Suamiku Ustadz Romantis
ji gak bakal sentuh aku, kenapa se
separuh tubuh. Aku gemetar saat sorot mata elangnya men
nji gak bakal pulang malam-malam lagi
semakin mendekat dan sekarang malah m
al lalu ku buat memukuli tubuhnya. "Kurang
n Husein terangkat dan berusaha menu
s putih dan celana hitam panjang dan sedang berusaha membangunkan aku. "Mba, kamu mimpi ya? Istighfar Mba!" katanya yang mencoba menenangkan aku. Ku coba menarik napas pelan-pelan
amu ketiduran tadi, belum sholat
nya tadi bikin aku pengen te
yeramkan sekali," u
mpiin aku
nya. Emang iya sih, tapi masa aku ha
jangan, Mas jangan. Curi
dik mend
k gitu tuh, aku bakalan mikir 1000x un
m tipis. Gak munafik sih, senyumnya e
, aku ma
t, magrib dan isya
wel!" sebelum akhirnya benar-b
teriakku sesudah m
liatannya lugu, tapi sebenarnya menipu. Lihat, di mimpi aja udah sembar
aku segera merilekskan tubuh dala
*
ihat sudah duluan hadir di meja makan rumahny
Husein yang sedang menyendok
gak bisa satu ranjang sama dia. Dan tadi pagi setelah sholat subuh juga dia yang ajak aku sarapan sama-sama di rumah orang tuanya. Tapi,
g!" Gak heran, itulah ibu mertua aku yan
awabku sa
antren, kamu juga sudah nikah sama salah satu guru di sini,
h feeling gak enak deh. Jangan macem-mac
ar hukum syara. Seperti harus tahu halal atau haramnya mengenai perbuatan manusia berdasarkan dalil-dalil
Mending gue jadi l
sib nikah am
*