PULANG KAMPUNG
m lele daripada nggak ada kesibukan. Gina dan Gala pun begitu antusias mem
rumah Mbak Santi dan Mila. Selama aku tinggal di sini bersamanya, ibu
egini ibu ngapain?" tanyaku mulai mencari informas
pas lalu kembali meny
inta, kan?" tanyaku asal. Sengaja a
a ibu kandungnya. Kamu ada-ada saja," ja
Aku juga pengin tahu kesehar
hela napasnya lalu
mu marah nggak sama adik dan k
ereka memperlakukan ibu semena-mena. Makanya ibu sel
cerita-cerita. Nanti kalian
sama Mila dulu belum bisa merawat ibu dengan baik ya nggak apa-apa. Mungkin memang l
. Libur hari minggu buat dia istirahat," ucap ibu kemudian. Mataku membola, tapi aku
mpai sore? Padahal dia bilang sa
ja di rumah konveksi gitu. Dari jam delapa
ibu yang nggak mau diurus. Minta aku saja yang pulang gantian rawat ibu," balasku lagi. Rasanya aku mulai tersulut emosi,
r penjelasan ibu dan Mil
Cuma hutang Mila banyak, jadi nggak cukup uangnya buat bayar bank p
ibu. Jangan-jangan memang benar kalau d
olin hutang. Hipertensi ibu sering kambuh, makanya ng
ek gimana la
k nyaman. Andi kan juga kerja di pabrik tahu di kampung sebelah. Pabrik milik si Amin itu. Makanya ibu kecapekan, urusan bersih-b
an Mila jagain ibu, malah ibu yang jagai
cerita sama kamu, pasti nan
sinkron. Sama aku begini, sama ibu ternyata begit
dan dapat upah. Cuma ya nggak seberapa hasilnya. Makanya dia lembur-lembur. Pagi tiap suaminya berangkat kerja kadang dia belum bangun. Tiap pagi juga ibu sudah masak buat sar
saudaraku itu tega menutupi semua ini padaku. Kupikir selama ini ibu
ka itu. Demi kredit motor sama mobil akhirnya jadi begitu. Ibu sebenarnya ingin bantu, tetap di sana gitu cuma badannya
ah pakai motor dulu. Kenapa mereka paksain sih? Heran. Sudah aku kasih empat juta tiap b
iap bulan?" Ibu mendelik kaget. Aku pun sa
sama Mbak Sinta nggak bil
u transfer, tapi bilangnya cuma
kata tetangga mereka sering hutang dengan alasan beliin ibu ini dan itu. Makanya mereka sekali m
ma ini aku tak seperti yang ibu atau tetangga pikirkan. Aku sudah berusaha m
💕