Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Di cintai CEO

Di cintai CEO

Iren

5.0
Komentar
Penayangan
1
Bab

kehidupan tidak semudah membalikkan telapak tangan banyak sekali cobaan yang harus di lewatinya,Kezia gadis cantik yang harus berkerja keras demi sang Ayah tercinta karena semua yang di milikinya harus di renggut paksa oleh saudara tiri dan juga ibu tirinya yang begitu membencinya.

Bab 1 Penyesalan

1 Dicintai CEO

"Cepat tanda tangani surat ini, jika kau masih ingin tinggal di rumah ini." ucap wanita paruh baya dengan tatapan sinisnya.

"Cepatlah pria tua, jangan membuatku kesal menunggunya." ucap gadis belia yang sedari tadi sibuk dengan kuku cantiknya."Atau kau ingin putri kesayanganmu, aku lempar ke luar sana agar bisa menghasilkan banyak uang."ancamnya dengan sorot mata tajam.

Pria paruh baya itu hanya bisa pasrah karena ia tidak ingin putri kesayangannya, menjual diri untuk memenuhi keinginan wanita paruh baya itu, karena semua berawal dari kesalahannya yang membuat ia merasa bersalah jika mengingat bayangan masa lalunya.

Dengan tangan gemetaran ia memegang ballpiont untuk menandatangani semua aset yang ia miliki, seperti mobil serta fasilitas lainnya. Dia tidak berdaya karena saat ini hanya bisa duduk di kursi roda. karena kecelakaan yang membuatnya harus memakai kursi roda.

Dengan menarik napas dalam pria paruh baya itu akan melakukan apapun demi putrinya agar bisa tetap tinggal di rumahnya sendiri. Ia pun mulai menandatanganinya dengan perasaan sedih dan juga kecewa karena salah memilih wanita yang di kiranya baik tetapi salah besar. Bahkan di saat seperti ini pun wanita paruh baya itu sama sekali tidak mau merawat suaminya sendiri.

Setelah menandatangani dengan cepat wanita paruh baya itu merebutnya kembali dengan hati yang berbunga-bunga, keduanya tersenyum bahagia setelah sekian lama menunggunya.

"Terima kasih suamiku, walaupun kau tidak berguna tetapi tetap saja tanda tanganmu sangat berguna." menepuk pipi pria itu, dan berlalu pergi begitu saja.

Pria paruh baya itupun menyessli perbuatannya tak lama putri kesayangannya pun pulang bekerja. Dia bekerja sebagai penjaga toko bunga, karena setelah lulus kuliah dia sama sekali tidak di izinkan untuk bekerja jauh, karena dia harus merawat sang Ayah tercinta karena tidak ada yang mau merawatnya.

Sore ini gadis itu sudah pulang ia melihat sang Ayah duduk di kursi roda dengan raut wajahnya sedihnya, gadis itupun menghampirinya dan mengusap lembut tangan pria paruh baya itu walaupun tidak setampan dulu lagi kini kulit itupun mulai mengerut karena usianya pun tidak muda lagi.

"Ayah, apa yang sedang kau pikirkan? Apakah Zia menjadi beban bagi Ayah." ucap dengan lembut.

"Tidak sayang, mana mungkin kau menjadi beban bagi Ayah." menarik napas dalam."Ayah minta maaf, karena selama ini Ayah yang tidak pernah peduli tentang perasaanmu nak."ucapnya dengan mata yang berkaca-kaca.

Melihatnya akan menangis gadis itu pun segera menenangkan sang Ayah, lalu terdengat teriakkan dari saudara tirinya yang memanggil namanya. Kezia pun segera pamit untuk menemui saudaranya yang berisik dan masih saja memanggil namanya.

"Zia kemari kau." teriaknya.

Dengan langkah tergopoh- gopoh Kezia menghampiri saudara tirinya itu, dengan tangan ia lipat di dadanya. Kezia merasa heran karena barang miliknya sudah berantakan di lantai lalu ia menatap Celine dengan tatapan bingungnya.

"Celine, ada apa ini? Kenapa semua barangku kau keluarkan." ucap Kezia dengan tatapan bingung.

"Mulai hari ini, kau dan pria tua itu tidur di gudang! Jadi bawa semua barang menjijikkan ini dari hadapanku." ucapnya dengan tatapan jijiknya.

Kezia tidak terima jika harus di perlakukan seperti itu dan ia pun membantahnya dengan tatapan penuh kebencian, selama bertahun-tahun ia selalu sabar menghadapinya. Tetapi tidak kali ini, ia akan berusaha melawannya karena ini rumah miliknya juga.

"Apa maksudmu Celine, ini juga rumahku. Seharusnya yang tidur di gudang itu kau dan wanita kurus itu."

"Berani sekali kau menghina ibuku, aku akan memberimu pelajaran." ucapnya dengan emosi.

Celine pun mendorong tubuh Kezia dan membuatnya tersungkur ke lantai lalu Celine pun menjambak rambut Kezia. Dan membuat Kezia kesakitan menahannya, lalu wanita paruh baya itu segera menghampirinya.

Melihat itu semua ia hanya tersenyum saja karena menurutnya itu tontonan yang sangat bagus.

"Ingatlah Kezia, pria tua itu sudah menandatangani semua aset yang menjadi milikinya, menjadi nama ibuku. Dan kau tidak ada hak apapun lagi di rumah ini."

Celine pun menghempaskan kepala Kezia dan membuat Kezia semakin kesal saja, tarik kan napasnya pun tidak beraturan. Kezia tidak menerima jika semua yang dimilikinya di rebut paksa oleh Celine.

"Celine, kau tidak bisa melakukan ini, dia adalah Ayahmu juga kenapa kau begitu tega hah!" ucap Kezia dengan sorot mata tajam.

"Aku tidak peduli, lebih baik segera kau singkirkan barang- barangmu yang tidak berguna ini." mengibaskan tangannya.

Lalu Kezia bangun ia semakin kesal saja dengan sikap Celine bukannya memunguti barang miliknya, ia malah menghampiri Celine dan mengangkat tinggi tangannya ke udara lalu Kezia pun menampar Celine.

Membuat Celine terkejut dan ia menatap tajam ke arah Kezia, tanpa mengatakan apapun lagi Celin langsung menarik rambut Kezia dan terjadilah aksi saling menjambak rambut.

Nyonya Elisa yang melihat itupun segera melerainya dan kedua gadis itupun segera berhenti dan menatap ke arah Nyonya Elisa.

"Hentikan, apa yang kalian lakukan hah! Jangan membuat keributan di rumahku terutama kau, Kezia." ucapnya menatap tajam.

"Heh rumahmu! Seharusnya kau sadar diri, jika bukan karena Ayahku mungkin kalian akan tidur di tempat sampah, tetapi balasan dari kalian apa hah!" bentak Kezia.

Nyonya Elisa tidak terima ucapan dari Kezia lalu ia pun menampar Kezia dan membuat Kezia memegangi pipinya yang terasa panas, melihat hal itu Celine tersenyum penuh kemenangan.

Kezia menatap tajam ke arah Nyonya Elisa, ia sama sekali tidak takut dengan tersenyum getir ia menatapnya lalu ia pun segera mundur. Jika bukan teringat dengan sang Ayah, mungkin saja saat ini ia masih melawannya tetapi ia juga takut jika terjadi sesuatu dengan sang Ayah tercinta.

"Dasar tidak tahu malu, sudah menumpang di tambah membuat masalah lagi." gumamnya.

Lalu ia segera menghampiri Tuan Alex yang sedang duduk di kursi rodanya lalu Kezia memeluknya dari belakang dan membuat Tuan Alex terkejut dengan cepat ia mengusap kasar air matanya.

"Ayah sebaiknya kau istirahat di kamar saja, sebentar lagi hari sudah malam. Zia akan membuatkan Ayah makan malam yang enak." ucapnya lalu mendorong kursi roda itu.

Kezia mendorong kursi roda Tuan Alex menuju kamarnya sedangkan Kezia menuju dapur untuk memasak dan di bantu para pelayan juga.

Setelah lama berkutat di dapur akhirnya Kezia selesai dengan memasaknya dan pelayan pun membawa masakan ke meja makan untuk makan malam majikannya.

Kezia masuk ke dalam kamar Tuan Alex lalu ia duduk di tepi ranjang dan mulai menyuapinya. Tuan Alex begitu bahagia dan bersyukur mempunyai putri yang cantik mirip sekali dengan mendiang istrinya.

Tidak terasa bulir bening membasahi wajah yang keriput itu membuat Kezia khawatir lalu ia menaruh piring ke meja kecil dan mengusap lembut pria tua itu.

"Ayah, kenapa menangis? Apa makanannya tidak enak?" ucap Kezia dengan lembut.

"Tidak sayang, makanannya enak sekali." menarik napasnya."Ayah teringat dengan mendiang ibumu, kau mirip sekali dengan ibu nak."

Kezia menjadi sedih mendengar ucapan dari Tuan Alex dan membuatnya menjadi kesal jika ia mengingat dang Ayahnya selingkuh dengan wanita yang saat ini menjadi ibu tiri Kezia.

"Kenapa Ayah selingkuh?"

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku