Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Hasrat Terpendam Gadis Judes

Hasrat Terpendam Gadis Judes

flyingpen

5.0
Komentar
640
Penayangan
5
Bab

Siapa yang tak kenal Rebecca, gadis dengan kejudesan stadium akhir? Tak ada satu pun pria yang sanggup bertahan dengan ucapan pedas nan menyakitkan yang senantiasa dilontarkan bibir manis itu. Cantik dan pintar, Rebecca merasa ia tak memerlukan pria mana pun dalam hidupnya. Namun kehadiran Samael menjungkirbalikkan dunianya dalam sekejap mata. Pria dengan aura maskulinitas yang kental, membuat Rebecca harus berjuang sekuat tenaga agar tak terlarut dalam pesonanya. Samael seperti tak terpengaruh sama sekali dengan fakta bahwa Rebecca bisa membunuh seseorang dengan kata-katanya. Hingga Rebecca sadar, hidupnya takkan pernah sama lagi saat mereka bersama menghabiskan sebuah malam panas penuh petualangan dengan gairah yang membara. Malam yang menjadi magnet bagi Rebecca untuk terus kembali pada pelukan Samael.

Bab 1 Seperti yang Kau Inginkan

Suasana ruangan berukuran empat kali enam meter tersebut nyaris sunyi. Hanya beberapa detik kesunyian itu mencekam. Berikutnya, desahan napas dua insan mulai terdengar memenuhi ruangan. Sesekali, bunyi kecupan yang bertubi-tubi turut menambah panasnya tubuh yang kini saling melekat satu sama lain.

Pria itu segera melepas kemeja slim fitnya, menampakkan otot pada bagian lengan, dada dan perutnya yang terpahat begitu sempurna. Ia kembali meraup bibir gadis itu, melabuhkan kecupan-kecupan singkat yang menaikkan adrenalin keduanya. Gadis itu mengalunkan kedua lengannya ke leher sang pria sebagai respon alamiah.

Gesture tersebut membuat sang pria makin memperdalam ciumannya. Kecupan berubah menjadi lumatan, sentuhan berubah menjadi remasan. Tangan gadis itu kini menyelusup ke dalam rambut tebal sang pria dan mencengkeram sejumput rambut sebagai reaksi karena gairahnya.

Pria itu mengangkat kedua kaki sang gadis agar melingkar di pinggangnya. Diremasnya kedua bokong sekal itu sekaligus menahan bobot tubuh sang gadis agar tak jatuh. Bibir mereka kini saling melumat tanpa jeda sedikit pun.

Perlahan pria itu beranjak ke ranjang. Dengan hati-hati ia membaringkan tubuh gadis itu. Ia juga menarik kedua lengan berkulit halus itu dari lehernya. Mata sang gadis yang sebelumnya terpejam, kini membuka dengan sorot protes.

"Take it easy, sweetheart. You deserve better."

Pria itu melepaskan heels setinggi dua belas sentimeter itu dengan perlahan. Setelah meletakkannya di lantai, ia mulai mengecupi kaki jenjang itu. Semakin lama, kecupan itu makin naik ke atas, meninggalkan jejak basah yang membuat empunya merinding nikmat.

Dress yang awalnya menutupi lutut sang gadis, kini sedikit tersingkap hingga setengah paha. Pria itu tergoda untuk segera mengeksposnya secara utuh, namun ia berhasil menahan diri untuk menuju ke tahap berikutnya.

Ia kembali berbaring di samping gadis itu. Disentuhnya garis rahang gadis itu dengan lembut, kemudian ia mulai menjelajahi leher jenjang yang sudah menarik perhatiannya sejak awal. Tak satu pun inchi dari leher itu yang ia lewatkan. Ujung lidahnya menyapu dengan telaten, membuat gadis itu mengerang dengan hasrat yang kian meningkat.

Dress dengan bahan rajut serta berkerah sabrina tersebut memudahkan pria itu untuk melanjutkan aksinya. Dalam sekali tarikan, bagian atas dress itu kini terkumpul di bagian perut sang gadis.

Pria itu meneguk ludah saat melihat apa yang terpampang di depannya. Keindahan yang dimiliki gadis itu sungguh memukau. Bahkan penutup dada sewarna kulit tersebut tak mampu menyembunyikan betapa sempurnanya keindahan kedua milik gadis itu.

Dikecupnya area dada yang halus itu dengan penuh perasaan. Perlahan ia mulai melepas penutup dada berjenis stick on tersebut agar tak menyakiti sang gadis.

Ia mulai berfokus pada puncak dada gadis itu. Ia menggoda puncak dada sebelah kiri dengan lidahnya, sementara jari-jarinya turut andil memberi stimulasi di sebelah kanan.

Erangan gadis itu kian membara. Matanya terpejam erat menerima kenikmatan bertubi-tubi yang diberikan oleh pria itu. Ini benar-benar luar biasa!

Bibir pria itu pindah ke puncak sebelah kanan, lalu semakin turun ke area perut. Sang gadis mengejang seketika saat bibir basah itu merambah kulit perutnya yang sensitif. Tangannya kini mencengkeram bantal dengan erat.

Pria itu meloloskan dress itu dari tubuh sang gadis. Tubuh semampai itu kini hampir polos, hanya tersisa penutup terakhir dengan model g-string yang menambah kesan seksi di tubuh itu.

Pria itu tak mau berlama-lama lagi. Ia segera melepaskan g-string itu, sehingga tampillan area pribadi yang

sungguh menjadi sebuah misteri baginya.

Ia langsung memosisikan wajahnya tepat di depan area kewanitaan gadis itu. Terlihat bahwa gadis itu sangat pandai merawat dirinya. Tanpa ragu-ragu lagi pria itu langsung membuka kedua paha gadis itu dan mengecupi lembah di antaranya.

Lenguhan gadis itu kian menjadi-jadi, menambah gairah bagi keduanya. Pria itu makin bersemangat untuk melakukan eksplorasi. Setiap kali lidahnya menyentuh area tertentu, pinggul gadis itu tersentak ke atas seolah meminta lebih dari apa yang ia lakukan sekarang.

"Stop! Please stop! Aku udah nggak kuat!"

Gadis itu berseru karena menahan desakan yang mulai merambah sekujur tubuhnya. Namun bukannya berhenti, pria itu malah makin ganas memberi lumatan-lumatan yang menambah getaran pada inti gadis itu.

Gadis itu mulai merasakan gelombang besar dari ujung kakinya, terus naik menyapu hingga ia terhempas dalam pusaran kenikmatan yang membuat ia menjerit sekuat tenaga. Seluruh tubuhnya bergetar, terutama punggungnya yang kini melengkung dan pinggulnya yang terangkat ke atas selama beberapa detik.

Ketika gelombang itu pergi, ia kembali terbaring dengan lemas namun puas. Pria itu sudah berhenti sebagaimana yang ia pinta. Namun ia tak sadar, bahwa kini pria itu pun sama polosnya seperti dirinya.

Pria itu mengambil sebuah bantal dan menempatkannya di bawah pinggul gadis itu. Merasakan pergerakan itu, sang gadis membuka matanya yang terasa berat.

Ia terkejut mendapati bahwa mereka berdua sudah benar-benar dalam keadaan polos tanpa sehelai benang pun. Ia lebih terkaget lagi melihat sesuatu di antara kedua paha pria itu. Sesuatu yang besar, panjang, dan tampak sangat kokoh saat mengacung seperti itu.

"Do you like what you see?" tanya pria itu. Ia mulai memosisikan tubuhnya di atas gadis itu.

Gadis itu tak mampu menjawab apa pun. Bukannya ia tak tahu apa itu, namun ini pertama kalinya ia melihatnya secara langsung, bukan melalui gambar dua dimensi, tiga dimensi, ah sudahlah. Rasa penasarannya terbetik seketika.

"A-apakah itu akan muat di milikku?" cicitnya penuh kekhawatiran.

Pria itu langsung terbahak seketika mendengar pertanyaan tersebut. Gadis ini benar-benar polos, atau ia hanya berpura-pura untuk menarik perhatianku?

"Kita akan tahu saat ia sudah berada di dalammu, sweetheart," jawab pria itu.

Ia segera memulai ritual penyatuan tubuh mereka. Sempitnya milik gadis itu membuat ia harus menggunakan sebelah tangan untuk membantu miliknya memasuki gadis itu.

Belum separuhnya masuk, gadis itu mulai meringis merasakan perih yang mulai merambah intinya. Pria itu paham. Ia berhenti sejenak, mengalihkan rasa sakit itu dengan ciuman yang dalam dan remasan pada benda kenyal di dada sang gadis.

Saat ia merasa sang gadis mulai rileks, ia meneruskan desakan pinggulnya untuk masuk lebih dalam. Tepat ketika ia menembus sebuah selaput penghalang di dalam sana, gadis itu menjerit dan membenamkan kuku-kukunya yang bermanikur sempurna ke otot di punggung kokoh pria itu.

"Sekarang kau milikku. Hanya aku satu-satunya!" geram pria itu penuh kepemilikan.

Ia mulai mengayunkan pinggulnya perlahan saat ia merasa otot kewanitaan gadis itu sudah menerima kehadirannya di dalam sana. Wajah yang awalnya berkerut menahan sakit, gini berganti dengan raut penuh gairah yang menginginkan lebih. Setiap gesekan pada penyatuan mereka menimbulkan gelenyar yang tak bisa dilukiskan dengan apa pun.

"Kau... benar-benar luar biasa!" ucap pria itu dengan nada rendah yang seksi. Gadis itu tak mampu berkata apa pun. Bibirnya kini sibuk mengeluarkan desahan tiada henti.

"Bukankan lebih baik bibirmu mendesah seperti ini, dari pada sibuk melontarkan kata-kata pedas padaku?" ucap pria itu sambil menghentikan gerakannya sejenak.

Ia menikmati wajah di bawahnya yang kini memerah karena terbakar karena gairah. Titik-titik peluh di kening gadis itu malah menambah kilau di wajah cantiknya.

"Kau adalah candu bagiku sekarang!" puji pria itu. Ia melanjutkan ayunan pinggulnya, makin lama makin cepat.

Napas mereka makin cepat. Saling berlomba untuk meraih puncak kenikmatan tertinggi.

"Samael..."

"Ya! Sebutkan namaku! Aku suka saat kau menyebut namaku seperti itu!"

"Samael... Aku ingin..."

"Ya, sweetheart. Aku akan memberikan apa yang kau inginkan sekarang."

Samael memperdalam penyatuan mereka, merasakan betapa gadis itu melingkupinya dengan hangat, kuat dan lembut.

Tepat ketika pinggul gadis itu terangkat dan bergetar untuk kedua kalinya dengan ritme yang teratur, Samael pun mencapai puncak yang sama.

Tubuh mereka bergetar dengan irama yang sama, desah napas yang saling bersahutan, dan kepuasan yang membuat mereka enggan untuk segera melepaskan diri.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Cris Pollalis
5.0

Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."

Pemuas Nafsu Keponakan

Pemuas Nafsu Keponakan

kodav
5.0

Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku