Jema seorang model yang tengah naik daun harus menahan pahitnya kehidupan pernikahan setelah dia mengetahui jika David suaminya yang baru menikahinya tengah bercinta dan berhubungan badan dengan 3 orang wanita sekaligus di malam pertama mereka. Setelah mengetahui semuanya Jema benar benar sakit hati dan berlari kabur di malam hari dengan menggunakan lingerie seksi. Dia minum hingga mabuk di bar dan berakhir hampir tertabrak oleh mobil Ricky. Malam pertama Jema justru ia lewati dnegan Ricky, pria kaya raya yang nantinya akan menjadi senjata utama Jema untuk balas dendam kepada David. "Come to me, I'll give you everything, Jema." -Ricky "Open your legs! I'll spank & fu*ked you!" -David *** Bagaimanakah Jema akan menjalani kehidupannya? Mampukah dia membalas dendam kepada David? Dan apakah Ricky akan menjadi kekasih yang ideal bagi Jema setelahnya?
Ballroom hotel bintang lima yang terletak di jantung kota San Francisco malam itu dihias dengan sangat mewah dan indah. Para tamu yang kebanyakan orang kaya raya dan berkuasa sudah berkumpul di dalamnya untuk menjadi saksi dan menyaksikan pernikahan termegah tahun itu.
Pernikahan antara model cantik Jema Mariska dan David Edric, seorang anak dari Konglomerat, salah satu yang terkaya di negara itu tegah berlangsung dengan sangat spektakuler.
"Selamat atas pernikahan kalian..."
"Kalian pasangan yang cocok dan ideal. Kaya dan memiliki visual yang luar biasa."
Jema melilitkan lengannya dengan David, suami barunya. Dia merasa tersanjung atas semua pujian baik yang datang kepadanya dan juga David.
"Aku tak sabar melihat anak kalian nantinya... Ah, pasti akan sangat tampan atau cantik seperti orangtuanya."
"Hahaha ..." Jema tertawa canggung.
"Astaga, putriku ini baru menikah dan kalian semua malah menggodanya untuk segera punya anak." Seorang wanita tua yang adalah ibu kandung Jema datang menghampiri.
Asila, Ibu dari Jema itu memandang anaknya dengan bangga. Ibu mana yang tak bahagia saat melihat putrinya menjadi istri dari orang kaya yang tampan dan berkuasa?
"Anakku dan suaminya harus honeymoon terlebih dahulu setelah pesta ini, ya kan sayang?" Pertanyaan Asila membuat Jema merasa malu.
Namun David malah mengangguk antusias. "Aku sudah menyiapkan kapal pesiar untuk honeymoon kita, baby..." David meremas pinggang Jema dari caranya memeluk istri barunya itu.
"Engg... David, geli..." Jema semakin memerah malu.
Pesta pernikahan megah itu akhirnya usai. Saat ini Jema tengah berpelukan dengan sang ibu.
"Kau sekarang sudah menjadi istrinya David, jadi patuhi semua perkataan suamimu, sayang."
Cup!
Asila mencium kening putrinya untuk yang terakhir kalinya.
"Tentu saja, Ma... Aku akan mematuhi David. Aku sangat mencintai dia..." Jema melepaskan pelukannya.
Lalu dia menghambur masuk ke dalam pelukan David. Keduanya pun akhirnya menaiki kapal pesiar mewah milik David.
Dalam mimpi sekalipun, Jema tak pernah berandai andai berbulan madu romantis seperti ini.
Di dalam kamar luxury yang tersedia di dalam kapal, David melepaskan jas dan dasinya yang terasa menyesakkan.
Jema menatap David malu malu. "Dav, aku akan mandi dulu... Lalu nanti kita..." Ah... Jema merasa sangat malu ketika dia mengucapkan kata malam pertama di depak suaminya.
Namun David suka sekali menggoda Jema. Pria tampan itu tiba tiba mengangkat tubuh Jema dan membawanya masuk ke dalam kamar mandi.
"Da-vid..." cicit Jema saat David mulai membantu Jema melepaskan gaun pernikahan Jema yang cukup panjang.
Jema menunduk malu sambil menutupi bagian vitalnya di depak David.
David mengambil tangan Jema dan menyingkirkan tangan itu, "kenapa harus menutupi aset milikku?" David menciumi dada Jema yang sudah terekspos sempurna.
"Eghh... Dav... Nghh ..." Jema melenguh. Bagaimana tidak? David menciumi, menghisap, dan sesekali mengigit bagian puting Jema.
Jema baru pertama kali merasakan sensasi seperti ini.
Ah... Ya... Jema itu sangat polos. Walau pekerjaan nya adalah seorang model papan atas, dia tak pernah sekalipun berpacaran atau memiliki kekasih. Maka dari itu David adalah pria pertama dan satu satunya yang menikmati keindahan dan kenikmatan tubuh Jema.
"Aku mandi duku, Dav..." Jema menahan dada David yang seperti sudah tak sabar untuk menerkam Jema secara langsung di atas bathtub itu.
David terkekeh dan mengangguk setuju. "Ya, mandilah dan datang kepadaku setelahnya, Jema... Aku tak sabar untuk mencumbu istriku... Istri cantikku..."
Blush!
Sekali lagi pipi Jema memerah saat itu.
Brak-!
"Huft..." Jema menghela napas panjang usai David pergi dari kamar mandi.
Jema akhirnya melanjutkan aktifitas mandinya. Kali ini dia benar benar membersihkan setiap bagian dan lipatan yang ada di tubuhnya dengan telaten. Jema tak akan membiarkan tubuhnya terdapat kotoran.
"Eunghh... Anghh ... Auuuh..." Sesekali Jema mendesah saat dia memasukkan jarinya ke dalam setiap lubang nya untuk membersihkan bagian itu.
"Aku ingin David puas saat bercinta denganku nanti..." Wajah Jema yang cantik tanpa polesan make up itu selalu bersinar saat dia membayangkan malam pertama yang sebentar lagi akan ia lakukan dengan David.
Jema sudah menyukai David sejak awal pertemuan mereka di salah satu event fashion show Jema. Sejak saat itu Jema secara terang terangan menunjukkan rasa sukanya kepada David.
Di mata Jema, David bak pangeran berkuda putih yang akan membawa Jema ke gerbang pernikahan yang bahagia. Dia merasa berlipat-lipat kali lebih bahagia, ketika semua impiannya tentang David tak lagi sebatas impian. Karena David melamar Jema dan kemudian menikahi Jema.
Jema telah selesai dengan acara mandinya selama 1 jam. Dan kini dia tengah miliki lingerie yang akan ia kenakan di depak David untuk pertama kalinya.
Sebelum hari ini, Asila, ibu dari Jema sudah membelikan banyak sekali lingerie indah nan seksi untuk putrinya.
Dan karena itulah kini Jema berdiri dengan bingung di hadapan lingerie yang banyak.
"Yang mana yang harus kupakai?"
Jema membandingkan semua lingerie yang ada. Hingga pilihannya jatuh kepada lingerie berwarna merah dan putih.
"Merah adalah warna kesukaan David, sedangkan yang putih ini juga bagus. Warnanya transparan..." Jema mengelus lingerie premium itu.
"Aku akan pakai yang merah saja... Ini warna kesukaan David." Jema memeluk lingerie itu dan langsung memakainya.
Kini sekali lagi Jema berdiri di depan kaca. Dia harus sempurna sebelum menemui David.
"Aku cantik ..." Jema memutar dirinya di depan cermin.
Tubuh indah seperti gitar, wajah cantik, kulit putih, rambut bergelombang nya yang panjang sepinggang. Dia Sempurna.
"Oke..."
Jema menarik napasnya agak panjang lalu mengeluarkan nya dengan penuh ketenangan.
"Aku siap..." ucap Jema dengan rona kebahagiaan di wajahnya.
Brak-!
Jema membuka pintunya. "Eh? David...?"
Ruangan itu kosong. Jema berpikir, "dimana David? Ah... Astaga! Jema! Kau mandi terlalu lama! Pasti David bosan dan berjalan jalan sekarang..." Jema berpikir positif.
Wanita yang berstatus sebagai istri baru itu mengambil mantel lalu memakainya agar tak terlalu memperlihatkan bagian seksi tubuhnya yang berbalut lingerie.
Dia berjalan di sepanjang lorong mewah kapal pesiar ini sambil mencari David.
"Permisi, apa kau melihat suamiku, David?" Jema bertanya kepada pelayan yang ada di kapal ini.
"Tuan David ada di kamar depan, Nyonya..." Pelayan wanita itu menjawab dengan sopan.
"Baiklah, terima kasih." Dengan senyuman ramah, Jema mengucapkan terima kasih.
Setelah itu Jema segera bergegas menuju ruangan yang dimaksud.
Brak-!
"David ..."
"Eunghh... Akkghhhh ... Auuu... Ahhh... Auuuh ..."
Senyum di wajan Jema yang cantik itu luntur dalam sekejap.
"Anngh... Ahhh!"
"Emmpphh..."
"David..." Kedua mata Jema masih tak berkedip hingga mata indah itu mengeluarkan air mata.
Sedangkan sosok yang ada di depan sana masih belum menyadari kehadiran Jema.
"David!!" Hingga Jema berteriak nyaring dan membuat suami barunya yang dikelilingi oleh tiga orang wanita itu menatap ke arahnya.
"Ahh... Jem! Kau selesai dengan mandimu? Ayo kemari... Hahaha ... Kemarilah Jema..."
Hati Jema sangat sakit.
"Jelaskan! Apa yang terjadi!" Suara Jema sudah sangat sesak.
Dia mencoba mengabaikan tiga orang wanita tanpa busana yang sejak tadi bergelantungan di tubuh suaminya.
David menatap Jema bingung. Lalu setelahnya dia tertawa. "Apa? Kau sudah melihatnya kan? Dan ayo kemari, ayo kita berpesta bersama-"
Plak!
Jema menampar pipi David.
"Hiks... Hiks... Hiks..." Isak tangis Jema semakin kuat saat dia menyadari jika suaminya adalah pria yang suk bermain dengan para wanita.
"Ha-hahahaha... Jema sayang... Kau berani menampar suamimu ini, hmmm?" David bangkit dan berdiri di hadapan Jema.
David mengusap air mata Jema, namun saat tangan David menyentuh wajah Jema, Jema segera menepis tangan David.
Jema kecewa.
Jema marah.
Jema takut.
"Ini malam pertama kita, Dav... Hiks... Bagaimana bisa kau... Hiks... Hiks..." Jema tak kuasa melanjutkan kata katanya.
"Bagaimana bisa kau bercinta dengan para wanita itu sedangkan kau baru saja menikah denganku?!"
Apa yang akan David jelaskan kepada Jema? Bagaimana kelanjutan kisah mereka yang sudah hancur sejak awal?
Buku lain oleh Miracleeve
Selebihnya