Sheila tanpa sengaja menenemui jika Ivan suaminya jatuh cinta pada sepupunya Nikita. Mereka bahkan membunuhnya dan Sheila yang berjuang untuk hidup , memutuskan untuk kembali dan membalas dendam!
Percayalah, setiap wanita pernah bermimpi untuk menjadi Cinderella dan Princess Disney lainnya. Semua kesulitan hidup menghilang akan menghilang jika bertemu dengan pangeran impian dan menikah. Setelah itu, mereka akan memiliki hidup yang bahagia sampai akhir hayat. Tapi benarkah itu yang terjadi? Atau itu semua hanya mimpi? Karena pernikahan bahagia adalah omong kosong yang terus digembar-gemborkan oleh semua orang.
Karenanya, semua kisah Princess Disney akan berakhir setelah terjadi pernikahan!
Jika tidak, mungkin saja kisah mereka akan berakhir dengan tragis. Misalnya saja Belle, mungkin dia mati di bunuh karena kekerasan dalam rumah tangga oleh The Beast. Rapunzel mati terjun dari menara tempat tinggalnya karena ternyata sang pangeran justru terus mengurungnya, membuatnya depresi dan tidak bisa kemana-mana, penat karena stress, Rapunzel mengakhiri hidupnya sendiri dan Snow white, dia justu tersiksa oleh suaminya dan ketuju kurcaci. Lucu bukan?
Ah, jangan lupa dengan Cinderella, bukan tidak mungkin jika sang pangeran suaminya akan meninggalkannya dan berselingkuh dengan saudara tiri Cinderella? Bukan tidak mungkin bukan? Karena kesempatan gila itu selalu ada!
Karena ini adalah kisah Sheilla Cinderella Wijaya. Ibunya sengaja memberikan nama Cinderella sebagai nama tengahnya. Sayang, doa orang tuanya yang ingin dia bahagia justru berbalik menjadi boomerang.
****
California, USA.
Mobil Sheila menabrak sebuah tiang listrik, segera saja mobil SUV yang dikendarainya itu mengeluarkan banyak asap putih yang menutupi jarak pandangnya. Selama beberapa saat Sheila yang shock tidak keluar dari dalam mobil. Matanya menatap lurus ke depan dengan pandangan kosong. Tapi itu semua tidak berlangsung lama.
Setelah menenangkan diri, Sheila berusaha membuka pintu mobilnya yang stuck. Begitu pintu mobil terbuka, dia langsung terjatuh dan terduduk dengan kepala yang di penuhi oleh darah. Sheila mencoba merangkak menyelamatkan diri saat dia mencium aroma bensin yang keluar dari mesin mobilnya.
Samar-samar Sheila yang berkunang-kunang melihat ada banyak bensin yang keluar, dia merangkak mencoba menyelamatkan diri.
Blamm.....
Mobil itu terbakar, meledak! Hancur berkeping-keping tanpa sisa.
****
Breaking news!
Sebuah mobil yang dikendarai oleh warga Indonesia menabrak sebuah tiang listrik di jalanan California untuk menuju cabin penginapannya. Pengendara mobil yang diketahui bernama Sheila Cinderella Wijaya itu di ikut terbakar bersama dengan mobilnya yang terbakar hingga hingga menjadi abu. Hingga kini, pihak polisi, forensik dan pihak Indonesia berusaha untuk mengindentifikasi sisa dari mayat saudara Sheila yang sekarang telah menjadi abu.
****
Seorang pria setengah baya yang diketahui dari pihak konsulat besar Indonesia di San Francisco datang tergopoh-gopoh menemui sepasang suami istri setengah baya yang baru tiba dari Indonesia. Mereka adalah bapak ibu Wijaya, kedua orang tua Sheila. Wajah kedua orang tua itu terlihat tegang, bengkak karena menangis sekaligus khawatir karena tidak menyangka jika putri satu-satunya mereka akan bernasib tragis seperti ini.
"Mari pak, kita akan langsung ke rumah sakit untuk melakukan tes DNA."
"Bagaimana dengan mayat Sheila, Pak Candra? Apa sisa tubuh yang ada di mobil itu benar-benar Sheila?"
Pak Candra menggeleng. "Maaf pak, biar pihak polisi saja yang menyampaikan masalah ini, secara langsung."
"Bagaimana dengan dia?"
"Menantu bapak?"
"Iya, bagaimana keadaan orang brengsek itu?!" tanya Pak Wijaya sambil berjalan menuju mobil yang sudah di sediakan oleh pihak KBRI.
Dia sangat lesu, sudah dua hari dia tidak tidak makan dan berada di dalam kantor kepolisian tapi, pak Ivan sudah dilepaskan kembali karena tidak ada bukti secara langsung yang mengarah ke dia sebagai tersangka!"
"Bagaimana mungkin? Pasti dia yang membunuh Sheila!"
"Masalahnya mereka berada di mobil yang berbeda pak, dan anehnya Mbak Sheila menuju ke arah yang berbeda dengan tujuan awal mereka. Mereka seharusnya menikmati liburan di pantai Malibu dan Mbak Sheila justru menuju kabin milik keluarga bapak yang ada di daerah California, dan jarak keduanya kurang lebih empat jam, jadi...."
"Apa kalian sudah memeriksa kenapa dia dan Sheila berada di tempat yang berbeda, sedangkan mereka akan bulan madu?"
"Pak Ivan bilang, mereka berdua bertengkar. Karenanya Mbak Sheila memutuskan untuk pergi ke pantai Malibu dan Pak Ivan pergi ke tempat tujuan mereka semula. Tapi, sejak awal mereka memang menyetir mobil yang berbeda."
"Sangat aneh!" desis pak Wijaya.
****
John Hope Hospital
Ivan terlihat sangat depresi, dia tidak menyangka jika rencana bulan madu keduanya dengan Sheila justru berakhir dengan tragis. Sheila, istrinya mengalami kecelakaan tragis terbakar bersama mobil yang dia kendarai. Lelaki itu terlihat kurus, tidak terawat, beberapa janggut kasar telah tumbuh di bahunya. Tapi keadaannya sedikitpun tidak membuat Pak Wijaya merasa iba.
Begitu melihat menantunya itu, amarah yang sudah coba di tahan-tahan oleh Pak Wijaya sejak tadi langsung kembali memanas dan tanpa ada yang bisa mencegahnya dia langsung menghajar menantunya itu tanpa tedeng aling-aling.
Buk.... Buk.... Buk...
Ivan terjatuh dengan mulut yang berdarah, lelaki itu terlihat tidak menyangka jika dia mendapat serangan mendadak seperti ini hingga tidak bisa melawan serangan mendadak dari mertuanya.
"Pa, kenapa?" tanya Ivan dengan wajah yang kaget.
"Kamu membunuh anak saya, huh! Kamu apakan anak saya, lelaki brengsek?"
"Saya tidak melakukan hal buruk pada Sheila, Pa. saya sangat mencintainya." Ivan lalu merangkak dan bersujud di kaki bapak Wijaya. "Aku benar-benar minta maaf karena ngga bisa ngejagain Sheila. Aku benar –benar minta maaf, Pa! Tapi tolong percaya padaku, aku tidak melakukan hal buruk padanya!"
"Omong kosong!" bentak Pak Wijaya yang masih kesal dan langsung menendang Ivan. "Kenapa kalian pisah mobil, huh?"
"Saya...." Ivan tergagap.
"Seharusnya kamu yang mati, bukan anakku!!" teriak pak Wijaya dengan penuh amarah dia tidak menyangka dua minggu lalu adalah terakhir kalinya dia melihat putrinya hidup. Pria tua itu benci melihat menantu yang sangat dia benci justru masih hidup dengan selamat tanpa kurang apapun sementara putrinya hanya tersisa tulang dan abu. Karenanya dia terus memuntahkan kemarahannya dengan terus memukul anak menantunya tersebut.
Beruntung, polisi dan petugas dari KBRI dengan cepat menahan amukan amarah dari pak Wijaya.
"Sir, tolong berhenti! Ini rumah sakit." Ujar polisi berbadan tinggi besar itu dengan cepat menahan pak Wijaya dan menghentikannya.
"Pa, udah. Kita semua sedang berduka juga." Bu Wijaya berusaha menahan amarah dari suaminya.
"Aku tidak percaya dengannya. Aku ingin penyelidikan menyeluruh!"
"Pa, saya ngga ngebunuh Sheila, Pa. Saya sangat sayang sama Sheila...." Ujar Ivan dengan suara yang sangat putus asa. Air matanya berlinang terlihat sangat menyedihkan.
"Saya tidak bilang kamu membunuh anak saya, Ivan!" ujar Pak Wijaya sambil menyeringai. "Tapi saya hanya ingin tahu, kenapa putriku bisa mengelami kecelakaan separah ini! ini jelas bukan kecelakaan biasa. Tubuh Sheila tidak mungkin jadi abu."
Semua yang ada di sana tiba-tiba terdiam mendengar ucapan pak Wijaya, tapi belum sempat ada yang menjawab, petugas forensic datang dan ingin berbicara dengan pak Wijaya secara langsung. Mereka mengajak pak Wijaya dan lawyer-nya untuk bicara di salah salah satu ruangan yang kosong.
"Saya ikut!" ujar Ivan. "Saya suaminya korban, dan saya juga perlu tahu tentang hasil otopsi."
"Kami minta maaf, bapak Ivan. Tapi ini adalah pembicaraan keluarga!"
"Saya suaminya!"
"Kami minta maaf, pak Ivan. Anda akan bicara dengan kami di tempat lain, silahkan ikut."
Dua orang petugas polisi langsung menggandeng tangan Ivan dan menyeretnya untuk segera keluar dari rumah sakit.
Bab 1 KEMATIAN YANG MENCURIGAKAN
04/02/2023
Bab 2 RENCANA BUSUK
04/02/2023
Buku lain oleh Pratprati
Selebihnya