Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
ARISAN TANTE
5.0
Komentar
2K
Penayangan
1
Bab

Pemuda tampan yang menjadi budak seksual tante-tante

Bab 1 Kosong

Ricardo Kaka, atau Ricardo Izecson dos Santos Leite, dilahirkan pada dua puluh dua April seribu sembilan ratus delapan puluh dua di Brasília, Brasil.

Kaka lahir dalam keluarga yang mencintai sepak bola. Ayahnya adalah insinyur yang juga merupakan manajer tim amatir, sementara ibunya adalah guru. Kaka tumbuh dalam lingkungan yang mendukung karier sepak bolanya.

Sejak kecil, Kaka sudah mencintai sepak bola dan bermain di klub amatir setempat di Brasil. Bakat alaminya segera muncul, dan ia mendapatkan perhatian sebagai pemain muda berbakat.

Nama "Kaka" Sendiri berasal dari sebuah keluarga yang tinggal di dekat rumahnya. Teman-temannya sering memanggilnya dengan sebutan "Caca" sebagai singkatan dari namanya. Hingga akhirnya Nama panggilan tersebut melekat padanya sepanjang kariernya.

Sebelum sukses di ranah eropa, Kaka memulai karier profesionalnya dengan Sao Paulo FC, salah satu klub terkemuka di Brasil, pada awal tahun 2000.

Di Sao Paulo, ia menunjukkan potensi besar sebagai gelandang serang dengan kemampuan menggiring bola yang luar biasa

Hingga Pada tahun 2002, Kaka memainkan peran penting dalam membantu Sao Paulo FC memenangkan Copa Libertadores, yang merupakan kompetisi klub paling prestisius di Amerika Selatan.

Usai tampil apik di klub sau paulo, setahun kemudian Kaka dibeli AC Milan dari Sao Paulo pada Agustus 2003 saat usianya baru menginjak 21 tahun.

Pemuda asal Brasil itu tak bisa langsung menembus tim utama AC Milan.

Pasalnya milan yang kala itu masih dihuni pemain bintang macam Rui Costa, dan Rivaldo.

Kaka baru mendapat kepecayaan lebih pada musim berikutnya dan mulai menggeser peran Rui Costa sebagai gelandang di belakang dua straiker.

Sejak saat itu, Kaka selalu menjadi pilihan utama pelatih Milan pada saat itu, Carlo Ancelotti.

Puncaknya, adalah pada musim 2006-2007. Kaka berhasil mempersembahkan gelar Liga Champions ketujuh bagi Milan.

Selain itu Kaka juga menjadi top skor di ajang tersebut dengan 10 gol dan juga meraih trofi Ballon d'Or pada tahun yang sama.

Selepas meraih banyak prestasi pada 2007, hari-hari Kaka di Milan berjalan seperti biasa.

Ia selalu menjadi pilihan pertama, mencetak gol, memberi assist, dan menang.

Namun, pada 2009, hari-hari Kaka di Milan menjadi tidak biasa. Ia harus berkemas untuk meninggalkan klub yang dicintainya.

Ya, Kaka ditempatkan ke daftar jual AC Milan pada bursa transfer musim panas 2009. Kesulitan keuangan membuat klub pemilik tujuh trofi Liga Champions itu menjual Kaka.

Ditahun 2009 Kaka pun akhirnya berlabuh ke Real Madrid, klub yang sedang beambisi menciptakan Galaktikos jilid dua pada saat itu.

Milanisti yang merupakan sebutan untuk penggemar Milan paham betul Kaka pindah untuk berkorban. Pemain yg identik dengan nomor punggung 22 itu pergi untuk menyelamatkan AC Milan dari krisis keuangan.

Hal tersebut ditegaskan kembali oleh agen Kaka, Gaetano Paolillo. Baru-baru ini, Gaetano Paolillo bercerita soal cerita di balik kepindahan Kaka ke Real Madrid.

"Setiap tahun, Real Madrid bertanya apakah Kaka dijual. Milan selalu menjawab tidak karena dia termasuk dalam rencananya,"

"Namun, semuanya berubah pada 2009. Kaka dijual ke Madrid dalam posisi Milan kesulitan keuangan. Dia tak pernah ingin pergi, dia tak butuh uang dari Madrid,"

"Kaka juga pernah ditawar 100 juta euro oleh Machester City, tapi sekali lagi, ia benar-benar tidak ingin pindah dari Milan. Dia sangat dicintai penggemar dan mencintai Milan," ucap Paolillo, seperti dilansir football italia.

Ricardo Kaká, bintang asal Brasil, membuat perpindahan spektakuler ke Real Madrid pada musim panas 2009. Transfernya dari AC Milan menjadi salah satu yang paling mahal saat itu yaitu seharga enam puluh tujuh juta euro. Kaká, dengan nomor punggung 8, adalah seorang playmaker ulung dengan keterampilan menggiring bola, visi, dan kecepatan yang luar biasa.

Selama masa bermainnya di Real Madrid, Kaka tampil dalam berbagai pertandingan La Liga, Liga Champions, dan berbagai kompetisi lainnya. Meskipun cedera sering kali mengganggunya, dia berhasil mencetak beberapa gol penting dan memberikan assist yang berkesan. Salah satu momen puncaknya adalah saat mencetak gol dalam final Liga Champions dua ribu sebelas-dua ribu dua belas yang dimenangkan Real Madrid.

Kaka mungkin tidak mencapai kesuksesan besar dengan Real Madrid seperti yang diharapkan, tetapi dia tetap dihormati oleh para penggemar sepak bola atas bakatnya dan dedikasinya. Meskipun masa bermainnya di klub ini berakhir pada tahun dua ribu dua puluh tiga, kenangan tentang Kaká di Real Madrid tetap hidup dalam ingatan para penggemarnya.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku