Senja
i sebelumnya terus saja menunjukkan wajah dinginnya. Lelaki itupun mengge
seketika air liurnya langsung memenuhi mulut Senja perempuan itu langsung merasa lapar saat melihat sajian yang kelihatannya lezat itu. Dan ketika Senja mengingat-ingat, Senja ba
ya ada sup jamur yang panas, dan pasti rasanya sangat nikmat, apa lagi sebelumnya Senja kedinginan dan basah kuyup karena kehujanan. Selain itu ada juga steak daging dengan keju mozarella di atas
anya ada satu, apa kau tidak
Jawab Alex, lelaki itu kembali menyeruput kopi panasnya
nya masih segan memakan makanan di hadapannya. Stelah melihat Senja makan, Alex tampak sibuk de
ja makan setelah mungkin walaupun tampak tidak anggun. Sekilas dari sudut matanya, Senja dengan hati-hati melirik ke arah Alex, dan menyadari lelaki itu benar-benar terlihat santai, jasnya sudah dilepas dan kancing kemejanya dibuka beberapa. Meskipun begitu, cara duduk lelaki itu sangat elegan, hingga membuat Senja merasa malu
nja
akan menembus lamunannya dengan keras, hingga membuat Senja melonjak karena terkejut. Manik m
apa
tong-motong steakmu? Lihatlah, bentuknya
uru-buru Senja menyuap steak dagingnya dan menelannya dengan terburu-buru, ba
un tersenyum, lalu sekali lagi menatap Senja yang mengenakan
yata kau pendek dan kecil, sehin
jubah ini, aku rasa pelayan hotel salah menaruh pasangan jubah, bisa jadi ini jubah untuk standar tinggi laki-laki, karena itu
aupun ada beberapa bagi
ja langsung merona merah karena malu. Sementara Alex sama sekali tak bereaksi, setelah mengucapkan kata-kata itu, seolah baginya itu adalah hal yang biasa
ndi. Jika sudah selesai taruh saja troli, aku akan
n. Setelah menghabiskan makananya, Senjapun menyesap teh panasnya hingga tandas, setelah itu Senjapun emmbereskan piring-piring kotor, kemudian mencuci tangan d
keadaannya yang hanya mengenakan jubah mandi. Di tambah Senja juga merasa tidak nyaman, karena saat ini semua orang yang melih
tiap detiknya terasa begitu tidak nyaman bagi Senja. Di tambah tiba-tiba rasa ngantuk menyerang Sen
. Sedari tadi pertarungan batin yang bertubi-tubi sudah membuat jiwa dan raganya kelelahan, sehingg
menatap Senja yang duduk miring bersandar di tempat tidur, dengan posisi sambil memeluk guling. Melihat pemandangan itu, seketika membuat hati
hnya Senja telah membangkitkan semacam hasrat liar yang selama ini tersembunyi rapat-rapat dalam jiwa Alex, dan bukan hanya hasrat tapi dibarengi oleh ras
ja. Namun, walaupun begitu, rasa sakit hatinya akan penghinaan senja, sama besar dengan hasrat liarnya. Mengingat penghinaan Senja, Alex menaruh dendam, dan ingin menaklukkan perempuan itu, hingga perempuan itu bertekuk