Rahendra datang mendekati seorang gadis dari orang yang telah membunuh kedua orang tuanya. Dia datang untuk membalaskan dendamnya atas kematian orang tuanya. Rahendra pun berhasil masuk ke dalam keluarga tersebut dan berhasil membuat sang gadis jatuh cinta padanya. Satu per satu perusahaan ayahnya berhasil dia rebut kembali tanpa sepengetahuan mereka. Apakah Rahendra berhasil membalaskan dendamnya? Dan bagaimana dengan sang gadis jika dia tahu bahwa Rahendra hanya memanfaatkannya saja?
"Keluarga... Keluarga... Rayanza." seorang wanita paruh baya menghembuskan nafas terakhirnya.
"Ibu! Ibu!" Rahendra, anak dari ibu paruh baya tersebut.
Ketika Rahendra kembali dari Amerika Serikat. Rahendra terkejut melihat keadaan rumah orang tuanya. Barang-barang rumah tersebut tergeletak di Lantai dan bahkan ada barang yang pecah.
Awalnya, Rahendra ingin mengejutkan orang tuanya dengan kedatangannya secara tiba-tiba. Namun, dia malah yang terkejut melihat orang tuanya tergeletak di Lantai berlumuran darah.
"Ibu! Ayah! Bertahanlah! Aku akan segera membawa kalian ke rumah sakit." Rahendra memanggil supir dan memintanya untuk menyiapkan dua mobil.
"Cepat kamu siapkan dua mobil!" perintah Rahendra.
"Baik, Pak." supir pribadinya langsung bergegas melaksanakan perintah Rahendra.
Setelah berada di rumah sakit, Rahendra menunggu di luar ruangan selama Dokter memeriksa keadaan orang tuanya.
Pintu ruangan pemeriksaan terbuka. Dokter yang memeriksa keadaan orang tuanya keluar dari ruangan tersebut.
"Bagaimana keadaan orang tua saya, Dok?" tanya Rahendra.
Dokter itu menghela nafas, "Maaf. Orang tua Anda sudah tiada."
Rahendra memejamkan mata dia menunduk sejenak menenangkan dirinya. Dokter itu menyentuh pundak Rahendra untuk menguatkan dirinya.
"Ikhlas, kan kepergian mereka." Dokter itu berjalan pergi meninggalkan Rahendra.
Rahendra masuk ke dalam ruangan tersebut. Dia menggenggam tangan ibunya, lalu kemudian dia menciumnya.
"Ibu, Ayah. Aku akan mencaritahu siapa orang yang telah tega melakukan hal ini kepada kalian dan aku juga akan membalaskan perbuatannya terhadap kalian!"
Setelah pemakaman selesai. Rahendra mengecek ruangan CCTV rumah orang tuanya untuk mencaritahu apa yang terjadi di rumah tersebut.
Rahendra menemukan apa yang dia cari. Kekejaman seorang pria yang merebut paksa perusahaan orang tuanya.
"Lihatlah! Bagaimana caraku membalas semua perbuatan kalian," Rahendra menelepon seseorang dan memintanya untuk mencaritahu mengenai identitas orang yang telah membunuh orang tuanya.
"Aku minta sore ini kamu memberiku semua informasi mengenai dia," ucap Rahendra di telepon.
"Baik, Pak. Saya akan melakukan yang terbaik!"
Tiga jam kemudian...
Orang suruhan Rahendra datang ke rumahnya dan memberikan berkas-berkas mengenai identitas pelaku pembunuhan orang tuanya.
Rayanza Fatahilah, seorang pengusaha sekaligus rekan kerja ayahnya selama satu tahun terakhir. Fatahilah di kenal dengan orang yang tegas, sombong dan angkuh.
Dia juga di kenal sebagai pengusaha yang suka bermain curang, tetapi kecurangan yang dia lakukan tidak pernah di temukan bukti kejahatannya.
Fatahilah tinggal bersama istrinya, Mustika Rayanza. Dia memiliki dua orang anak. Firdaus Rayanza, anak pertama keluarga Rayanza dan Zara Rayanza anak terakhir keluarga Rayanza.
Ketika melihat biodata Zara, Rahendra tersenyum dan memikirkan sesuatu mengenai pembalasan dendam yang akan dia lakukan.
"Aku akan menghancurkan keluarga Rayanza melalui dirimu. Lihatlah, bagaimana nanti kalian akan merasakan pahitnya kehilangan keluarga." Rahendra meremas kertas tersebut.
Rahendra menghubungi seseorang, "Cari tahu semua hal tentang wanita ini. Semuanya, jangan sampai ada yang terlewat, kau mengerti!"
"Mengerti, Pak,"
Rahendra menatap ke arah foto keluarganya yang terpasang di dinding rumah. Dia mengambil foto tersebut.
"Ayah, Ibu. Kalian selalu mengajarkan kepadaku untuk tidak menyakiti perasaan wanita bukan? Maaf, aku tidak bisa menjalankan apa yang sudah kalian ajarkan." Rahendra memeluk foto tersebut.
Rahendra menaruh kembali foto itu di dinding rumah.
"Bersiaplah, Zara. Aku akan datang untuk membuatmu dan keluargamu sengsara. Lebih dari apa yang aku rasakan hari ini," ucap Rahendra dalam hati.