Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Rahasia Istri Jelekku

Rahasia Istri Jelekku

FitriElmu

5.0
Komentar
1.9K
Penayangan
1
Bab

Demi menolak perjodohan, Dara merubah wajah cantiknya menjadi jelek. Sayangnya, ternyata calon suaminya tak peduli itu. Justru rumah tangga mereka penuh kekocakan.

Bab 1 Jodoh Dadakan

"Apa? Nikah?"

Dara tersentak kaget. Mata bulatnya makin membulat. Mama dan papanya serta tamu yang ada dirumahnya saja sampai terkejut. Halah, jangankan mereka, dia yang baru saja pulang dari rumah cantik miliknya juga terkejut dengan pernyataan mamanya tadi. Untung saja tidak jantungan.

"Astaga sayang. Duduk dulu."

Dara mendesah kesal. Saking terkejutnya dia tadi sontak berdiri.

"Gini, dengar sayang. Mama papa sama om Deri dan tante Windi..."

"Gak mau. Emang Dara apaan. Dara bisa kok cari jodoh sendiri. Gak perlu dicariin."

Mama dan tante Windi saling tatap.

"Sayang. Mama percaya kamu bisa cari sendiri. Ya meskipun sampai saat ini gak ada buktinya sih. Malah ditinggal nikah lagi."

Dara mendengkus. Secara terang-terangan mama menyindirnya.

"Tapi mama mohon, kali ini saja. Lagipula Dirga itu pria mapan. Ganteng lagi. Gak akan nyesel deh kamu nikah sama dia," bujuk mama. Sepertinya mama tak akan menyerah begitu saja.

"Kamu gak mungkin kan masih nungguin mantan pacar kamu yang udah ninggalin kamu itu?"

Sial! Kenapa mama membahas Raka lagi sih. Memang benar. Sebelumnya Dara berpacaran dengan Raka. Dan tiba-tiba saja Raka mengiriminya undangan pernikahan. Padahal posisi mereka masih pacaran. Sakit hati? Tentu saja.

"Terus mama nyuruh aku balas dendam gitu?"

"Ya itu sih terserah kamu. Kalau mama sih mending nikah aja sama Dirga. Dia juga baik dalam segala hal. Dan mama pastikan dia bakal kesal melihat kamu dapat yang berkali lipat lebih baik darinya."

Dara mulai terpancing omongan mamanya. Tentu saja dia benci dan dendam dengan Raka. Perasaan cintanya menguap begitu saja, berganti rasa benci yang amat sangat. Tante Windi dan om Deri sedari tadi diam saja. Mungkin mereka bingung dengan jalan pikir mamanya. Papa juga diam saja.

"Oke. Tapi apapun penampilan Dara, jangan ada yang protes," tegasnya.

"Maksudnya, sayang?"

"Iih, mama jangan tanya. Pokoknya nanti mau kayak mana Dara, jangan protes. Ini pilihan Dara."

Mereka berempat saling pandang. Karena Windi dan Deri belum tahu jalan pikir Dara, jadi mereka mengangguk pasrah. Mama minta persetujuan papa, dan papa juga mengangguk.

"Oke. Ingat. Ini perjanjian. Dara ke kamar dulu. Mau istirahat."

Gadis itu melenggang ke kamarnya. Suasana ruang tamu hening.

"Ah... haha... maaf ya jeng. Dara memang keras kepala."

"Gak apa sih Jeng. Cuma bingung, maksud perkataannya di akhir apa ya?"

"Kalau itu saya juga gak tahu. Tapi yang pasti, misi kita berhasil untuk menjodohkan mereka."

Mereka ketawa-tawa. Tanpa tahu apa rencana Dara. Yang pasti akan membuat mereka terkejut-kejut.

----------

Dirga Putra Respati. Seorang pengusaha yang terkenal dengan ketampanannya, badannya juga bagus. Proporsional. Sayangnya dia juga terkenal dengan sikap dinginnya. Acuh tak acuh dengan setiap wanita yang mendekatinya. Hanya mama dan papanya yang tahu alasan dibalik itu. Dirga benci wanita cantik. Dan sialnya para wanita itu malah berlomba dandan supaya terlihat paling cantik. Membuat Dirga makin kesal melihatnya.

Sementara Dara Prasdita Hanindya. Pemilik salon kecantikan yang sering dipakai para kaum petinggi. Kualitas make up nya jangan diragukan lagi. Pernah patah hati karena cinta. Pacarnya selama lima tahun tiba-tiba saja mengirim undangan pernikahan padanya. Seminggu dia terpuruk menangisi pacarnya. Tapi itu dulu. Kini dia beranjak bangkit lagi. Percuma menangisi brengsek.

Ke dua orang tua mereka yang ternyata bersahabat lama, menceritakan tentang kisah anak mereka masing-masing. Dan akhirnya timbul rencana untuk menjodohkan keduanya. Jangan dikira Dara itu jelek ya? Cantik. Dia sangat cantik malah. Meski tak tinggi, tapi dia pandai merawat diri. Tentu saja, dia kan pemilik salon kecantikan 'Beauty and Care Salon'.

Mereka belum pernah sekalipun bertemu. Jadi jangankan saling jatuh cinta, tahu wajahnya saja tidak. Tapi mereka saling menyetujui untuk menikah. Tentu saja dengan niat terselubung mereka. Biar gak disuruh-suruh nikah lagi. Untuk kehidupan rumah tangga, itu bisa dipikirkan nanti.

.

.

Lucunya, Dara dan Dirga menolak untuk saling bertemu lebih dulu. Sibuk. Alasan yang sama dari keduanya. Bahkan melihat poto masing-masing saja mereka malas. Ya mereka pikir untuk apa, percuma juga melihat poto kalau ujung-ujungnya, suka tidak suka tetap harus menikah.

Hari ini wedding day mereka. Pesta besar-besaran digelar. Jangan ditanya, mereka sama sekali tak ikut campur. Jadi kedua orang tua lah yang menyiapkan semuanya. Mungkin kalau bukan karena para orang tua yang ngebet pengen jodohin kedua anak mereka, mereka tak akan mau serepot ini.

Beauty and Care Salon yang jadi penata riasnya. Mama dan papa menyambut tamu di luar sana dengan senyum sumringah. Raut bahagia kedua orang tua itu tercetak jelas. Sangat berbeda dengan pria tampan berjas yang memasang wajah angkuhnya.

"Mbak yakin? Mau berpenampilan seperti ini?" Nana menatap berkedip, tak percaya dengan tingkah nekat bossnya itu.

"Lakukan saja, Na."

Nana mengoleskan make up ragu-ragu. Dia tak kuasa menolak.

"Gue pengen liat reaksi cowok itu? Haha. Palingan kalau dia suka modus juga bakal mundur. Dan gue gak perlu susah-susah nikah."

Dara tertawa kecil. Larut dengan angannya. Nana menggelengkan kepala. Tak habis pikir dengan ide konyol Dara. Bagaimana kalau acara pernikahan bubar coba? Duh, dia sebagai tata rias bisa kena semprot juga.

Akhirnya selesai juga sesi make up. Nana meringis melihat hasilnya. Sungguh sangat jauh berbeda dan membuat pangling siapapun. Sementara Dara tersenyum puas.

"Thanks Na. Gue naikin gaji lo besok."

Nana tersenyum kaku. Bagaimanapun juga, meski bosnya Dara, tapi dia juga deg-degan kalau dapat semprot dari orang tua Dara.

Ketukan pintu membuat keduanya menoleh. Gisa, keponakan Dara yang mengetuk. Dia melongok.

"Mbak, udah ditunggu... aaah!" Dia terpekik, hampir terjungkal. Buru-buru Nana menariknya masuk ke dalam.

"I-ini mbak Dara kan?"

"Iya. Ini gue."

"Kok, jadi jelek gini."

Gisa menatapnya dengan tatapan aneh. Gimana enggak coba, Dara jadi jelek. Dengan tompel besar di pipi kanannya. Giginya juga di behel. Kulitnya yang putih mulus jadi blentang blentong penuh bopeng seperti bekas cacar atau jerawat. Pokoknya bukan Dara banget deh. Apalagi kalau ditambah kacamata ala-ala anak cupu, uh.. itu bukan Dara banget.

"Ya gini, cara nguji biar tahu pria yang beneran sayang atau gak, Gis," jelasnya asal. Gisa masih menggeleng tak percaya.

"Lo jangan bilang-bilang sama nyokap gue ya? Pokoknya ini rahasia kita bertiga."

Gisa cuma bisa mengangguk pasrah.

Gedoran dari luar membuat mereka bergegas. Dara memakai penutup wajahnya. Selintas begini gadis ini terlihat cantik. Matanya tajam dan bagus. Tapi kalau penutup sebagian wajahnya dibuka, hmm... jangan pingsan ya.

"Kakak bakal kayak gini? Yakin?"

"Stt... udahlah. Ayok. Keburu diomeli mama ntar."

Dengan diapit Nana dan Gisa, Dara keluar dari kamar. Menuruni tangga rumah mewahnya. Memang mereka mengadakan resepsi di rumah, tak di hotel seperti biasa.

Lancar. Sejauh ini tak ada yang tahu perubahannya. Kecuali Dirga tadi, saat cadar gadis itu tersingkap dan memperlihatkan paras gadis itu meski hanya selintas. Tapi dasar es, dia cuma diam saja.

------------

Mereka sudah berada di kamar pengantin yang dihias bunga-bunga indah. Entah siapa yang ditugaskan susah susah kesini. Mau-maunya jauh-jauh dari lokasi rumahnya coba. Tapi untunglah selepas acara tadi mereka langsung ke apartemennya Dirga. Tak tahulah kalau masih di rumah. Yang ada dia bakal susah menutupi penyamarannya. Mama sama papanya juga pasti kaget melihat riasannya sekarang.

Lelah, juga ngantuk. Dara ingin tidur. Tapi lihatlah, cowok itu santai saja bersandar di headbord, memainkan gawainya. Dia sudah memperlihatkan wajahnya pada Dirga. Tapi yang membuatnya kesal, cowok itu sama sekali tak memperlihatkan ekspresi kagetnya. Dia biasa saja. Padahal menurutnya wajahnya sangat jelek. Aneh. Apa mata cowok itu buta.

"Lo tidur di bawah," ujar Dara galak. Dirga mendongak, menatap remeh pada Dara.

"Bukannya ini kamarku? Kenapa bukan kamu aja yang tidur di bawah," balas Dirga sarkas. Bahasanya pun kaku. Dara mengumpat dalam hati. Benar-benar menyebalkan.

"Ya sudah. Malam ini gue izinin lo tidur di atas. Tapi jangan harap bisa macam-macam sama gue," ancamnya. Dirga memasang wajah datarnya. Padahal ini rumah siapa sih?

"Kamu pikir tubuhmu menarik?"

Kok... nyebelin. Memang dia sadar penampilannya jauh dari dia yang asli. Tapi dia merasa kesal mendengar ucapan cowok itu.

"Sial! Awas saja kalau sampai lo lihat wajah cantik gue dan jatuh cinta," rutuknya dalam hati.

Terpaksa malam ini dia tetap memakai riasan jeleknya. Huh! Dapat dipastikan besok jerawatnya yang asli bermunculan.

----------

Pagi.

Dirga yang notabene disiplin, bangun lebih dulu. Menyingkirkan tangan Dara yang menimpa badannya. Gadis ini tidurnya petakilan juga ternyata.

Dirga tak terlalu memperhatikan wajah istri barunya, dan langsung ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Sampai dia selesai mandipun gadis itu belum juga bangun. Tapi Dirga tak peduli.

Dia memakai jas dan dasinya dan bersiap ke kantor. Pagi-pagi sekali. Memang itu kebiasaannya. Makanya tak ada satupun karyawannya yang berani datang terlambat. Tak perlu sarapan. Dia tak terbiasa dengan rutinitas pagi itu.

Untung saja mereka sudah di apartemennya sendiri, jadi tak ada drama dengan orang tua. Memang itu persyaratan dari Dirga. Dia mau menikah asal tinggal di apartemennya sendiri, dan tidak bareng orang tuanya ataupun orang tua Dara. Tanpa menimbulkan keributan, dia berangkat ke kantor.

Pukul setengah tujuh, barulah Dara terbangun. Kaget dengan bias sinar matahari yang mengintip dari celah jendela.

"Astaga! Gue kesiangan!" pekiknya dan berlari ke kamar mandi.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh FitriElmu

Selebihnya

Buku serupa

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Romantis

5.0

Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
Rahasia Istri Jelekku
1

Bab 1 Jodoh Dadakan

17/05/2022