Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Sang Pemuas
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Bismillah
POCONG ITU BAPAKKU
#part 1
#by: R.D.Lestari.
"Maling ... maling!"
"Tolong ... ada begal! tolong ... motor saya di rampok!"
Suara teriakan wanita di tengah malam buta seketika membuat jiwa-jiwa yang sedang tenang dan tertidur di dalam rumah terbangun.
Para warga dan beberapa orang penjaga malam berlarian ke arah suara, sebagian mengejar motor yang melesat dengan kecepatan tinggi.
Beruntung, saat kejadian warga masih banyak yang terjaga karena tadarusan dan berkumpul di mesjid dekat kejadian.
Motor yang di kejar begitu kencang, serentak dengan suara menggema warga yang mengejar.
Sang pengendara motor yang di kejar semakin panik karena jarak dengan warga yang mengejar memakai motor dalam jumlah banyak menyiutkan nyalinya.
Brukkk!
Motor oleng ke kiri dan masuk ke persawahan warga. Lelaki berbaju hitam itu terjerembab bersama motor yang ia rampas.
Menyadari dirinya sedang diincar, Lelaki itu berusaha bangkit meski dengan luka dan lebam di sebagian tubuh juga wajahnya.
Ia berusaha keras untuk bisa melarikan diri meski terpincang dan degup jantung yang bedetak kencang.
Diantara sepinya sawah, kegelapan malam yang mencekam, ia berlari lintang pukang ke sembarang arah. Mencoba menghindari kejaran warga dan berupaya keras untuk bisa selamat.
"Woy! begalnya lari ke sana!" teriak salah seorang warga saat motor menepi.
"Noh, malingnya, noh! di sono!" sahut yang lainnya.
"Kejar! bantai! maling meresahkan!"
Nyali lelaki itu semakin ciut saat mendengar teriakan dan derap kaki menghentak di areal persawahan.
Lelah, dengan napas yang tersengal, lelaki yang sudah menginjak kepala lima itu berusaha menyembunyikan diri di sela deretan padi yang sudah meninggi dan menunggu masa panen.
Keringat dingin mengucur deras di sertai bunyi napas yang satu-satu. Dibawah langit malam yang tiada bintang juga angin dingin yang menusuk tulang.
Di saat menegangkan seperti itu, lelaki tua itu memegang dadanya yang bergemuruh.
'Tuhan ... maafkan kesalahanku, bantulah aku agar bisa pulang dengan selamat,'
Namun, naas bagi Bapak dari dua orang anak dan calon anak dalam perut Istri nya yang sedang mengandung sembilan bulan, juga dalam masa menunggu detik-detik kelahiran.
Salah satu warga memergokinya dan berteriak saat melihat Si Bapak yang berjongkok sembari memeluk kakinya dengan peluh yang mengucur di kening karena ketakutan.
Lelaki tua itu ditarik ketengah sawah. Beberapa orang menghajarnya tanpa ampun. Sekitar dua puluhan lebih lelaki dari yang muda dan juga tua ikut meramaikan.
Lelaki yang belum di ketahui identitasnya itu habis di keroyok warga. Di tendang, di tonjok, dan yang membuatnya tersungkur tak berdaya saat kepalanya di hantam dentuman-dentuman helm hingga mengucurkan darah segar.
Tubuh tua itu terhempas keras dan menggelegar. Darah keluar dari hidung, mulut, juga kepala. Tubuhnya penuh lebam karena pukulan.
Byurrr!
Saat sekarat, ia masih merasakan tubuhnya di siram cairan dengan bau menyengat.
"Bakar! biar tau rasa!"
"Ya, Bakar! begal memang harus di musnahkan!"
Klik!
Tubuh tua itu hanya mampu menahan sakit dan panas yang merayap menyusuri tubuhnya saat api mulai menjalar dan melahap kulit serta dagingnya.
Bau gosong seketika menyeruak di tengah hiruk pikuk warga yang merasa menang dengan kematian seorang begal tua yang tak mereka kebal karena tertutup gelapnya malam.
Sementara lelaki itu mat* dengan cara yang sangat menyiksa karena buah dari perbuatannya.