia terus berbisik.
Kana dengan cepat melepaskan tangan Yasmin dari mulutnya dan kemudian mencicit, "Itu maksudku, kenapa kamu masih merahasiakan hubunganmu dengan CEO!? Lihat saja hasilnya ... CEO kita akan bertunangan dengan wanita lain."
"Apa!? M-mas Haris bertunangan dengan wanita lain!?" kata Yasmin dengan wajah kaget.
Kana mengangguk tegas lagi, membenarkan tebakan Yasmin.
Sejenak Yasmin tampak terkejut, alisnya berkerut diikuti perasaan aneh yang menyelimuti dirinya.
"Kamu kaget, kan? Aku juga," kata Kana lalu menyilangkan tangannya sambil bersandar di bahu kursi seolah tak bisa berhenti memikirkan gosip yang beredar.
Sementara Yasmin masih tenggelam dalam lamunannya, pikirannya tiba-tiba merasa panik mencoba menepisnya dan tidak mempercayai kata-kata yang baru saja didengarnya. Gadis itu menggelengkan kepalanya dengan tatapan kosong.
"Tidak mungkin ... Haris tidak akan melakukan itu. Dia tidak mungkin menyakitiku," gumam Yasmin begitu rendah dan dalam.
Kini Yasmin semakin tenggelam dalam lamunannya, tampak tak percaya dengan rumor yang beredar, namun ia juga tak bisa menjamin karena kekasihnyapun belum berbicara apapun padanya. Seketika itu saja, pikiran yang mulanya dipenuhi rentetan urusan pekerjaan kini bertambah dengan kebenaran rumor tersebut.
Yasmin lalu menatap rekan kerja yang paling dekat dengannya selama ini, ia menggelengkan kepalanya perlahan dan mulai berkata, "Kamu tahu sendiri 'kan kalau mas Haris tidak mungkin seperti itu, Kana."
"Apa kamu yakin?" Kana menaikkan kedua alisnya, "Coba kamu tanya langsung sama pacar kamu itu," kata Kana yang tiba-tiba bangkit dari duduknya.
Tanpa berlama-lama lagi, Yasmin langsung merogoh saku blazernya dan mengeluarkan ponsel. Jari-jarinya kemudian sibuk mencari kontak telepon bernama 'Love' dengan emotikon cium yang terpasang. Namun sebelum sempat menghubungi Haris, gerakannya tiba-tiba terhenti saat Kana mencoba berbisik sambil meraih tangan Yasmin.
“T-tunggu, Olive ... "
"Apa lagi, Kana? Aku sedang berusaha untuk-" Kata-kata Yasmin berhenti tiba-tiba ketika dia mengangkat kepalanya dan melihat seorang pria bertubuh kekar dengan pakaian rapi dan rambut rapi yang mulai beruban.
Dengan kedua matanya membulat sempurna, Yasmin kemudian bergumam, "P-Pak Handoko??"
Ya! Handoko, pimpinan perusahaan itu dikenal tegas dan tidak pernah menunjukkan senyum ramah kepada bawahannya. Pria itu muncul dari balik pintu diikuti beberapa pembantunya yang berjas hitam hingga menarik perhatian seisi ruangan.
/0/17276/coverorgin.jpg?v=20240328170544&imageMogr2/format/webp)
/0/15870/coverorgin.jpg?v=a317703c002318a241814809524d7686&imageMogr2/format/webp)
/0/23616/coverorgin.jpg?v=4e035e194a5369d6dcd962de1423fc06&imageMogr2/format/webp)
/0/17988/coverorgin.jpg?v=3cdf015500d9bef287ade83c1e8edad7&imageMogr2/format/webp)
/0/19371/coverorgin.jpg?v=675dc0a4ae540045ea021ae373289abd&imageMogr2/format/webp)
/0/10426/coverorgin.jpg?v=76818ceee2f802563efd68fcee7c15a5&imageMogr2/format/webp)
/0/20880/coverorgin.jpg?v=f4ed48f47c771795688fc1986665b888&imageMogr2/format/webp)
/0/16824/coverorgin.jpg?v=ede1f76b400f3cfd57bd9b253e5f1fd4&imageMogr2/format/webp)
/0/10736/coverorgin.jpg?v=b939c426b55d646451be81456d492c69&imageMogr2/format/webp)
/0/12863/coverorgin.jpg?v=01781a4c11a73d5c2378bb441d2543b1&imageMogr2/format/webp)
/0/13431/coverorgin.jpg?v=e7cb3279273a1870d082d11b81a30a8f&imageMogr2/format/webp)
/0/4235/coverorgin.jpg?v=aba17895921b0c8886ade3a0cb862eb0&imageMogr2/format/webp)
/0/7036/coverorgin.jpg?v=3768f1a05ad69c5323f0572622993a69&imageMogr2/format/webp)
/0/2989/coverorgin.jpg?v=6ef8556d998b3f817a9480e23208b8fe&imageMogr2/format/webp)
/0/26531/coverorgin.jpg?v=5ed47260901ec3fbb73269b2f811b02c&imageMogr2/format/webp)
/0/28714/coverorgin.jpg?v=20251105185447&imageMogr2/format/webp)
/0/13749/coverorgin.jpg?v=5df52b7ba0a07949972df548ec8bbbe4&imageMogr2/format/webp)
/0/23384/coverorgin.jpg?v=db8feda2729d6caf5fcb3f0c19f0c99b&imageMogr2/format/webp)