Dangerous Touch (Sentuhan Berbahaya)
a, Sp
a hujan yang membasahi kota Murcia. Dinginnya malam begitu menus
a jauh lebih takut pada dua pria berbadan besar yang mengejarnya. Cipratan air huj
n berambut merah itu mengenakan long dress berwarna putih yang sudah
rr
ari, karena sejatinya dua pria berbadan besar itu masih memberikan sedikit kelong
n guyuran air hujan. Gadis itu berlari sekencang mungki
gadis itu untuk berhenti. Namun, gadis itu nyatanya tak menyerah. Dia
ah habis!" Salah satu pria berbadan besar,
yang mengejarnya berdiri di belakangnya tidak terlalu jauh darinya. Sekalipun dia sudah
enusuk seluruh tubuhnya membuat seluruh energy-nya habis. Langkah larinya pun mulai sedikit melam
ak
di kota Murcia. Untungnya sang pemilik mobil mampu melakukan rem secara mend
engejar gadis cantik itu, terpaksa harus berhenti mengejar. B
ri gadis itu. Tepat di kala pria tampan itu turun dari mobil-asis
saja?" sang asisten khawatir
Kau lihat sendiri, aku baik-baik saja atau tidak?!" Alih-a
tatapannya tak sengaja menatap seorang gadis canti
uhnya. Dia berlari ke arah mobilku. Itu sama saja dengan dia menabraka
li ke New York oleh ayah Anda. Biarkan saya yang mengurus gadis itu. Saya ak
a. Dia menatap lekat dan dalam gadis cantik yang memiliki rambut panjang dan warna mer
g membopong tubuh mungil gadis itu gaya bri
g Joseph sudah melajukan mobil. Dengan terpaksa, sang asisten masuk kembali ke dalam mobil
ita," seru salah satu pria berbadan besar ya
"Sudahlah, kita pikirkan nanti. Lebih
*
buram. Akan tetapi, ketika matanya sudah terbuka-tatapannya menatap terkejut melihat dirinya berada di
Gadis itu beringsut mundur hingga membua
iksa kau tidak memiliki luka dalam.
is itu melebar. "A-a
membuatmu terluka. Aku membawamu ke penthouse-ku sebagai bentuk tanggung jawab, meski
ng apa yang terjadi padanya. Buru-buru dia melihat tubuhnya sendiri-menatap dress yang
osa seorang gadis pingsan. Singkirkan pikiran kony
tadi sama saja telah membantunya selamat dari hal buruk. Entah,
ke mobilku? Apa kau bosan hidup
. A-aku tidak melihat jalan dengan baik. Maafkan aku,
ngin dan lekat gadis berambut merah i
eph menanyakan namanya. Dia tetap menunduk
edang berbicara denganm
menundukkan kepalanya tid
gadis itu menggunakan jemarinya, dan memberika
t bibir bawahnya. "I-Isabe
ada pada gadis itu. Belum ada kata yang terucapkan, dia masih tenggelam akan pemandangan yang a
argamu?" tanya
lemah. "Aku tidak memiliki kel