Lunaria Elmina, janda kembang yang ditinggal mati suaminya 2 tahun lalu. Wanita dengan pesona yang aduhai, wajah cantik, kulit putih berseri dan body tubuh yang sudah tidak diragukan lagi tentunya mampu menarik perhatian para lelaki di desanya. Terutama, lelaki yang sudah beristri, tak heran jika Lunaria banyak dibenci oleh ibu-ibu yang ada di desanya. Namun, hidupnya berubah 180 derajat semenjak dia berpindah ke kota mengikuti mantan kakak iparnya. Apalagi, sejak dia bertemu dengan seorang CEO kaya raya yang tergila-gila padanya, tentunya Lunar tak mau melewatkan kesempatan ini. Sayangnya, pria itu sudah beristri. Bagaimana kelanjutan kisah cintanya, apakah mereka akan tetap menjalin kasih asmara terlarang, mampukah Lunar bertahan jika dia dicap sebagai 'pelakor' oleh banyak orang. Ikuti terus kisahnya dalam 'Janda Kembang Simpanan CEO'.
"Ah, lepaskan tanganku sakit tolong!!" teriak seorang wanita terdengar dari dalam rumah.
Namun, tidak ada yang mendengarnya. Siapa sangka seorang lelaki yang dulu menjadi mantan pacarnya kini kembali mengejarnya. Dia sudah sangat gila, karena dari dulu tidak bisa memiliki Lunaria-janda kembang yang menjadi incaran para lelaki di desanya.
Sudah hampir dua tahun dia menjanda, dan sampai sekarang belum ada seorang pria pun yang berhasil mendapatkan hatinya. Tapi semenjak suami Lunar meninggal, sudah tidak ada lagi penghalang baginya untuk memiliki Lunar.
Brakk!
Pintu rumah Lunar didobrak oleh seorang pria yang tiba-tiba datang bak pahlawan kesiangan untuk memberikan pertolongan padanya.
"Mas Alex, tolong aku ... bawa dia keluar dari sini," rengak Lunar meminta tolong.
Alex Gunawan, seorang duda tampan yang ditinggal mati istrinya. Di mana almarhum sang istri adalah kakak kandung dari Lunar sendiri.
Alex pun juga sudah menikah lagi dan mempunyai dua orang anak dengan istri barunya. Kini, status duda yang dia sandang selama hampir satu tahun itu berubah semenjak kehadiran sang istri barunya. Alex, pria itu langsung menarik tangan lelaki itu dan memukulinya.
"Keluar kamu dari sini!" bentak Alex.
"Siapa kamu, berani mengatur hidupku!" ucap pria itu memberontak.
Alex semakin kasar menghajarnya bahkan sampai dia tak bisa berdiri lagi, dan diseret paksa keluar dari rumahnya Lunar. Apalagi tubuh kekar Alex, juga tenaganya yang mungkin bisa menghabisi lelaki itu sekarang juga, untung Lunar sempat menyadarkannya.
Lunar hanya bisa menangis, hampir saja harga dirinya direnggut oleh pria sialan itu.
"Kamu tidak apa, Lunar?" tanya Alex.
"Aku tidak apa-apa, terima kasih ya, kamu sudah mau menolongku. Kalau tidak, mungkin aku sudah kehilangan kehormatan yang selama ini terjaga hanya untuk suamiku," ujar Lunar.
"Iya, sama-sama lain kali kamu kunci pintunya jangan sampai ada orang gila seperti dia masuk ke rumahmu," tutur Alex.
"Iya, tapi kamu bisa ada di sini rumah kamu jauh padahal?" Lunar bertanya-tanya pada lelaki yang kini masih berdiri di hadapannya.
"Iya, aku sudah pindah rumah itu tepat di depan rumah kamu." Alex menunjuk ke arah rumah barunya tepat di depan rumah Lunar.
"Oh iya, aku turut berduka cita atas meninggalnya suami kamu, maaf baru dapat kabar soalnya aku dua tahun terakhir ini pergi ke luar kota," imbuhnya.
"Iya, tidak apa aku juga sudah mengikhlaskan kepergiannya," jawab Lunar.
"Kamu, janda dong sekarang?" Pertanyaan itu tiba-tiba keluar dari mulut Alex, entah naluri apa yang membuat pertanyaan konyol seperti itu sempatnya dia tanyakan kepada Lunar.
Padahal sudah jelas-jelas, ditinggal meninggal suaminya, itu artinya Lunar janda. Janda kembang lebih tepatnya!
Parasnya yang cantik dan menawan, serta body tubuhnya yang seharusnya masih layak dipanggil sebagai gadis. Siapa yang tidak tergoda melihat setiap lekuk tubuhnya yang sangat menggoda.
"Iya, memang kenapa?" Lunar sengaja bertanya kembali kepada Alex.
Alex tersenyum nakal, melihat bodi seksi Lunar yang semakin cantik saja. Padahal dulu, terakhir dia bertemu wajahnya bahkan tak secantik ini.
"Hey!" bentak Lunar.
Melihat lelaki yang ada di hadapannya melamun hampir semenit lamanya.
"Eh, aduh apa tadi kamu bilang?" tanya Alex baru tersadar dari lamunannya.
"Makanya jangan melamun!"
"Aku boleh minta nomer handphone gak?" Alex bahkan berani memintanya secara terang-terangan di depan Lunar.
Lunar mengambil kertas dan langsung menulis nomer teleponnya, lalu memberikannya kepada Alex. Tanpa berpikir panjang lagi, bahkan sama sekali tidak terpikirkan hal yang memang nampak sejelas itu. Tapi, Lunar tak pedulikan hal itu, dia menganggap Alex adalah mantan suami sang kakak dan tidak ada salahnya mereka menjalin hubungan baik.
"Ini ...," ucapnya memberikan kertas itu.
"Emmm, kalau kamu butuh bantuan langsung aja telepon aku, ini nomernya catet dulu," suruh Alex.
Lunar pun tak menolak, mereka bertukar nomor telepon.
"Aku pulang dulu." Alex pun langsung berpamitan untuk pulang.
"Iya," jawab Lunar.
Alex berjalan pulang, tapi pandangannya seolah tak bisa lepas dari bodi seksi Lunar. Dia tak sadar jika ada istrinya di depan rumah, telinganya langsung dijewer oleh sang istri. Wanita mana yang terima jika suaminya melirik wanita lain, dan lebih bahayanya lagi dia itu 'janda'.
"Aduh, sakit lepasin dong, Ma!" pekik Alex kesakitan.
"Makanya itu mata jangan gatel, lihat janda cantik dikit aja langsung tergoda!" omel sang istri.
"Enggak kok, itu mantan ipar aku, ya udah masuk yuk," ajaknya mengalihkan pembicaraan.
Mereka langsung masuk ke dalam rumah, istrinya langsung menutup pintu rapat-rapat. Takutnya, nanti suaminya malah tergoda oleh janda depan rumahnya itu. Lunar tertawa kecil melihat adegan itu di depan matanya, dia menggeleng-gelengkan kepalanya.
Melihat ke arah jam dinding, sudah waktunya untuk bersih-bersih halaman rumah. Dengan daster seksi miliknya, wanita ini menyapu di depan rumah, hampir setiap lekuk dari tubuhnya terlihat jelas karena pakaian yang dia gunakan bisa terbilang cukup ketat.
Beberapa lelaki yang lewat di depan rumahnya nampak terpukau melihat pemandangan yang luar biasa menggiurkan itu. Mereka bahkan hampir menabrak tiang listrik yang berada di depannya. Lunar hanya bisa tertawa mendapati hal itu. Tawanya pecah, tak bisa dia tahan lagi saat melihat mereka terjatuh di hadapannya.
"Hati-hati Mas, jatuh itu sakit," ejeknya.
"Hehe, habisnya kamu cantik banget." Salah satu dari mereka mulai membuka suara.
Alex yang baru saja keluar dari rumahnya, langsung terpesona dibuatnya. Tapi, pandangannya dialihkan oleh segerombolan lelaki yang masih setia melihat Lunar menyapu memperhatikan secara detail gerakan yang Lunar ciptakan di sana.
Alex yang baru saja keluar dari rumahnya pun, tak kuasa melihat hal itu. Dia tak rela melihat Lunar menjadi bahan tontonan lelaki- lelaki mata keranjang itu.
"Hey! Ngapain kalian di sana? Pergi sekarang atau saya laporkan ke istri kalian," ancamnya.
Tidak ada ancaman yang manjur selain istri mereka masing. Para lelaki itu berdecak kesal, dan kemudian pergi dari sana. Lunar hanya bisa tertawa melihat kejadian itu.
"Kamu gapapa, Lunar?" tanya Alex yang kini sudah berada kembali di hadapannya.
"Iya Mas, mereka itu memang suka seperti itu, saya sudah tidak heran lagi," jawabnya.
"Saya pikir kamu perlu merubah sesuatu Lunar, karena jika kamu teruskan semakin lama mungkin saya sendiri juga sulit mengendalikan diri," tutur Alex.
Lunar benar-benar tak mengerti maksud ucapan lelaki itu. Apa yang harus dirubah darinya? Dia pikir dirinya tidak punya salah apa pun, Lunar juga tak pedulikan omongan orang lain yang jahat kepadanya, bahkan dia tak pernah sekalipun membalas mereka semua. Dia hanya diam, membiarkan Tuhan yang memberikan keadilan kepadanya.
Jadi, apa maksud ucapan Alex barusan? Apa yang tidak bisa dia kendalikan?
Bersambung ....
Bab 1 Pesona Sang Janda
03/02/2022
Buku lain oleh Puuma
Selebihnya