Seorang pria muda yang sangat kaya raya harus menerima kenyataan ketika hidupnya yang bebas dibelenggu oleh sebuah hubungan pertunangan dengan seorang wanita pilihan kedua orang tuanya. Pria itu bernama El Barack ia tidak mencintai tunangannya, hingga pada suatu waktu seorang pelayan baru bernama Milea bekerja di kediaman kedua orang tuanya. El Barack yang haus akan belaian wanita memanfaatkan kesusahan gadis itu agar menjadi pemuas hasratnya. Namun semakin lama El barak semakin sadar bahwa ia bukan hanya menginginkan tubuh Milea tetapi juga mencintai gadis itu. Akankah mereka bisa bersatu mengingat status sosial mereka yang berbeda dan yang baru yang sudah bertunangan dengan seorang wanita bernama Viona? Ikuti terus kelanjutan ceritanya.
"Aku tidak mau bertunangan dengan Fiona." El Barack nampak bersikap tegas kepada kedua orang tuanya karena selama ini ia selalu berusaha untuk menuruti semua permintaan kedua orang tuanya tetapi tidak dengan hal ini.
Braakk!
Suara hentakkan tangan sang Papa menggema ke sekeliling ruangan. Raut wajahnya nampak begitu marah dan kesal Bagaimana tidak El Barack adalah putra satu-satunya.
"Papa tidak mau tahu dan tidak mau dengar. Pokoknya apapun yang terjadi, kamu harus bertunangan dengan Fiona, titik."
El Barack kembali duduk di sofa ruang tamu seraya menyandarkan tubuhnya. Tadinya ketika kembali pulang ke Indonesia Ia berpikir sang Papa memintanya untuk meneruskan perusahaan tetapi ternyata ada syarat terselubung dibalik itu semua.
Sang Mama pun tidak bisa berbuat banyak karena keputusan suaminya berarti itu adalah keputusan yang mutlak dan tidak bisa diganggu gugat. "Pokoknya kamu nurut saja kata Papa kamu ya. Apa tidak cukup selama ini kamu sudah banyak bermain-main di Amerika Papa tahu semuanya."
"Oh my God, Mama. Ini adalah hidup ku, tentu saja aku yang harus menentukan siapa pasanganku nantinya dan apa yang ingin aku lakukan. Apa tidak cukup memaksa untuk mengambil jurusan bisnis di Amerika sekarang jodoh juga ditentukan."
El Barack kembali memijit jidatnya yang terasa pusing karena baru sampai di rumah tetapi ia sudah diberikan kabar yang tidak menyenangkan dan menguntungkan baginya.
"Mama tidak bisa membantu kamu kali ini pokoknya setuju ataupun tidak kamu harus bertunangan dengan Fiona." Wanita paruh baya itu melangkah pergi meninggalkan El barak yang masih duduk di sana.
El Barack adalah putra satu-satunya dari pasangan Michael dan juga Jessica. Keluarga itu terkenal sangat kaya raya karena bisnis mereka yang berkembang penuh pesat di bidang properti dan juga ekspor impor.
Hal seperti ini sudah biasa di kalangan keluarga konglomerat seperti mereka. Namun bagi seorang El Barack yang notabene terkenal dengan sikapnya yang begitu dingin, harus terbelenggu dalam hubungan yang tidak ia inginkan.
Hidup bebas sudah menjadi gaya hidup El Barack sehari-hari selama berada di Amerika. Dan untuk menyesuaikan diri di Indonesia memanglah tidak mudah baginya apalagi dengan seorang wanita yang tidak pernah ia kenal dan tidak ia cintai.
Satu minggu berlalu...
Setelah berdrama dengan kenyataan hingga akhirnya menyerah pada keadaan. Hari ini El Barack benar-benar harus bertunangan dengan seorang wanita bernama Viona yang notabene adalah putri dari kolega bisnis kedua orang tuanya.
Bertempat di sebuah hotel mewah yang ada di pusat kota acara keluarga konglong barat itu akhirnya dimulai, El Barack bahkan enggan untuk tersenyum kepada calon istrinya yang menunggunya di atas pentas.
Sebenarnya jika ditelisik ebih dalam Fiona adalah wanita yang begitu cantik, berkelas, dan juga pintar, tetapi El Barack bukannya tidak tahu bahwa wanita itu juga bukanlah wanita suci. Ia semakin kesal ketika mendapati fakta bahwa calon tunangannya sering pergi ke hotel bersama pria berbeda.
Namun ia tidak bisa berbuat banyak karena ini sudah benar-benar mutlak keputusan dari sang Papa yang tidak bisa ia ganggu gugat. Menerima barang bekas yang sudah dipakai orang berkali-kali bukanlah hal mudah meski baru sebatas bertunangan tetapi ia yakin setelah ini wanita itu akan terus menempel kepadanya.
Saat ini El Barack sedang berhadapan dengan Fiona karena mereka akan segera bertukar cincin. Ketika melihat calon istrinya itu tersenyum ia malah membuang muka ke sembarang arah.
"Hy El, apa kamu masih malu. Look at me sayang. Aku ini calon istri mu," ucap Fiona.
"Hubungan ini hanyalah hubungan bisnis antar keluarga. Ingat itu," sanggah El Barack.
Mendengar ucapan El Barack akhirnya Fiona pun kembali diam. Mereka melalui tahap demi tahap acara hingga akhirnya mereka resmi bertunangan.
~~
Setelah pertunangan itu keesokan harinya El Barack kembali akan bekerja seperti biasa. Ketika ia baru saja keluar dari kamar mandi ia mengerikan dahinya melihat seorang wanita yang membereskan tempat tidurnya.
"Siapa kamu?"
Wanita muda itu langsung berbalik dengan raut wajah panik. "Maaf, Tuan Muda. Saya di minta untuk membersihkan kamar anda tadinya saya sudah mengatur ketuk pintu tapi tidak ada jawaban."
El Barack tersenyum menyaringai karena ia tahu wanita yang ada di hadapannya saat ini pasti pelayan baru yang belum tahu peraturan. Perlahan ia melangkah mendekati wanita itu. "Siapa nama kamu?"
Wanita itu berusaha untuk mengangkat kepalanya menatap El Barack dengan keberanian. "Saya Milea, Tuan. Mulai hari ini saya akan bekerja sebagai pelayan khusus untuk anda. Anda bisa mengandalkan saya dalam urusan apapun baik itu untuk pakaian, makanan dan lain-lainnya."
"Kalau urusan ranjang bagaimana?" tanya El Barack.
Sontak saja Milea langsung membulatkan matanya. "A-apa maksud Anda?"
"Ck, kau serius sekali. Aku mau ganti baju apa kau akan tetap di sini?"
"Tidak Tuan, kalau begitu saya permisi dulu." Milea segera berbalik pergi dari kamar itu.
Hari ini adalah hari pertama Milea bekerja sebagai pelayan di kediaman mewah tersebut. Ia belum tahu apa saja yang harus ia kerjakan tetapi satu hal yang baru saja iya ketahui pagi ini yaitu anak dari majikannya begitu tampan tetapi terlihat sangat menakutkan.
Ketika mengetahui bahwa El Barack akan kembali ke Indonesia kepala pelayan kediaman keluarga Alexander langsung bergerak cepat mencari pelayan baru yang khusus untuk membantu keperluan El Barack.
Milea yang baru saja sampai di dapur langsung mengambil gelas dan meneguk satu gelas penuh air putih. "Huaaah aku tidak tahu ternyata Tuan Muda itu menyebalkan sekali."
Seorang wanita paruh baya menghampiri Milea sambil tertawa. "Memangnya kenapa? Tuan Muda EL itu sangat tampan dan juga baik hati."
"Tampan tapi ... ah aku jadi malas membahasnya Bi Ningsih. Apa tidak bisa kita bertukar tugas saja?" Milea menatap wanita paruh baya itu dengan penuh harap.
Bi Ningsih menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Tidak bisa seperti itu Milea. Pelayan Tuan muda haruslah orang yang gesit dan juga bisa diandalkan sementara bibi sudah tua dan tidak bisa menjalankan tugas itu. Bibi markomendasikan kamu kepada Tuan besar itu karena bibi tahu kamu mampu. Dan ingat satu hal kamu bekerja di sini untuk melunasi semua hutang Ayah mu."
Helaan nafas Milea terdengar lirih ketika mengingat beban yang ada di pundaknya saat ini. Sejak ibunya meninggal Milea bekerja keras untuk membantu perekonomian keluarga, tetapi terbalik dengan sang Ayah yang sejak Ibunya meninggal sifatnya sangat berubah.
Dulu sang ayah begitu perhatian dan pekerja keras tetapi sekarang suka mabuk-mabukan dan berjudi. "Bibi benar juga, aku harus ingat hutang Ayah."
~
Di sisi lain El Barack yang baru saja sampai di kantor harus kembali bersabar ketika ia masuk ke dalam ruangan sang tunangan sudah duduk cantik di sofa yang ada di ruang kerjanya.
"Untuk apa kamu datang ke sini? aku sedang bekerja bukan untuk main-main."
Viona berdiri dari posisi duduknya lalu menghampiri El Barack dan langsung memeluknya dengan erat. "Aku punya kabar bagus, kamu harus tahu."