Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Gairah Liar Pembantu Lugu
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Istri Sang CEO yang Melarikan Diri
Sang Pemuas
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Gairah Sang Majikan
"Dean jangan lari begitu sayang, nanti jatuh."
Alice menghela nafas pelan saat sang putri tak mendengarkan nasehatnya sedikitpun. Tapi biarlah, jarang jarang juga ia membawa putri kecilnya itu ke pantai seperti hari ini. Alice menatap hamparan laut di hadapannya. Mata wanita berusia 27 tahun itu seketika berubah keruh saat teringat pada seseorang yang sangat ia rindukan.
"Mama!" teriak si kecil Dean kesal menarik ujung dress ibunya. Alice sontak tersadar dari lamunannya.
"Ah iya, ada apa?"
"Mama setiap pergi ke pantai pasti selalu terlihat sedih. Mama teringat pada papa lagi?"
Alice terkekeh pelan, mengalihkan wajahnya untuk mengusap air mata yang mengalir di sudut matanya.
"Hm, memangnya Dean tidak rindu?"
Dua alis Alice terangkat saat pertanyaannya dihadiahi anggukan cepat. Ia lalu jongkok untuk menyesuaikan
tingginya dengan sang anak.
"Dean rindu, tapi Dean tidak akan sedih. Papa pasti sudah bahagia kan? Dia ada di tempat yang sangat
indah ... di bawah laut biru. Jadi mama juga tidak perlu khawatir."
Alice tak bisa lagi membendung air matanya, ia langsung memeluk putri kecil nan cantiknya itu.
Pandangannya menatap jauh lautan luas di hadapannya. Ingatannya melayang pada orang itu. Seseorang
yang sangat ia rindukan kehadirannya.
***
Jeritan dan desahan bergema di salah satu kamar apartemen malam itu. Seorang pria sedang menikmati
tubuh wanita yang meringkuk di bawahnya, sayangnya hal itu tidak berlangsung lama ketika wanita lain
tiba-tiba mendobrak pintu kamar tempat mereka berhubungan badan.
Bam!
"Apa-apaan ini Reza? Apa yang kau lakukan?" teriak wanita itu.
Reza, pria yang asyik dengan aktivitasnya tadi tiba-tiba menjadi gugup. Ia lalu segera menarik selimut
untuk menutupi tubuh telanjangnya dan wanita yang masih berada di bawahnya.
"Tidak, ini tidak seperti yang kau pikirkan Alice, biarkan aku menjelaskannya."
Reza bergegas turun dari tempat tidur. Dia mengenakan pakaiannya secepat mungkin dan melangkah
mendekati Alice, wanita yang merupakan kekasihnya yang kini memergokinya sedang tidur dengan wanita lain. Dengan tatapan menyedihkan, Reza meraih tangan Alice yang masih berdiri di tempatnya dengan mata memerah.
"Dengar, aku hanya ... wanita itu-"
Alice tak bisa lagi menahan air matanya. Jujur ini bukan pertama kalinya dia menemukan Reza tidur dengan wanita lain. Tanpa mau mendengarkan penjelasan pria itu, ia kemudian menepis tangannya dan kemudian lari darinya tanpa peduli seberapa keras pacarnya itu memanggil namanya. Ia pergi ke tempat yang biasa ia kunjungi kapan pun ia ingin menenangkan pikirannya. Dan di sinilah Alice sekarang, di pantai.
Alice duduk di atas batu yang cukup besar.
Mengencangkan jaketnya karena angin malam yang dingin,
gadis itu kemudian terisak pelan. Ingatannya kembali pada Reza. Alice telah menjalin hubungan dengan
pria itu untuk waktu yang lama. Hubungan mereka bahkan sudah terjalin selama 5 tahun. Bagi Alice, itu
bukan waktu yang singkat. Hubungan mereka semakin dekat setelah kedua keluarga mereka menjalin
hubungan bisnis. Ayah Alice menyayangi Reza seperti putranya sendiri, begitu pula keluarga Reza padanya.
Hubungan mereka berjalan baik sampai suatu hari Reza memintanya untuk berhubungan. Alice jelas menolak karena sejak awal dia sudah memberitahu Reza bahwa dia hanya ingin memberikan tubuhnya
kepada Reza hanya setelah mereka menikah. Sejak itu, dia sering melihat kekasihnya itu tidur dengan wanita lain dengan alasan bahwa dia hanya mengikuti cara Alice.
Apakah alasan seperti itu dapat diterima?
Jika Reza benar-benar ingin melakukannya, mengapa tidak menikahinya saja? Kenapa harus dengan wanita
lain?