I love u more, Mas Zaky!
emua baik-baik saja, sang bunda telah menutup sambungan te
k bisa tenang. Ia begitu gelisah dan cemas. Ada apa dengan ib
do'a tak henti-hentinya agar sang bunda tidak kenapa napa. Karena dara bermata jeli itu
mampu benar-benar membahagiakan sang bunda. Dan jika ibunya harus pergi seperti ayah yang pergi mening
t matanya beruap. Kibaran angin yang menyapanya juga semaki
un Tiara tak peduli, ia memacu laju motornya secepat yang ia bisa. M
epanjang halaman yang juga sama sederhananya dengan rumah itu, ratusan bunga-bunga indah berjejer rapi. Ada mawar, camellia, melati, anggrek, bahkan beberapa jenis rumput hia
an berteriak masuk ke rumah, "IBU....
saan Tiara. Namun belum sempat ia berlari menuju ruang
u yang dikuncir asal itu ternganga memandan
rusnyakan kalian masuk ke
datang kemari, kak." Sis
" Tiara ber
k siapa lagi coba?" Kali
ali berucap "Urusan ku dengan kalian masih ada ya, jangan senyum-senyum kegirang
kami disini buat kakak." Si
erdengar sangat sok baik itu, ia melengos ke dalam sambi
endiri." Dava berusaha menjawab dengan
ngsung menuju ruang tengah, sambil terus mema
ng tengah sedang duduk di sofa, Ti
g ibu-ibu bercadar dan le
rnya yang membuat Tia
kunjungan tamu yang membuat
awar padanya pagi ini di toko bunga. Lelaki yang meninggalkan payung warna-warni di toko
, lelaki itulah satu-satunya pembeli yang mengucapkan salam saat masuk ke toko bunganya. Dan
dah sampai.Patah-patah Tiara mengayun kakinya, langkahnya diikuti oleh Siska dan Dava dari belakang.
pada sang bunda, tapi ia tak ma
Ibu kedatangan teman lama, sahabat ibu sewaktu kecil. Dia baru d
g bunda. Setelah mendengar ajakan ibunya untuk menyapa tamu sang bunda, Tiara pun memalingkan w
, Tiara." Sang ta
erasa malu. Ia menyapa ibu-ibu itu dengan sapaan umum
rasa malu Tiara balas menjaw
ngan tante." Si ibu-i
bertemu si tante malah minta sapaan akrab. Tiara bukan orang yang bisa cepat akrab dengan orang baru."Za
dalah sahabat." Ibu Ti
na selama ini mereka tinggal di Mesir, kita tidak bisa menjalankan niatan kita." Si ibu me
mperkenalkan kalian berdua, kamu
ni pasti ada hubung
ng duduk di seberangnya. Manatap Zaky tajam, lalu berkata dengan nada yang sama
itu mengangguk pelan, ta
a di toko?" Tiara ke
nyeletuk tanpa bandrol, "Oh, jadi bang Zaky ama kak T
ngkan wajahnya ke gadis muda itu, berkata tanpa
ra berkata seperti itu sama terkejutnya.
ya 'laki-laki itu' berniat untuk menjodohkan aku dengannya?" Tiara menatap sang bunda dengan tatapan putus asa, "Tiara bukan anak kemarin sor
elesaikan kalimatnya. Tak ada yang mau menimpali. Termasu
aky dan berkata tajam, "Jangan harap aku mau hidup sama kamu ya. Aku nggak akan nikah sama kamu. Aku akan tinggal sama
Tapi uminya Zaky mencoba maklum. Tiara mungkin terguncang dengan rencana yang tiba-tiba dia dengar ini. Zak
adi penilaian lebih oleh Tiara. Namun, saat ini, ketika Tiara telah mengetahui fakta bahwa ibunya berencana menjodo
na ia takut, bila cinta datang padanya, lalu ia dan ibunya harus b
ncari nafkah. Ia hanya khawatir, kalau-kalau setelah ia mengenal seseorang, ibuny
an diri cukup lama, akhirnya Zaky bersuara
, marah besar, "Tak perlu! Jika kau ingin bicara,
ibu kita." Zaky
engan entengnya menentang kinginannya."Sebaiknya kita bic
ur ha? Aku bilang disini
ng tua." Zaky b
gata-ngatai pria yang kini ada dihadapnya, dengan suara yang bergetar menahan
am ikan dan taman teratai putih milik Tiara. M
eolah tak bisa melampiaskan kemarahannya, maka dara bermata jeli itu mengganti k
in dijodohkan." Za
gak sampein haaa? Kenapa hanya gue yang emosian sementara
y menggantun
antung." Tiara benar-benar tak tahu lagi kata-kata sopa
yang cewek masih berusaha buat nolak, kenapa elu yang c
alah restu terbai
u, berarti kita samaan, sekarang kita pergi ke depan, bilang ama ibu
hanya karena umi."
tahu lo orangnya ribet." Zaky mengurut pelipisnya pe
anya karena umi." Z
maunya apa sebenernya ha
na kamu." Zaky
ngsung menjawab. Otak
meluruskan, "Aku tidak setuju dengan perjodohan. Tapi umi mem
ama kagak setuju, ya udah mari bilang bareng-b
cara." Zaky mencoba b
makin menautkan alisnya sambil berc
lesaikan dulu."
ini. Berkata satu-satu seperti robot, lama sampai keintinya. Dengan wajah kesal,
akan jalani perjodohan ini tanpa persyaratan.... Itu yang
bingung, "Maks
h kamu, maka aku bersedia." Zaky menja
semakin tak tahan dengan keadaan ini, bergegas ia mengambil pergelangan tangan
pisnya. Membuat Tiara terkejut, ia belum pernah diperlakukan tak sopan seperti itu
tung. Dua kali... sudah dua kali lelaki itu membuatny
yang ada didepannya benar-benar membuat ke
na. Yang jelas gue nggak bakal setuju dengan perjodohan ini." Tiara
a menikah." Zaky berusaha mem
i terbendung, kasar ia mendorong lelaki yang lebih tinggi darinya i
eutuhnya, Zaky berkata dengan sedikit mengangkat suaranya, "Bahagiakan ibumu disaat terakhirnya, itu tak akan lama lagi.
. Tubuhnya terasa berat dan kaku. Apa-a
dan berkata sangar, "Lo ja
asih terlihat tenang, "
enyataan yang ditakutkannya benar-benar perlahan datang menghampirinya. Dan yang m
ncang, ia terisak.
stikan kau hidup bahagi
spon, ia masih
enyayangimu." Z
b, ia mengelap air yang
alam kesedihan." Zaky berusaha me
sih atas
umu
Tiara berteriak kencang, mengel
itu untuk menangis. Memandangi Tiara dengan mata yang ikut beruap. Pasti
Tiara berteriak kencang, mengel
dis itu untuk menangis. Memandangi Tiara dengan mata yang ikut beruap
berjauhan. Satu menangis tersedu-sedu, satunya
yang ada didekat mereka
kan keadaan. Ia membari Tiara w