searchIcon closeIcon
Batalkan
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

FastidiousT

Pemuas Nafsu Tuan Muda 21+

Pemuas Nafsu Tuan Muda 21+

Callista Ivan
Seorang gadis SMA bernama Nada dipaksa untuk menyusui pria lumpuh bernama Daffa. Dengan begitu, maka hidup Nada dan neneknya bisa jadi lebih baik. Nada terus menyusui Daffa hingga pria itu sembuh. Namun saat Nada hendak pergi, Daffa tak ingin melepasnya karena ternyata Daffa sudah kecanduan susu Nada. Bagaimana kelanjutan kisahnya?
Romantis R18+Cinta pertamaPerkosaanBudak seksualMenarikBeruntungUrbanMiliarderTempat kerja
Unduh Buku di App

Gerimis sudah nyaris 2 jam bertahta seolah enggan lekas turun dan pergi. Uap secangkir kopi masih mengepul tak membuat empunya menantinya berhenti. "Hola kalau hujan terus begini, mending aku koploan aja. Mana mungkin Ayesha mau di ajak keluar,"ucap gadis tanpa hijab itu.

"Koploan lagi. Eh kerjakan dulu semua tugas pilot plant mu itu. Mumpung hujan kan,"ucap Ayesha. Baru saja dibicarakan sudah datang. Entahlah, mungkin dia saudara jailangkung, pikir gadis itu. "Ck kayak nggak ada tugas lain aja yang bisa ku kerjakan,"ucapku sebal. Mata kuliah itu terlalu membuat ku muak dengannya.

Apa ada hal bisa ku lakukan selain hanya untuk melihat sebuah contoh pabrik. Ck yang benar saja. "Tapi Al kalo kamu terlalu bodo amat juga ngga bagus. Nanti di papan pengumuman tertulis Almira Adya Kartika. Semua nilai mu A, terus mata kuliah Pilot Plant C kan ngga lucu,"ucap Ayesha berusaha membujuk ku.

"Hah iya ya. Ku kerjakan nih,"ucapku dengan sangat terpaksa mengerjakan tugas sembari memutar lagu Wes Tatas dari Happy Asmara. "Kamu mengganggu masa me time ku aja. Awas sampai jelek nilai ku. Ngga ikhlas pokok nya,"ucapku sebal. "Sudahlah kerjakan aja dulu daripada misuh ngga jelas.

Eh Al dari tadi ada bunyi chat masuk ngga mau kamu buka kah? Siapa tau penting,"ucap Ayesha. "Paling dari UKM. Ibu sama Bapak kalo siang sibuk, jadi ngga mungkin mereka,"ucapku cuek. "Terserah mu lah. Besok temani aku ke kampus konsul laporan nah Al,"ucap Ayesha. "Boleh tapi nanti aku tunggu di depan pintu masuk ruangan dosen,"ucapku.

"Kebiasaan. Betulan nah ngga ada teman ku pergi konsultasi buat besok. Apalagi udah mau selesai juga semester ini,"ucap Ayesha. "Makanya kayak aku dong. Laporan udah tinggal kumpul. Jadi ngga ada tanggungan lagi. Itu nah barangkali kamu mau liat mana aja yang sudah di revisi. Biar ngga bolak balik,"ucapku menunjuk berbagai jenis tugas berjejer.

"Dih tapi tugas masih ada yang ketinggalan lebih parah,"cibir Ayesha membuatku terkekeh geli. "Sha ngga jadi ambil uang dong. Sayuran ku habis semua apalagi jenis ikan yang udah mulai menunjukkan tanda-tanda kepunahan,"ucapku mengingat stok persediaan di kost. "Mau ngga mau Al. Besok aja habis dari kampus.

Aku mau beli sabun cuci, sabun mandi, sikat gigi, garam, mie, minyak, parfum setrika, pembalut, telur, teh, susu, tomat, bawang merah, bawang putih, sama apa gitu nah. Udah ku list,"ucap Ayesha. "Sebanyak itu? Aku masih ada stok Sha. Kamu pake punya ku aja ngga papa,"ucapku. "Ya kali ngga papa besok aja. Aku juga mau ambil uang. Kakak ku kemarin habis kirimin tau,"ucap Ayesha.

"Behhh tanggal muda duluan. Aku malah masih tanggal tua terus. Biasa akhir semester banyak yang di bayar. Satu adekku mau lulus SMA ya tau kan gimana biaya nya. Satunya lulus SMP,"ucapku. "Lumayan Al. Sama kayak waktu aku masuk kuliah, kakak ku wisuda. Banyak tapi alhamdulillah sekarang kakak ku yang tanggung biaya kuliah ku,"ucap Ayesha menggelitik hati ku.

Harapan orang tua terhadap ku sangat besar untuk bisa menyambung biaya pendidikan untuk kedua saudari ku. "Salut aku sama kakak mu Sha. Semoga aku bisa kayak gitu juga ya. Lulus cumlaude, dapat kerja langsung sambil neruskan S2,"ucapku tersenyum kecil. "Pasti bisa kamu Al. Kita harus selalu yakin aja memang takdir dari sononya tapi kalo nungguin takdir juga ngga mungkin kan,"ucap Ayesha ku angguki.

Terkadang telinga hanya bisa membeku mendengar kalimat putus asa kedua saudari ku takut melanjutkan kuliah tapi di tengah jalan ngga ada yang bisa biayai lagi. Memang kedua orang tua ku juga bekerja namun kebutuhan mereka juga bukan hanya memberi fasilitas pendidikan tapi juga kebutuhan hidup mereka yang di rumah termasuk diri ku. UKT per semester belum lagi biaya kost per bulan beserta biaya hidup yang lain. Ck menyusahkan aja.

"Al mau pinjem pul masya Allah Almira. Ini tugas loh Al. Yakin kamu mau kumpul begini bentukan nya. Coretan dimana mana belum lagi tulisan nya naik turun,"ucap Ayesha membuyarkan lamunan ku. "Yang penting kumpul daripada ngga sama sekali. Bisa aja dosen kita baca ini,"ucapku sembari menyusun semua kertas sebelum scan satu persatu.

"Kalo aku jadi dosen mu sudah ku kasih C kamu Al. Aslinya ngga niat tuh wajar tapi jangan terlalu totalitas gini nah. Mending tulis ulang aja Al,"ucap Ayesha mengambil salah satu kertas ku. "Nah untungnya dosen ku bukan kamu Sha,"ucapku. "Al beneran nah ku bantu aja gin ya,"ucap Ayesha. "Aish ngga usah Sha.

Yang penting itu kumpul tugas daripada ngga sama sekali. Lagian kalo nulis ulang malah ngga sempat. Apa adanya aja,"ucapku santai. Dan bukan salah ku juga kalo aku setengah setengah dalam mengerjakan. Siapa juga yang minta ada mata kuliah membosankan begitu.

-^-

Ting

Ting

Ting

"Al coba liat dulu nah. Barangkali penting makanya sampai banyak betul masuk,"ucap Ayesha. "Divisi Humas rapat di grup tuh loh,"ucapku sembari masih setia menikmati kopi yang sudah terlanjur dingin. Terlalu sayang melewatkan lembar novel yang baru ku beli beberapa waktu lalu.

"Percaya aja gitu nah. Masih asyik ini Al,"ucapku tetap dalam posisi bersandar pada kursi. Lagian karena nya juga sore indah yang harusnya terisi dengan bahagia dan tawa malah jadi penuh beban. Apalagi lagu koploan ku langsung di geser dengan soundtrack drama Korea.

Feel the magic in the air

Allez Allez Allez

Panggilan tanpa nama masuk begitu saja membuatku terkesiap. "Sha kamu kenal nomer ini kah,"tanyaku menunjukkan 12 angka berderet pada panggilan. "Ngga tau aku Al. Coba cek chat masuk. Siapa tau mau hubungi kamu tapi karena ngga ada respon jadi telfon,"saran Ayesha membuatku menekan tombol merah sebelum akhirnya membuka ponsel ku.

+6287181765xxxx

Assalamu'alaikum

Permisi Dek

Halo Almira

Dek

Nilai mata kuliah

Pilot plant nya kurang

Baca Sekarang
Fastidious

Fastidious

Ranvyadrargantara
Ambisi Almira, mahasiswi semester 5 yang tengah menjalani kuliahnya untuk mendapat selempang cumlaude tertekan karena sebuah kebencian pada sebuah mata kuliah. Tak hanya mata kuliah yang tak dipedulikan, bahkan dosen yang perlu konsultasi terkait nilai nya yang menyentuh skala E pun luput di matanya
Romantis NafsuRemajaModernHubungan Suami Istri Guru dan muridPasanganGuruDewasaJeniusNarasi Multilinier
Unduh Buku di App
Yuk, baca di Bakisah!
Buka
close button

FastidiousT

Temukan buku-buku yang berkaitan dengan FastidiousT di Bakisah