Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
5.0
Komentar
34
Penayangan
1
Bab

IG: DIVELMIA Hai.. perkenalkan nama ku dera agenesia ciahaan" ucap anak kecil berumur 15 tahun di sekolah baru nya, ya dera agensia ciahaan. "Baiklah dera kamu bisa duduk" ucap wanita muda yang adalah seorang guru atau wali kelas. "Diamana bu?" Tanya dera. "Kamu bisa duduk dekat Raza" ucap wanita itu sambil tersenyum. Dera menatap sekitar nya untuk mencari tempat yg dimaksud oleh wanita itu, mata nya tertuju pada bangku barisan ketiga bangku kosong di dekat bangku anak pria bernama RAZA RAVINDRA MALIK.

Bab 1 Perkenalan

"Hai.. perkenalkan nama ku dera agenesia ciahaan" ucap anak kecil berumur 15 tahun di sekolah baru nya, ya dera agensia ciahaan.

"Baiklah dera kamu bisa duduk" ucap wanita muda yang adalah seorang guru atau wali kelas.

"Diamana bu?" Tanya dera.

"Kamu bisa duduk dekat Raza" ucap wanita itu sambil tersenyum.

Dera menatap sekitar nya untuk mencari tempat yg dimaksud oleh wanita itu, mata nya tertuju pada bangku barisan ketiga bangku kosong di dekat bangku anak pria bernama RAZA RAVINDRA MALIK.

"Baik bu" ucap dera mengiyakan nya.

Langkah demi langkah ia ambil sampai ia tiba di bangku kosong dekat anak pria itu, dera berusaha tersenyum pada nya namun Raza lebih memilih acuh dan tidak mau menatap dera yang sudah duduk di dekat nya.

"Baiklah anak-anak karna dera baru pindah jadi kalian harus baik yah sama nya, termasuk kamu Raza" ucap wanita itu dari depan.

"Dera disini tinggal dengan kakek dan nenek nya, dia jauh dari orang tua nya jadi kalian harus jaga sikap ya!" Ucap nya sedikit tegas.

"ASAL GA MISKIN AJA BU HA HA" kelakar salah satu anak, dan di ikuti oleh anak yang lain hanya Raza dan Dera yang diam.

Dera menundukkan kepala nya karna malu, karna sebenarnya ia memang berasal dari keluarga yang berkecukupan, bahkan suatu waktu mereka pernah tak makan sehari karna tak memiliki uang, atau pun bahan pokok lainnya utk dimakan.

Dera menatap ke Raza yang hanya menampilkan wajah datar nya saja, 'apakah Raza berasal dari keluarga sederhana juga?' Tanya nya dalam hati.

Raza menatap nya balik, dera langsung mengalihkan pandangan nya.

"Sudah sudah cukup!" Ucap wanita itu dengan nada tinggi seketika semua orang terdiam, kelas menjadi hening.

"Ibu kecewa dengan sikap kalian! Untuk hukumannya kalian kerjakan tugas dari halaman 100 sampai 110, di kerjakan sekarang juga! Ibu ga mau tau!!" Hardik nya dengan nada tinggi.

Ya bagi dera ini adalah kesan pertama yang buruk, 'andai saja aku masuk sekolah negeri pasti tidak akan seperti ini.'

Lamunan nya buyar ketika buku tebal berada tepat di hadapan nya, "nih lu kan murid baru jadi g ada buku" ucap Raza sambil menatap dera.

Merasa aneh dengan perlakuan Raza pipi dera tiba tiba saja memerah, "jangan ge'er sekalian lu kerjain punya gue juga" ucap nya sambil menumpuk buku nya di hadapan dera.

Seketika Dera tercengang "dih! Gw pikir tadi..'

"Kok gitu? Kan tugas kan harus di kerjain masing- masing, lagian ibu (guru) juga tidak menyuruh untuk kerja kelompok" ucap dera dengan tenang.

"Ga usah banyak bacot! Gue bilang kerjain ya kerjain!" Ucap Raza tak terima.

"Ga aku ga mau!" Ucap dera membantah, karena suara mereka semua murid beralih menatap mereka, terutama MIKA GLENDARIA yang langsung menatap sinis pada dera.

Merasa diperhatikan dera menatap sekitar dan langsung terdiam.

'Apaansi ni anak berani banget ngobrol sama cowok gue! Lihat aja entar!' -Mika glendaria.

Jam pelajaran telah selesai waktu nya istirahat

Dera masih terfokus untuk mengerjakan tugas yang diberikan gurunya sedangkan Raza sudah lebih dulu pergi bersama yang lain, tersisa Dera dan Mika dan kawan kawan nya.

Mika mendekati meja dera dan menarik buku dera secara tiba tiba "eh buku ku!" Ucap dera berusaha meraih buku nya dari tangan mika.

"Iya gw tau! Denger ya ini peringatan pertama buat lu jangan sok deket atau sok akrab sama cowok gue! Lu paham kan?!" Ucap mika dengan nada mengancam.

Mika melepaskan buku dera sehingga terjatuh di lantai, dera tak melawan sama sekali, bukan karna takut tapi ia sendiri bingung siapa yang mika maksud.

Ia meraih buku nya dari lantai dan memikirkan perkataan mika 'apa maksud dia tadi Raza ya?' -dera

Dera menatap ke belakang tepat di bangku ujung ada seorang anak perempuan gendut dengan rambut kepang menatap kasihan pada dera.

Dera tersenyum pada nya, agar suasana tak canggung. Ya itulah dera wanita yang selalu tersenyum setiap kali ia melihat orang baru walaupun suasana nya sedang tak memungkinkan seseorang tersenyum.

Citra membalas senyuman dera, 'kayak nya dia orang baik deh..' -citra.

...

"Hai guyss makan apanih?" Tanya mika yang baru datang dan duduk di dekat Raza, semua nya saling menatap satu sama lain.

Tak ada yang menjawab nya "bu saya pesan sama kaya Raza ya!" Teriak mika pada ibu kantin yang sedang melayani yang lain.

Tak butuh waktu lama pesanan Raza dan kawan kawan pun sampai.

Raza mengambil 2 roti dan 2 botol teh "oh cuman roti sama teh botol ya? Gapapa deh!" Ucap nya dengan percaya diri dan tersenyum hendak mengambil roti dari tangan Raza, Raza menggeser tanggan nya dan langsung berdiri.

"Loh za kamu mau kemana? Itu bukan nya buat aku ya?" Tanya mika pada raza, dan ikut berdiri.

"Ga" balas raza singkat dan langsung pergi meninggalkan mika dan juga teman temannya.

"Nih mik gue punya 2 roti" tawar pria berambut kriting pada mika.

"Gue ga suka roti makasih!" Ucap mika dengan penuh penekanan dan pergi meninggal kan meja.

Ia pergi dengan perasaan kesal karna merasa tak dihargai oleh raza.

"Ga! lu ga boleh kaya gini za!" Decak nya kesal sambil menghubungi seseorang dari ponsel milik nya.

"Halo tan ini aku mika.. "Ya mika? Ada apa? Raza buat ulah lagi?!" Tanya suara wanita dari sebrang sana.

"Iya tan tapi yang sekarang beda tan.. Raza jahat sama aku.." ucap mika dengan nada memelas.

"Hah? Sama kamu? Kalian berantem?" Tanya wanita itu lagi.

"Ya tan! Tapi sifat Raza berubah sejak ada anak baru, bahkan dia sampai ngebentak aku tan di depan umum cuman demi cewe baru itu hiks.. aku sakit hati tan Raza jahat banget.." ucap dira dengan isak tangis namun tidak ada air mata yang keluar dari mata nya.

"Yodah kamu tenang dulu.. nanti tante marahin si raza, biar dia ga gitu lagi" balas wanita itu.

"Tapi tan ini juga karna cewek itu! Dia yg buat raza jadi gini, aku aja sampe kaget tan hiks.." ucap mika dengan isak tangis nya lagi.

"Nanti tante coba tanya sama raza siapa cewe itu ya, kamu jangan nangis lagi ya" ucap wanita itu sembari mengakhiri panggilan.

"Bagus! Lihat aja za, udah aku bilang kamu itu cuman punya aku dan kamu ga boleh deket sama cewe manapun selain aku" ucap mika sembari tersenyum licik, ia berjalan cepat menuju kelas.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Divelmia

Selebihnya

Buku serupa

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Romantis

5.0

Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku