Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
5.0
Komentar
13
Penayangan
1
Bab

Seorang gadis bernama Violeta Lorenza gadis berusia 18 tahun yang menjalani kehidupan nya dengan penuh cacian dan maki dari semua orang. Semua orang memandangnya rendah sebab ia terlahir dari orang tua yang buruk di mata semua orang. Bagaimana tidak, ayahnya seorang pecandu narkoba sedangkan ibunya seorang pelacur yang setiap harinya hanya ingin bersenang-senang dengan pria mana saja. Karena ulah kedua orang tuanya itu, ia selalu mendapat perilaku yang buruk. Maka ia memutuskan untuk membalas dendam pada mereka yang selalu merendahkan nya. Bahkan ia sendiri akan membunuh kedua orang tuanya, karena ia sangat benci dengan kehidupan yang mereka berikan padanya saat ini.

Bab 1 Violeta Lorenza

"Vio.. apa yang kamu lakukan? Mereka adalah orang tuamu sendiri, kenapa kau tega membunuh mereka seperti itu!" Teriakan itu terlontar dari mulut seorang pria paruh baya di dekatnya.

"Cih! Orang tua seperti apa mereka, mereka hanya memberikanku kesulitan dan cacian dari semua orang karena ulah mereka, sekarang akan aku buktikan jika aku tidaklah sama seperti yang mereka kira!" Ucap Violeta seorang gadis berusia 18 tahun yang telah berani membunuh kedua orang tuanya secara brutal.

Kejadian itu terjadi sekitar 10 tahun yang lalu, dimana seorang gadis kecil telah berani menghabisi nyawa kedua orang tuanya dengan cara yang tragis. Ia menghabisi nyawa kedua orang tuanya sebab ia tidak ingin mendapatkan perilaku buruk dari masyarakat.

Mengapa ia mendapat perilaku buruk dari maayarakat? Ya itu semua bermula dari kedua orang tuanya. Sang ibu yang bernama Venny Janeta seorang perempuan yang bekerja di klub malam ia menghabiskan hari-harinya dengan cara bersenang-senang dengan pria yang berbeda-beda setiap harinya. Sedangkan sang ayah yang bernama Jonathan seorang pecandu narkoba dan pengedarnya ia telah berulang-ulang kali keluar masuk dari penjara namun tidak membuatnya jera dan berubah.

Dan mereka berdua memiliki seorang putri cantik Violeta Lorenza gadis kecil yang sangat ingin disayangi oleh kedua orang tuanya, seorang anak yang harus menanggung beban akibat ulah dari orang tuanya sendiri. Sehingga tumbuhlah rasa dendam dari dalam dirinya karena ia sudah sangat muak dengan tingkah kedua orang tuanya yang semakin hari semakin menjadi sangat parah.

Bukan hanya mendapat perilaku buruk dari masyarakat saja, ia juga sering mendapatkan siksaan dari Venny. Venny selalu melontarkan kata kasar bahkan sering memukulinya hingga mengeluarkan darah. Bertahun-tahun Violeta si gadis malang mengalami hal menyedihkan itu, sehingga pada akhirnya ia bosan dan memilih untuk membunuh kedua orang tuanya di saat usianya menginjak 18 tahun.

****

Hari senin tepatnya pukul 12:00 Violeta gadis cantik sedang menuju pulang kerumahnya. Ia baru saja menyelesaikan pelajaran nya hari ini disekolah. Seperti biasa setiap ia pulang sekolah di perjalanan pulang ia selalu dihadang oleh sekumpulan siswa dan siswi yang sangat membenci dirinya, mereka sangat suka mengganggu Violeta bahkan mereka sering kali melukai fisik gadis yang malang ini.

"Anak pelacur, gak seharusnya sekolah dan tinggal di sekitar masyarakat yang berpendidikan dan bermoral seperti kita. Seharusnya kau itu tinggal di hutan dan menyendiri bersama para hewan disana hahhaha!" Seorang gadis dengan berlidah tajam secara sengaja melontarkan perkataan yang begitu menyakitkan bagi Violeta.

Ia juga mendorong Violeta hingga terjatuh dan membuatnya terluka. Bukan hanya itu teman-teman dari gadis itu pun ikut serta untuk menyakiti Violeta. Vio hanya bisa menangis sebab ia tidak bisa melawan karena takut.

"Dasar BITCH! Lo tuli atau gimana sih? Lo sebaiknya pergi sebelum gue semakin ngelakuin hal lain terhadap lo!"

Gadis itu menarik rambut Violeta dengan kasar kemudian menghempaskan nya begitu saja ke lantai. Bukan hanya itu, mereka pun menuangkan air ketubuhnya dan meludahinya bagaikan sampah yang begitu menjijikan bagi mereka.

"Mampus! Ayo girls kita pergi, setidaknya kali ini kita berikan dia ampun. Sudah waktunya masuk kelas dan tinggalkan sampah yang menjijikan ini." Hardiknya kemudian rombongan gadis-gadis tersebut meninggalkanya sendiri dengan keadaan basah kuyup dan kotor.

Violeta hanya bisa menahan rasa sakit yang ia alami setiap harinya, dan ini bukan lah pertama kalinya ia mendapatkan perilaku buruk seperti ini. Hanya saja dia tidak bisa untuk selalu menahannya seperti ini.

Ia pun bangun dan segera merapikan tubuhnya yang pakaiannya basah dan acak-acakan tersebut. Hari ini ia sudah tidak memiliki mod yang baik untuk melanjutkan sekolahnya, ia pun memutuskan kembali pulang dan meminta izin pada sekolah dengan alasan ia sedang tidak enak badan.

Di perjalanan pulang, ia menjadi pusat perhatian setiap orang yang lalu lalang melintasinya. Sebab pakaian yang ia kenakan basah dan itu menampakan pakaian dalam yang ia kenakan, baju sekolahnya berwarna putih tentu saja itu transparan ketika ia basah. Ia pun berusaha menutupinya dengan tasnya, ia semakin mempercepat langkahnya berharap ia bisa sampai dirumah dengan cepat. Karena saat ini kondisinya benar-benar sangat tidak nyaman untuk dirinya.

Sesampainya dirumah juga ia di hadiahkan pemandangan yang tidak biasa, orang tuanya bertengkar lagi dan semua barang-barang yang ada di dalam rumah ikut terlempar kemana saja. Bahkan kata-kata yang tidak pantas pun menggema dengan keras di dalam rumah itu. Baginya dimana pun ia melangkah hanya ada pemandangan yang seperti ini yang ia lihat.

"Jo kau hanya bisa menghabiskan uangmu dengan judi dan obat-obatan yang tidak berguna itu. Kau pikir aku mencari uang hanya untuk kau habiskan begitu saja!" Ucap Venny ibu dari Violeta dengan keras sembari menunjuk ke arah wajah Jonathan.

Plakkk! Tamparan mendarat dipipi Venny dengan sangat keras.

"Wanita SIALAN! Tugas kau hanya mencari uang, kau tidak ada hak untuk mengatur hal apa yang akan aku lakukan. Bukankah kau suka bergonta ganti pria maka sekarang salurkan hobimu itu untuk menghasilkan banyak uang untukku!" Ucap Jonathan dengan emosi yang memuncak.

"Berengsek! Laki-laki tidak berguna, aku sangat menyesal menikah denganmu pria miskin dan temperamental sepertimu Jonathan!"

"Heh.. menyesal! Aku juga menyesal menikah dengan wanita murahan yang tidak cukup hanya dengan satu pria saja seperti kau Bitch!"

"Aku seperti ini karena aku tidak ingin terus-terusan hidup miskin, apa yang telah kau berikan pada kami? Yang hanya kau berikan hanyalah masalah dan kemiskinan yang tak kunjung ada ujungnya seperti ini!"

"KAU... BERANINYA KAU MENGATAKAN ITU..."

Jonathan hendak menampar Venny kembali, namun Violeta dengan cepat menghentikan nya.

"Hentikan ayah! Aku bilang HENTIKAN!" Violeta berteriak sekeras mungkin.

Jonathan dan Venny pun menoleh ke arah sumber suara dimana sang putri tengah menyaksikan pertengkaran mereka berdua.

"Kau? Kenapa kau ada disini?" Tanya Jonathan dengan tatapan yang penuh dengan kebencian pada Violeta.

"A-aku..."

"Katakan dengan jelas anak sialan! Apakah kau bolos sekolah lagi! Kau sama tidak ada gunanya seperti ibumu ini! Kalian berdua hanya membuatku pusing dan muak saja!" Bentak Jonathan dengan sangat keras sehingga membuat Violeta memundurkan langkahnya karena takut.

"Maafkan aku ayah, tapi hari ini aku sedang tidak enak badan. Jadi guru memintaku pulang."

"Aku tidak percaya dengan semua omong kosongmu Vio! Aku akan menghukumku dan membuatmu jera kali ini."

"T-tapi ayah, aku tidak salah. Aku minta maaf ayah, aku tidak akan mengulanginya lagi."

Violeta memohon pada Jonathan namun sepertinya itu sama sekali tidak menggerakan hati nurani Jonathan. Ia terus berambisi untuk menghukum Violeta dengan keras hari ini.

"Ibu tolong aku, jelaskan pada ayah aku tidak melakukan kesalahan apapun ibu. Aku mohon ibu... tolong aku." Lirihnya meminta pertolongan pada Venny.

Namun Venny sedikit pun tidak merespon nya bahkan ia memalingkan wajahnya enggan untuk melihat wajah putrinya saat ini. Ia juga dengan terang-terangan mengatakan jika ia tidak akan membantunya, dan itu semakin membuat perasaan dan mental Violeta hancur secara bersamaan.

"Aku tidak akan membantumu bodoh! Kau lihat diriku saja sudah menderita, kenapa pula aku harus menolongmu. Kau itu sama saja tidak bergunanya dengan pria sialan ini, kau mati pun aku tidak akan menyesal setidaknya berkuranglah satu beban yang aku tanggung selama ini." Hardiknya dengan sangat ketus.

Violeta hanya bisa menangis, ia pun berfikir kenapa ia dilahirkan di dunia ini jika ia hanya mendapatkan kebencian. Bahkan surganya pun menolaknya dan membencinya secara terang-terangan. Saat ini mentalnya benar-benar telah hancur lebur dan diterpa angin lalu menghilang.

Jonathan sendiri sudah sangat kesal mendengar ucapan dari Venny, ia kini menarik paksa Violeta masuk kedalam kamar dan memberikannya cambukan di tubuhnya yang mungil itu. Bahkan Jonathan sama sekali tidak memiliki belas kasihan pada darah dagingnya sendiri.Yang ada dimatanya hanyalah kebencian, entah apa yang membuatnya begitu membenci Violeta gadis berhati baik yang hanya ingin merasakan kasih sayang dari kedua orang tuanya saja.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku