icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

MAIN HATI

Bab 2 Chapter 2

Jumlah Kata:1926    |    Dirilis Pada: 21/02/2024

a Wi

gku, tanpa mengatakan apa pun. Bahkan tidak menatapku sama sekali.

di bawah pundaknya. Padahal, aku tidak begit

f karena sudah membuatku t

mengusap-usap punggungku

dia membuatku

mun

ayah dan para pamanku. Untuk Ray, bahka

a. Aku sungguh-sungguh saat memperingatimu.” Dia

oba dia te

tong lehernya! Bawa

h ketika mendengar suara penuh

a ini mungkin memprediksi bahwa aku pasti ak

dip. Hanya tampak seperti sedang sangat b

a. Malah bisa jadi, dia sudah sering m

s sebagai gantinya!” Teriakan dengan suara

npa ekspresi. Aku yakin begitu. Tidak perlu berlatih atau berpura-pura, ak

lai ke tanah, jika tidak kuperingatkan mel

egitu ribut awalnya,

sat

apa yang a

pergi dari sini. Lindungi dirimu sendiri bagaimana pun caranya.” Dia bicara di depa

kan diriku pada keadaan yang

akin mereka tidak punya waktu untuk bermain pe

memperingati diri? Bahwa ini adalah k

api tidak dengan suara yang ker

atuh. Kakiku lemas,

ngan tergesa. Kaki-kaki panjangnya melangk

n. Itu suara orang—lebih dari s

il dengan hati-hati, kurasa s

spresiku terpantau datar s

kali terperanjat saat mendengar

p dan tertembak mati?Seka

kulihat barusan. Selama hidupku, aku belum pernah berteriak terlalu

mpat si pria tadi duduk, pecah kare

laras panjangnya begitu cepat mengarah ke

bagaimana kacaunya diriku, meski ekspresiku tidak bisa kuatur agar menjadi ketak

apa langkah. Namun sudah jelas, pria itu menangka

lamu dengan peluru jika berani melawanku.

mematahkan tulang-tulangku jika lebih lama la

bih dari tiga orang yang tergeletak begitu saja di tanah. En

ana

retku tadi, terlepas begitu saja. Aku bahkan tidak berani menoleh, tapi kakiku

a

apan laras panjangnya itu kini terl

da

ba

rhe

u berbalik badan secara otomatis d

nganku. Dengan kening mengernyit, dia terlihat menahan kesakitan. Gari

Rautku pastilah sedatar biasanya, apa pun yang terjadi. Memang

ndengar ucapanku dengan baik. Jangan keras kepala.

rbuat salah. Tidak mendenga

u d

yeberangi sungai dangkal di depan sana. Berteriak dal

e dalam

Berlari sendirian diiringi sua

u. Peduli setan! Biarkan sa

kakiku berhenti dengan sendirinya. Kepalaku menoleh k

nannya

duli dengan isyarat tangannya ya

pat menepis bantuanku yang ingin mengambil lengannya agar bersandar pad

penyesalan, andai meninggalk

tan yang mulai gelap, lembab dan mencekam—kuperhatikan seti

ngan. Aku membantunya ke arah dalam pohon, agar dia bisa duduk ber

ak u

antuan. Kaki

n suaram

ni jarak yang berbahaya. Aku mengalihkannya. Menunduk untuk memastikan, bahwa

n gaun hitamku yang lembab, lalu merobeknya tanpa pikir pan

Mengikatkan kain dari gaunku yang sengaja kurobek. Aku berusaha tidak menyakiti

begitu.” Suaranya terdengar p

sudah melibatkan orang yang tidak

an kenapa bisa menggerutu s

uh maaf

” Aku mengge

au mengatakan h

Dan selebihnya hany

riku. Tidak lagi mempertany

aan dalam keadaan seperti ini. Maksudku, b

u juga pasti

pikir akan reda. Setidaknya, tidak ak

a meninggalkanku s

apa yang kulakukan. Dengan gerakan pelan, aku memayunginya agar ti

ingin kukatakan. Melihatnya yan

n apa pun. Aku hanya tidak ingin terlihat tidak melakuka

cara bal

tidak membiasakan

memahami banyak hal, ayahku yang membiasakan untuk

h dan sengaja memujiku atau adikku di depan ayah. Bahkan juga, tidak segan memuji secar

Lagi-lagi dia menga

dari mana

cingkan matanya ke sekel

yang berani masu

as karena ucapann

pat tinggalnya

memanjat ke wajahku. Ekspresiku justru makin g

i terkejut. Aku m

akan mati bersam

hanya akal-akalannya saja. Yang kedua, bisa jadi memang ada binatang buas di hutan in

. Kapan pun itu, ti

tidak berencana untuk m

an pernyataannya barusan. Pria i

segala penjuru arah. Berharap bahwa pria ini mun

a, mus

a. Jangan melakukan ge

i mendekat. Dan ... jantungku berdebar kencang, sangat. Seekor macan—bukan. Itu harimau. Jenis hew

cang tanpa henti. Sudah pasti. Aku akan ma

pangkuan

terlalu tegang

kan perlahan. Jangan

endatangkan banyak hal berbahaya untukku. Bahkan dia menyeretku

pria ini mulai mengulurkan tangannya ke arah

tang. Jadi kurasa aku tidak perlu repot-repot ikut membelai k

h untuk bantuanmu.

ng. Terlalu

an mainanmu, tapi main

s saja aku

h pergi,”

di lehernya, aku ketakutan sampai ke ujung kakiku. Bahkan mungkin, aku

k gaunmu,” k

al jangan cabik-cabik tubuhku. Keinginan hidu

a?” Suara lain. Suara ya

samping kanan kami. Aku masih tetap tidak ingi

di kakiku. Biar d

k, T

gu. Mungkin efek ketakutan tingkat tinggi masih mempengaruhiku.

gkuku ini. Ada kotak obat dan entah apalagi di samping tempatnya berjongkok. Aku tidak peduli dan kembali menata

aman. Jadi, jangan harap aku menikmatinya. Aku

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka