icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

MAIN HATI

Bab 4 Chapter 4

Jumlah Kata:1906    |    Dirilis Pada: 21/02/2024

a Wi

, tidak membuatku lupa

rja yang dominan dengan warna kayu. Rapi, namun tampak mist

Pria dewasa yang memang lebih cocok dipanggil hot uncle it

n cangkir tehku kembali tanpa

rtanya kenapa penamp

gambil scone kedua. Rencananya, aku akan me

isiku. Membuatku terkejut dan menjatu

ut!” Dia ikut menunduk, ketika a

ra kubuang, bukan k

h kesakitan di dalam hati. Kubiarkan diriku men

engusap-usap keningnya yang terbentu

asan yang benar juga. Tapi, kenapa dia

saja gaunmu. Ujungnya naik turun tidak ra

lu atau harus melakukan satu tindakan

u.” Dev

dia paman meski hany

i wajahnya saja. Dia terlihat tua. B

il

menjauh saat wajahnya

angnya, kau mau

idak pernah bermalam di luar rumah. Bukan karena dilarang ayah atau ibu, tapi ak

dan berbalik. Berjalan menjauhiku menuju pintu. Aku

ra bising Ray yang selalu memecah ketenangan. Ada saja yang dia bicarakan,

p bo

anku terbuka. Dua daun p

atu lemari pakaian broken white dan seb

ri. Memperlihatkan apa

ta, tergantung rapi d

dan pak

a yang kulihat. Mungkin saja, semua pakaian yang sedang kupilih ini,

n pribadi yang tidak ada hubungannya denganku. Apalagi, kami ini h

n hitam.” Dev menunjuk satu gaun

sudahlah. Pilihan darinya juga membantuku menentukan gaun

ambil gaun beser

engan inner berwarna nude agar tidak tembus pandang. Pada ba

gantinya.” Dev menun

ebuah bagian dari ruangan, tapi dikelilingi rel y

atikan, apalagi saat masuk pertama k

n hitam klasik-ku yang

al

k punggungku. Di pertengahan, aku gagal menaikkann

! Benar-be

il

. Hanya kuta

ana? Ka

ngnya ter

nya, apa yang terpikir

, bila kau ti

idak nyaman, aku tidak perlu berti

asuk,

. Menatap lantai adalah p

padanya. Membiarkan si hot uncle ini melih

Suaranya pelan, namun

ka

ntuk apa. “Katakan padaku j

trik rasanya, saat jari-jari berkulit kasar dan

ungan ini, saat ritsleting masih macet di sana

A

uh dariku, saat desahan setengah

gar aneh bagik

ak

intip sedikit dari ba

ingin berada bersamanya

a, kuambilkan gau

atapnya. “Okay.” Jadi pergilah

a, dia ingin aku yang memilih sendiri kali

berusaha menutupi punggung setengah terbukaku padany

a top. Kemeja mirip pakaian tidur dengan warna ungu pucat. Aku sedikit

jauh dari gorden. Sepertinya dia tidak

. Aku langsung menyibak gorden. Tidak pedul

dikit menyakitkan. Ide mengganti pakaian benar-benar bukan pilihan

i semua bajunya agar tidak bisa dipakai oleh

ingnya lepas karena keahlian tanganku. Tiba-tiba saja aku memiliki tan

il

ngkok, sibuk memungut beberap

kan. Yang ketiga menggelinding sedikit jauh. Sep

? Ada

pa

kau sed

aku selesai memungut kancing k

enggenggam kancing, tanpa memegang bagian depan kemeja yang kukenakan. Be

i tadi berusaha kukumpulkan, kini terlepas begitu saja dari genggamanku. Karen

panggiln

g tadi dengan tanpa kuduga, seolah sengaja ku

Dia melingkarkan kedua kakiku ke sekeliling tu

sudah menempel pad

saat aku melakukan ini padamu?

melakukan

ihat bagaimana ekspresimu. Kulakuk

Maksud

nkan

Dev men

ak tadi bersamaku. Dia, seperti orang

tamaku dengan pria yang tampaknya jauh lebih dewas

ejenak oleh tangannya. Setelahnya, mungkin dia merasa bah

dak meronta un

tidak suka mengh

situasi seperti ini pun, kau m

buatmu berpikir bahwa

akin menempelkan tubuh bagian depan

mang me

turunk

engaja bulu matanya yang l

ang

an merasa malu setelah semua ini b

la. Panggil aku berula

nya. Tapi, debar jantungku yang menempel di dadanya

v .

abut hasrat, sepertinya. Aku sulit me

aku menyentuhmu satu kali ini saja.

! Aku tidak bi

u lebih dulu daripada bibirku

A

sahan atau rasa terkejutku karena dia menghisap leherku, t

saja suara sialan itu keluar kembali, saat dia menyusupkan tan

ia yang melepas sisa kancing y

dengar suaramu. Ber

a menyentuh semua anggota tubuhku. Hidung, bibir, leh

ngkin lengan kokohnya ini, saat dia ingin

nap

enapa? “Aku m

anku dari dekapannya. Dia mundur setelah

Kita bisa berpura-pura tidak i

u kehilangan keperawananku dengan orang asing. Tid

ngan ini seorang diri. Kuputuskan untuk mengenakan gaun klas

berjalan keluar. Menemukan mobilku, lal

nku. Hanya Jack. Dia cuma

a sedang menungguku. Atau memang sengaja?

bu menghampiriku. Tidak mengamatiku.

padaku. Dia mungkin marah. “Po

danya tetap datar. Berarti benar.

h. “Iya, Ayah. Ponselku mati. Tadi, saat kembali dari rumah paman Eddie, ada kucing besar melompat ke d

emang begitu. Bukan selalu berarti d

emas. Berulang kal

tuk memberitahu. Kau bi

zaman sekarang, memangnya siapa y

hat, coba telepon dia lagi.” Ibu memberitah

. Dia tidak kunjung keluar, s

bahwa bibimu meninggal, Ruby langsung mel

u tahu apa yang s

ga tidak tahu t

a, semua orang menjadi khawatir karena adik sep

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka