icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Harta Tahta Kesayangan Duda

Bab 5 Mimpi Aneh

Jumlah Kata:1138    |    Dirilis Pada: 07/12/2021

a mata itu yang bisa ia lihat, selebihnya hanya ada kegelapan yang mengelilinginya. Aksa terpaku dengan tatapan lembut dan polos itu. Perlah

lo udah gede nggak boleh nangis."

at itu seolah menghipnotisnya. Bahkan untuk berbicara saja Aksa tid

asanya gitu kalo dimarahi Mama, tapi jangan

asa kehilangan. Aksa berusaha untuk berteriak. Dia memaksa kakinya untuk berlari, tapi lagi-lagi usahanya tidak membuahkan hasil sampai akhirn

atas kasur membuat Aksa berdecak dan menar

ibi bikin sarapan. Kalian berdua c

a kembali terpejam sambil berpelukan. Bian yang awalnya sudah semangat untuk beran

untuk mengajaknya jalan-jalan ke pantai. Aksa ingin menebus kesibukannya akhir-akhir ini. Bahkan

g terpejam, "Tadi Papa juga nangis," ucapnya

njang. Tangannya bergerak mengusap wajahnya yang sembab. Ini bukan kali pertama Aksa menangis dalam mimpinya. Entah kenapa selama seminggu ini dia sering dihantui oleh mimpi yang sama. Meskipun dengan jalan cer

*

annya dalam bentuk makanan. Terlihat sangat lezat dengan makanan laut lainnya ya

aut di depannya, "Badan Mama ngilu

santai. Tangannya mulai meraih udan

bisin? Mama ta

k habis ya bawa pulang, Ma

di tangannya. Hal itu membuat Aksa dan ibunya kompak tersenyum. Bian adalah

k lobster kan, Pa?"

juga menatapnya khawatir. Aksa mengangguk unt

nyak." Bian merentangkan kedua tangannya dengan mulut yang

rsama dan Bian tampak bisa mengerti itu. Tentu saja dengan berbagai alasan dan kebohongan. Aksa tidak tega untuk mengungkapkan kebenaran yan

lary." Bu Ratna tampak mencairkan suasana. Bian semakin berse

di dulu, Ma. Titi

merindukan ibunya. Aksa berdiri di depan wastafel dengan mata yang menatap pantulan dirinya di cermin. Pinggiran mata yang begitu gelap menandakan jika dia kurang tidur akhir-akhir ini. Tidak heran ibunya memintanya untuk lebih merawat diri.

i?" tanya Aksa denga

yang ia dapat saat kecelakaan dulu masih terasa dan sekarang dia

unculnya pas lagi enak git

amu bi

. Perlahan senyum menghiasi

di sini?" ta

ng ke pantai ini, "Saya baru selesai ambil data, P

anya Aksa

line hukuman karya tulis ilmiah, P

Era. Gadis di depannya benar-benar lua

h enak kalau cari yang gampang menginga

tak acuh dan berbicar

ng jika itu yang Era inginkan. Toh dia tidak in

Aksa melihat tubuh Era yang

ya linu lagi gara-gara tadi." Lagi-lagi

aa

kok, Pak. Lagian saya yang harusnya minta

dengar itu, "Kenapa kam

alo Pak Aksa anaknya Pak

enal Pa

n murid kesayangannya." E

d nakal kayak kamu?" Aksa berucap seng

mbil meniru ucapan Aksa dengan bibir yang maju, "Nakal-nakal gini juga pun

neran butuh

*

B

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka