icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Heartache

Bab 8 Chapter 8

Jumlah Kata:1054    |    Dirilis Pada: 27/06/2022

kembali lagi ke kantor. Katanya ada urusan penting yang harus segera diselesaikan. Walaupun seb

lakukan pekerjaan rumah dan fokus pada suami. Sedangkan Renjana sudah biasa melakukan pekerjaan rumah

pernikahan mereka. Tapi Hanif meyakinkan ia untuk tetap percaya pada ketentuan Tuhan. Hanif juga bekerja

a dari biasanya. Hidupnya dulu tertata rapi—

anif. Selama beberapa hari menikah, suamin

rlengkapan apa saja yang dibutuhkan selama di rumah. Tidak terlalu banyak sebenarnya. Namun Hanif mengatakan jik

tkan suami yang sangat pengertian dan juga seolah tidak memperbolehk

. Dia mencari istri yang bisa mengurusnya dengan baik. Bukan mencar

i

an itu sendirian, mendengar suara klakson mobil suaminya. Keluar dari tempat

f. Yaitu bersalaman, mencium tangan s

kening, baru berlaku hari ini, yaitu tepatnya tadi pagi ketika Hanif berangkat bekerja. Wa

anti ba

“Aku ambil undangan dari tempat percetakan. Kamu u

sudah pasti, dan janjinya memang tidak a

u ganti untuk suaminy

dengan baik. Yaitu ketika Renjana mengatakan jika Hanif harus membuka

di hubun

ari kamar itu, dia berhenti b

i aku bilang kalau nggak usah dibawa semuanya. Takutnya nanti kamu mau

di kamar usai dia menyiapkan baju ganti untuk Hanif. Renjana membantu

aku bantuin

ngantin baru ni

gga Hanif ini berpikir jika mereka sudah mele

h memaksanya melakukan hal itu

ngkah kaki yang me

r yang disiapkan Renjana tadi. “Mbok nanti har

? Yang nikah siapa, yang da

wa sementara menunggu

mau aja. Ajak anak sama cuc

psimu. Pernikahan impian sudah pasti kamu inginkan dengan orang yang k

sambil menaruh piring dan juga

f dengan baik juga. Beruntungnya perjodohan ini bukan perjodohan bersama dengan orang yang sangar

cukup. Hanif memulai kebiasaan,

a belum bangun dari tidu

a. Tapi di sini tidak sama sekali. Di antara banyak sekali orang yang pernah mendekati Re

nif duduk sebentar di sana. “K

nggak

banget baca buku. Biar buku kamu n

Hanif malah lebih santai diajak ngobrol. Entah bahas apa pun dia nyambu

ernah ada kata yang ingin

ia mandi dan juga ber

rumah orangtuanya. “Se

siap untuk pergi. “Ya ka

ayo pergi

t terbaik tentunya. Buktinya Renjana diaja

lihat juga meja rias, rak buku

sofa tu

saat suaminya me

a juga diantarkan hari ini. Keluar dari tempat barusan, Hanif menggeng

merasa setara saja dengan Hanif. Karena beberapa barang yang dipil

k selera lagi dengan Renjana. Tapi Yoga malah menyukainya dan sering membahas

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka