jingga senja
Buku jingga senja(3)
Cinta Dan air mata
Anak muda Aku adalah Kayla anak yang tak pernah mendapat kan cinta dari papah ku sendiri, cinta? aku tau apa itu cinta, aku memiliki kakak angkat yang tak lain dia adalah kak Naila dan seorang adik yang bernama Sheila yang sering aku panggil Lala. Aku memang tidak seberuntung kedua saudara ku aku anak kandung dari papah dan mamah namun kasih sayang mereka lebih kepada kakak angkat ku mereka menikahi aku dengan mantan kekasih ku yang sudah aku tahu kebusukan dia mendekati ku untuk merebut harta yang kami punya hati ku sakit dan teriris bagaikan mengiris bawang merah yang siap mengeluarkan air mata kesedihan.
Cinta? memang aku masih mencintai nya, hukuman apa ini tuhan cinta apa yang ada dalam hati ini, jika cinta kebencian yang di tanamkan mas Adlan untuk membuat aku sengsara demi membalas dendamnya kepada opah ku dan kenapa harus aku.
Aku menghampiri mas Adlan yang berkunjung ke rumah ku, layaknya dia tuan rumah duduk dengan ongkang-ongkang kaki di sofa ruang tamu.
"Mau apa kamu kesini hah! Kamu gak puas sama apa yang pernah kamu lakukan sama ku, memoroti ku layaknya mesin ATM, hatiku sakit ku mohon menjauh lah dariku," ucapku tanpa menatap wajah yang ganteng namun menjijikkan bagiku.
"Kenapa dek Kayla apa salah mas kalo mas kesini! Lagian kita akan menikah kan dek Kay, Mas tau mas salah selama ini," ucapnya membuat aku ingin muntah saja.
"Cukup drama itu tuan Adlan yang terhormat aku gak Sudi bersamamu ingat itu, aku bukan orang bodoh seperti papah dan mamah ku yang masih percaya sama muslihat busuk mu itu. Kamu mau harta kami bukan?," Ucap Kayla dengan pertanyaan yang membuat yang empunya merasa kesal.
"Sial dari mana dia tau kalo aku menginginkan harta mereka," batin Adlan.
"Sudah lah tuan kamu salah sasaran, kenapa harus sama ku tuan, apakah tuan tidak lihat bagaimana siksanya aku di rumah ku sendiri, apakah tuan mau melukai batinku lagi. Aku lelah tuan bunuh aja aku daripada kamu membunuh batinku," ucap Kayla menahan air mata dari kelopak matanya itu.
Kepergian Adlan membuat Kayla menahan sakit yang sedari tadi ia tahan, berlari menaiki tangga dan memasuki kamarnya itu.
"Salah aku apa Lan, apa kamu gak tau dada ini sakit Adlan. Kenapa kamu tega menyakiti cinta ini, kenapa," lirih kayla.
"Opah aku rindu opah, andai saja opah Sudah siuman akan aku ceritakan semuanya pada opah," ucap Kayla menerawang sampai ke langit. Kayla menunggu kesembuhan opah nya yang masih koma yang sudah bertahun-tahun di rumah sakit setiap hari Kayla menjenguk opah nya dengan berharap ada keajaiban tuhan untuk kesembuhan opah nya itu. Maafkan Salah ibu nak
Lainnya Aku bercerita tentang kisah ku, kisah yang sangat mengesankan bagiku, aku bukan lah ibu yang baik buat kedua anakku entah kenapa dan apa alasan mereka membenci ku, aku selalu minta maaf kepada anakku, semenjak kehadiran Kanaya anak yang kini aku angkat jadi anak ku membuat mereka membenciku, apakah aku selah mengangkat Naya jadi anakku.
"Ibu udah dong gak usah lebay," ucap Kayla anak sulung ku.
"Apa salah ibu nak? Kenapa kamu menyiksa ibu, ibu juga lapar," ucapku sambil memegangi perutku.
"Aku gak mau yah tangan kotor mu mendekatiku," ucap nya lantang salah apa aku mendidik anakku, semenjak kematian suamiku semua anakku berubah mungkin karena salah ibu yang tidak bisa memberikan mereka kemewahan lagi. Haru apa aku bertahan hidup? Setiap hari aku menjual tempe mendoan dan beberapa gorengan untuk bertahan hidup demi menghidupi kemauan kedua anakku, aku hanya di bantu oleh Naya anak angkat ku beruntung aku memili anak yang pengertian seperti dia. Begini lah kisah ku. Anda mungkin suka
Surga Dunia Ibu Kandung
Juliana
Tanpa membantah sedikit pun, aku berlutut di antara sepasang paha mulus yang tetap direnggangkan itu, sambil meletakkan moncong patokku di mulut kenikmatan Mamie yang sudah ternganga kemerahan itu.
Lalu dengan sekuat tenaga kudorong batang kenikmatanku. Dan …. langsung amblas semuanya …. bleeesssssssssssskkkkkk … ! Setelah Mamie dua kali melahirkan, memang aku merasa dimudahkan, karena patokku bisa langsung amblas hanya dengan sekali dorong … tanpa harus bersusah payah lagi.
Mamie pun menyambut kehadiran patokku di dalam liang kewanitaannya, dengan pelukan dan bisikan, “Sam Sayang … kalau mamie belum menikah dengan Papa, pasti mamie akan merengek padamu … agar kamu mau mengawini mamie sebagai istri sahmu. “
“Jangan mikir serumit itu Mam. Meski pun kita tidak menikah, kan kita sudah diijinkan oleh Papa untuk berbuat sekehendak hati kita. Emwuaaaaah …. “ sahutku yang kuakhiri dengan ciuman hangat di bibir sensual Mamie Tercinta.
Lalu aku mulai menggenjotnya dengan gerakan agak cepat, sehingga Mamie mulai menggeliat dan merintih, “Dudududuuuuuh …. Saaaam … Anak Milik CEO
Princes Kinan
~Saat melihatnya kembali maka saat itu pula aku tak akan pernah melepaskannya lagi~
Seorang wanita tengah berjalan menuju lift di sebuah gedung pencakar langit. Beberapa berkas berada di dalam pelukannya. Ia menekan tombol lift dan menundukkan kepalanya sambil mengentak pelan high heels hitam yang dipakainya.
Ting!
Setelah menunggu cukup lama, akhirnya pintu lift terbuka lebar dan ia segera memasukinya tanpa pikir panjang. Ia menekan tombol angka sesuai lantai yang hendak ia tuju. Namun, seketika pandangannya tertuju pada seseorang. Suasana di dalam lift itu langsung terasa begitu mencengkam, seperti ada aura gelap dan menakutkan menyelimuti lift. Tentu itu bukanlah karena kehadiran hantu, tetapi makhluk yang lebih menakutkan. Wanita itu langsung menoleh ke belakangnya untuk memastikan apakah pandangannya keliru dan tatapannya beradu dengan mata abu gelap yang begitu tajam milik seseorang yang pernah ia kenal. Orang itu menyeringai kecil dengan tatapan lapar menelusuri seluruh tubuhnya, membuat sang wanita merasa sangat gugup dan ketakutan.
“Se-selamat siang, Pak Davero,” gumamnya dengan gugup.
“Siang,” jawabnya dengan suara serak.
Pria tinggi nan tampan itu melangkahkan kakinya mendekati sang wanita, membuat sang wanita terperangah dan mundur perlahan. Pria yang dipanggil Davero itu tak menghentikan gerakannya. Ia terus melangkah memojokkan sang wanita hingga menyentuh dinding lift di belakangnya, ia terlihat ketakutan karena sang pria semakin merapat.
“Lama tak bertemu,” ucap Davero diiringi seringaian yang membuat bulu kuduk berdiri.
Sang wanita tak bisa berkutik sedikit pun. Apalagi sebelah tangan pria itu menyentuh dinding tepat di samping kepala wanita cantik itu.
“A-apa yang kau inginkan dariku?” tanya sang wanita dengan suara lemah, nyaris berbisik setelah mengumpulkan segenap keberaniannya.
“Kau!”
Seketika tubuh wanita itu menegang dan merinding karena mendengar bisikan penuh ancaman dan penekanan yang tak terbantahkan. Tanpa sadar wanita itu menahan napasnya karena rasa takut.
“You’re Mine!”