icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Partner di Atas Ranjang

Bab 9 Sebuah Pertanggungjawaban

Jumlah Kata:1066    |    Dirilis Pada: 25/07/2022

um datang? Apa kamu ingin b

engan susah payah ketika

pria itu. Alasannya karena hari ini mood

alu Kasih abaikan. Dia pikir nanti ketika dit

nyalinya menciut. Sepertinya Gilang mengetah

ak badan. Lain kali

sangat berharap jika Gilang akan mengerti. Namun, matanya

i depan rumahmu, cepat buka p

dia mendekati jendela untuk melihat apakah ben

buah mobil terparkir tepat di depan rumahnya,

put dari penglihatan Kasih mereka tengah berbisik-bisik. Kasih sa

gar ponselnya berbunyi. Dengan taku

mulut, Gilang lebih dul

baikanku, heh? Cep

a itu langsung mematikan sambungan teleponnya, lalu

asih menarik napas dalam-dalam

perlahan, tak lupa juga dia membe

sapa Ka

ti tubuh Kasih dari atas sampai

k saja, tidak ada tanda-t

sambil meringis. "Itu, s

ang data

a ibunya tiba-tiba sa

ni sih, ini gimana jawabnya,

ak mendapat jawaban dari Kasih, a

ia itu sambil mengulurk

elihat segerombolan ibu-ibu tengah menatapnya seraya

asuk, kita ngobrolnya d

dia menjauh dari Kasih, Gilang sempat mencengkram pund

maksud kedatangan Anda ke sini ada apa, ya? Apa kami memiliki

salahnya Mutia sangat kenal siapa-siapa saja orang yang dia pinjami uang. Untuk kali ini

ejenak, melirik K

ng-piutang. Tapi sebu

arga kami punya salah dengan

sudah mulai berkeringat, bahkan gerak-gerikny

peker

itu Bosku, Bu,"

sung menoleh ke arahnya, Kasih makin gugup

Kamu k

bahwa saat ini wajah

a sama saya. Saya sama

gga, dan dia adalah Bosku." Lagi-lagi Kasih m

gat berbahaya. Bagaimana nanti kalau ibu kenapa-napa karena ucapannya? Dan lagi, masalah

tidak datang ke rumahnya untuk bersih-bersih. Iya, kan, Pak?" tanya Kas

diam saja, tapi kerutan di dahinya

arus pergi dulu. Secepatnya aku akan kembali, jangan lupa obatnya diminum,"

i depan rumah, barulah Kasih

datang ke sini

anya Gilang balik sambil melip

ang dari rumah sakit, jadi aku harus

ng pelan sambil

berbuat seenaknya padaku. Ingat, Kasih. K

b, kok. Cuma waktunya aja yang nggak tepat. Kamu minta

ah itu sebuah alasan. Pokoknya aku nggak mau tahu,

ntar, aku mau ambil tas dulu. Tolong jangan melakukan apapun di sin

, selagi kamu masih cari alasan, aku nggak akan se

as, nggak cari alasan. Tunggu aja bentar," po

ah tanpa menunggu pers

menyeramkan, jauh dari seperti yang aku duga. Benar kata pepa

apas lega karena melihat Gilang tengah duduk di depan rumahnya. Pria itu tampak asyik d

g. Namun langkahnya seketika terhenti ke

juga jaga diri baik-baik,

mengeras. Dadanya tampak bergemuruh hebat, dan jangan lupakan d

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka