icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Heartache

Bab 7 Chapter 7

Jumlah Kata:1376    |    Dirilis Pada: 27/06/2022

dibesarkan dengan Teguh dulu. Sekarang sudah dia tinggalkan karena harus ikut suaminya pul

h dengan desain minimalis dua lantai. Lengka

sana. Ada sepeda dan juga

nya dibawa ma

asti tahu pasti hal itu. Dia tidak tahu lagi bagaimana nanti ke depannya bersama dengan Hanif. Tapi ia mulai

andangannya pada seluruh penjuru yang bisa di

r itu adalah kamar mandi tamu. Mbok Yun juga tinggal di sini

un itu

an bantuin kamu urus apa pun p

marnya Hanif. “Ini kamar aku, sekarang bakalan jadi kamar kita. Ya gimana pun juga kita bakalan tidur berdua. Aku memang sepakat

in sendiri.” Suaminya sangat menjaga privasinya. Mana mungkin juga Renjana membiarkan Hanif yang mengeluarkan bajunya lalu dita

if sebenarnya. Dia juga belum bertanya pad

ku lembur bisa kerja di samping ini. Aku harap kamu nger

i dengan kesibukan suaminya. Orangtuanya Ha

tahu kemarin dari orangtuanya. Maka dari itu mamanya s

na. Aku bisa tahu kamu nggak

nah berpikiran

ena tidak ingin menyinggung suaminya. Dia sudah berte

yang bayar, aku kerja selama ini. Makanya aku kan nggak ada waktu nyari jodoh. Aku b

a terlalu banyak barang. Hanya ada tempat tidur, lemari, sofa tunggal yang ada di depan

eh tanya

rnya hingga membiarkan cahaya matahari m

dan mengajak Renjana duduk di pin

ejut sekali mendengar jawaban mengenai pekerjaan suaminya. “Aneh ng

nalan sama keluarga aku, aku punya banyak saudara cowok, nanti kamu bakalan lihat waktu kita resepsi. Me

n aku lama nikah bukan karena nggak mau nyari, Renjana. Tapi karena aku punya adik, kan. Aku lulus kuliah, terus ngikut orang. Aku kerja, mulai

a kenal. “Aku tahu kamu kerja selama ini di kakak kamu. Tapi mulai hari

isa kita bicarakan nggak

kamu kerja. Nggak ada satupun wanita di dalam

apan Renjana untu

emudian membawanya pada Renjana. “Ini buku tabungan kita. Buat masa depan, kamu yang baw

u jangan pernah sentuh uang itu untuk keperlu

a gaji suami dia pegang dan juga di

bil, satunya bisa kamu pakai untuk ke rumah orangtua kamu. Tapi setiap kali kamu keluar, meski aku sibuk nanti. Usahakan kamu iz

lagi sekarang karena suaminya pun

k urus pekerjaan rumah. Kamu di rumah cukup urus aku aja. Nggak usah pedul

ada mencari istri adalah tentang mencari pendamping h

adang ngasih deadline nggak kira-kira. J

rlu kita patungan? Aku kan punya tabungan. Bi

terlihat tenang. “Ya

am

elum nikah. Kalau duit aku kurang, pasti orangtua aku sudah lebih dulu gerak cepat buat nambahin. Papa aku j

ngalaman apa-apa, aku h

kamu, aku nggak mau tutupi ini. Tapi ingat aja sekarang kalau kita sudah menikah. Nanti juga bakalan t

tu mengenai bangun subuh. Kadang dia kalau se

bulan.” Sambung Hanif. “Sembilan tahun kam

aik-baik. Jangan pernah respon dia kalau dia hubungi kamu lagi. Aku nggak mau perasaan kamu tiba-tiba berubah n

di istri yang

ng aku inginkan. Karena kamu akan

s. Pemikiran juga sangat jarang ada

sebelumnya. “Terima kasih sudah menerima lamaran aku tanpa ada penolakan sama seka

anan panjang dalam percintaan nanti

njana,

u karena dipanggil s

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka