Bagaimana jadinya jikalau kamu hidup di dunia yang kejam, dan berpusat pada kekuatan juga kekuasaan? Apakah kamu akan sanggup untuk bertahan dan tinggal di dunia fana itu? Ini adalah cerita, perjalanan seorang gadis modern, yang menjelajahi waktu ke masa lalu, tepat pada masa kerajaan china kuno, menempati Tubuh seorang Putri yang lemah, dihina, dicaci, dimaki, dikucilkan oleh anggota keluarga sendiri, hingga berakhir dengan perjodohan dengan Zhang Jiangwu, Shulin gadis modern yang tidak mengenal cinta, mungkinkah mampu menjalani kehidupan berkeluarga? Yang dia inginkan hanyalah kebebasan, akankah mereka berdua mampu menyatu dan bertahan? Membongkar sebuah rahasia besar, kedatangannya, bukan hanya untuk menuntut balas, tentang keadilan, namun juga menonjolkan kehidupan baru. Sampah? Pecundang? Atau Katak? Hmm, kemarilah, akan aku beri tahu, siapa diriku yang sesungguhnya, aku bukan hanya Elang, tapi diriku adalah Phoenix yang beracun.
Shulin adalah seorang pembunuh nomor 1 di kota Z, saat ini usianya baru menginjak 17 Tahun. Dia terkenal amat licik dan sadis dalam memperlakukan Musuhnya, bak seekor Singa yang dapat membabi buta para Musuh yang senantiasa mengganggunya.
Akan tetapi pada tengah malam Shulin terbunuh dalam sebuah kecelakaan mobil yang merenggut nyawanya. Karena, Mobil hitam yang dia kendarai sudah dirusak oleh beberapa kelompok Musuh yang menyerang dirinya.
"Celaka! Aku tidak boleh mati, dalam keadaan yang seperti ini!" dalam benak Shulin yang tengah berada didalam Mobil hitam, yang tidak mampu dia kendalikan lagi.
Mobil hitam itu melaju dengan sangat cepat, sampai menabrak palang penjaga yang terbuat dari besi, Mobil yang dikendarai Shulin pun menghantam dengan keras Palang itu, dan mengakibatkan Mobil hitam itu terperosok ke dalam jurang yang sangat dalam dan gelap.
Pada malam yang sama, di dalam Istana Wai Tansu, tampak seorang Gadis yang tengah terjatuh di lantai, dengan mengenakan Pakaian berwarna biru, yang sudah dilumuri dengan darah tepat pada dadanya.
"Ah! Dimana ini? Apakah aku terlahir kembali?" dalam benak Shulin yang tengah memperhatikan sekitaran tempat itu. Lalu Shulin segera bangkit dari tempatnya, kemudian dia mulai memperhatikan Pakaiannya yang telah dilumuri dengan darah.
Tiba-tiba saja, Shulin mendapatkan ingatan yang sangat jelas. Shulin melihat dirinya yang terdahulu telah diperlakukan dengan tidak baik didalam Istananya. "Jadi ini adalah diriku dimasa lalu, hm... Apakah selemah ini tubuhku? Baiklah, aku akan menunjukkan siapa diriku yang saat ini kepada mereka semua!" Shulin dengan cepat berjalan ke arah pintu Kamar yang tertutup, lalu dia dengan cepat membukanya, tidak lama kemudian Shulin mendengar suara seseorang yang tidak jauh dari tempatnya berada.
Shulin menatap ke arah samping kiri, dia melihat tembok yang cukup besar, dan arah suara itu berasal dari balik tembok itu.
"Baguslah kita berhasil melenyapkan gadis tidak berguna itu, jika Ayah kalian bertanya jawab saja saat kalian melihat Shulin, dia sudah seperti itu, kita harus membuat kejadian ini seperti dialah yang mencoba untuk mengakhiri hidupnya sendiri, apa kalian mengerti, Putriku?" Seorang wanita dengan menggunakan pakaian berwarna merah dengan rambut yang disanggul tak lupa perhiasan pada rambutnya yang indah, bola mata hitam yang amat tajam, bibir merah merona, siapa lagi jika bukan Permaisuri Xia Li, Ibu tiri dari Shulin.
Shulin berjalan untuk dapat menghampiri tempat mereka berada, dengan langkah yang cukup cepat Shulin akhirnya berhasil menemukan keberadaan dari orang yang telah mencelakai dirinya.
Tap... Tap.... Terdengar suara langkah kaki Shulin yang tengah menginjak tanah kering dan hitam. Tak lama kemudian akhirnya Shulin dapat melihat dengan jelas wajah dari Ibu dan kedua adik tirinya. "Apakah kalian sedang membicarakanku? Sepertinya itu sangat mengasyikkan sekali!" kata, Shulin yang segera mendekati ke-tiga orang itu dengan raut Wajahnya yang dingin.
Permaisuri Xia Li dan kedua Putrinya sungguh sangat terkejut saat melihat kehadiran dari Shulin yang tiba-tiba saja menghampiri mereka, dengan kondisi baik-baik saja. "Shu... Shu... Shulin, ka.. Ka.. Kau?!" dengan terbata-bata, Permaisuri Xia Li sungguh sangat terkejut saat melihat diri Shulin yang tengah berdiri dihadapannya dengan kondisi yang sangat baik. Dan yang tersisa hanya, bekas darah merah yang memenuhi pakaiannya.
"Mengapa bisa, gadis ini dapat bangkit kembali?! Bukankah seharusnya dia telah tiada, akulah yang telah membunuhnya menggunakan Tanganku sendiri, aku juga telah memastikan bahwa dia memang sudah tidak bernyawa lagi! Apakah aku salah mengira!? Tidak mungkin, bagaimana ini bisa terjadi?!" Dalam benak Permaisuri Xia Li yang terlihat sangat tidak menyangka akan apa yang baru saja dilihat olehnya.
Rufei dan Mei Yin terlihat sangat tertegun tak menyangka dengan apa yang dilihat oleh mereka. "Shulin?! Mengapa kau bisa berada di sini?!" kata, Rufei yang terlihat gugup saat tengah memperhatikan diri Shulin yang tengah berada dihadapannya itu.
Shulin tak menunjukkan diri bahwa dia sedang baik-baik saja, tatapannya amat tajam. Dengan perlahan dia semakin mendekati tubuh dari ketiga orang itu. Permaisuri Xia Li tampak sangat tidak menyangka dengan apa yang tengah dilakukan oleh Shulin. "Apa yang kau inginkan?!" kata, Permaisuri Xia Li yang terlihat sangat gugup dihadapan Shulin.
Plak! Plak! Plak! Shulin menampar keras Wajah ketiga orang itu, dan dia hanya terdiam tanpa berkata apapun kepada mereka semua, karena kenyataannya tatapan Shulin yang sangat tajam, dan amat mengerikan itu sudah mengartikan semuanya. "Aku masih hidup, dan beraninya kalian berkata aku telah mati?" Shulin yang tengah memperhatikan ketiga wanita itu terlihat bola Matanya yang amat tajam bak belati. "Tinggalkan tempat ini segera, aku tidak ingin melihat kalian berada disekitar pekarangan wilayahku!" Shulin kembali berbicara, sambil menatap wajah dari Ibu dan kedua Adik tirinya satu persatu.
Kemudian, Shulin dengan cepat memalingkan tubuhnya untuk dapat meninggalkan ketiga orang itu, Shulin berjalan dengan perlahan untuk dapat memasuki Kamarnya. Permaisuri Xia Li dan kedua Putrinya terlihat masih sangat bingung dengan apa yang sebenarnya telah terjadi kepada diri Shulin. "Mengapa dia dapat bangkit kembali?! Dan atmosfernya juga tampak jauh berbeda dari dirinya yang biasanya! Sebenarnya apa yang telah terjadi dengannya? Aku harus lebih tegas lagi dalam menekan gadis itu, bagaimanapun caranya dia selamanya tidak berhak untuk bahagia. Hanya boleh kedua Putriku saja, benar! Dan, dia hanyalah gadis pecundang yang tidak berarti apa-apa didalam Istana ini!!" dalam benak Permaisuri Xia Li yang terlihat sangat kesal dengan apa yang baru saja menimpa dirinya. Lalu, dia kembali menatap wajah kedua Putrinya. "Pergi dari sini!" ucap, Permaisuri Xia Li yang terlihat sangat kesal. Lalu, dia segera memalingkan tubuhnya untuk dapat meninggalkan tempat itu.
Kedua Putrinya hanya terdiam, dia tidak berani berkata apapun kepada Permaisuri Xia Li, dengan cepat mereka mengikuti langkah dari Permaisuri Xia Li. Sambil menyentuh wajah yang baru saja mendapatkan tamparan manis dari Shulin.
Di dalam Kamar Shulin, terlihat dia tengah memperhatikan dirinya yang berada didalam cermin. Dengan perlahan ingatan Shulin bermunculan. Ibunya yang menghilang entah kemana, dan hidupnya yang menjadi sangat menderita. "Mengapa Ibu meninggalkanku, ditempat ini? Di mana dia saat ini? Aku harus bertemu dengannya! Aku harus menemukannya! Ini bukanlah kesalahannya, aku percaya itu!" kata, Shulin yang tengah memperhatikan bayangannya yang berada didalam cermin.
Tuk... Tuk... Tuk... Tak lama kemudian Shulin mendengar suara pintu kamar yang diketuk, segera Shulin memalingkan Wajahnya untuk dapat memperhatikan siapa yang tengah mencari dirinya.
"Putri apakah Anda baik-baik saja di dalam? Ini saya, Zofan." ucap, seorang gadis yang tengah berada diluar Kamar Putri Shulin.
Shulin yang mendengar ucapan dari gadis itu, dengan cepat dia kembali teringat akan nama dan ingatannya. "Hah?! Zofan?! Bukankah dia adalah Pelayanku?" gumam, Shulin yang terlihat tengah memperhatikan ke arah Pintu kamar. "Iya, aku baik-baik saja, apa yang kau inginkan, Zofan?" ucap, Shulin dengan nada bicara yang sedikit rendah.
"Saya hanya ingin memastikan bahwa Anda baik-baik saja, Putri. Karena sebelumnya saya melihat Permaisuri dan juga kedua Putrinya berkunjung kemari." Jawab, Zofan dari suaranya Gadis itu terdengar sangat cemas akan keadaan dari Putri Shulin.
"Masuklah, Zofan. Pintunya tidak di kunci," ucap, Shulin yang segera memalingkan tubuhnya untuk dapat menatap Lemari pakaian yang tidak jauh dari dirinya.
Kemudian, Shulin segera berjalan untuk dapat mendekati Lemari itu. Dengan perlahan dia membuka Pintu Lemari yang tertutup dengan rapat. Secara bersamaan Zofan membuka Pintu kamar Putri Shulin sambil berbicara kepadanya. "Baik, Putri. Saya akan masuk," kata, Zofan yang segera membuka Pintu Kamar, lalu dia melihat Putri Shulin yang tengah berdiri didepan Lemari yang terbuka. "Putri apa yang sedang Anda lakukan?" Zofan, berjalan dengan cepat untuk dapat menghampiri Putri Shulin.
Shulin yang tengah membuka setengah Pakaiannya, segera dia memalingkan Wajahnya untuk dapat memperhatikan diri Zofan yang sudah berada dibelakangnya. "Zofan, bisakah kau membawa Pakaianku ini?" kata, Shulin yang dengan tegas berbicara dengan Zofan.
Zofan terkejut dengan Pakaian yang dikenakan oleh Putri Shulin yang sudah berlumuran dengan darah. "Apa yang telah mereka lakukan kepada Anda, Putri? Apakah Anda terluka?!" Zofan dengan segera mendekati Putri Shulin sambil memperhatikan diri Shulin.
"Ah, aku baik-baik saja, kau pasti mengalami hari yang sangat buruk setiap saatnya Zofan, dan mulai sekarang, jangan pernah menunjukkan kelemahanmu didepan mereka, kau harus berani melawan, jangan pernah takut, karena aku akan selalu bersamamu, Zofan." Shulin dengan tegas kepada Zofan, bola Matanya tampak tajam dan serius kepada Zofan.
Zofan sungguh sangat terkejut saat mendengar ucapan dari Putri Shulin, dia sungguh tidak menyangka dengan diri Shulin yang saat ini. "Putri, mengapa kau tampak sangat berbeda?! Aku sungguh senang melihatmu yang saat ini!" dalam benak Zofan dengan raut wajah senang.