Senja
menungguku?" Alex tampaknya masih sangat geram, tetapi lelaki itu m
Alex lagi, tapi, tiba-tiba bayangan akan keadaan ayahnya berkelebat di benak Senja, sehi
bicara dengan anda, M
uara Senja yang gemetar, dan wajah perempuan itupun terlihat pucat pas
an aneh seakan merayap ke seluruh tubuh Alex, seolah dorongan posesif yang membuat Alex
emi Tuhan! Tidak bisakah kau melindungi dirimu sendiri? Kau ini sudah bukan anak-a
ubuh Senja benar-benar kuyup, karena tadi Senja mencari-
legaku, waktuku tak banyak!" gumam Alex ketus, seakan lelak
ri kepada anda, Mr. Rafael. Jika... jika tawaran anda tadi masih berlaku, anda... anda b
aktu untuk meladeni Senja. Walaupun sejujurnya Alex merasa senang, tapi sekaligus benci karena bisa-bisanya perempuan itu menawarkan dirinya, setelah menolak dan menghinanya. Alex berpikir Senja pasti sedang m
kau menyingkir, dan ini kuncimu!" Alex melemparkan kunci Senj
ginkan semua yang kau tawarkan. Hany
i itu benar-benar tidak percaya, bagaimana bisa perempu
ggingkan senyum, senyum sinis yang mengejek. Kemudian Alex pun mengernyit dan menunjukkan rau
kan meminta apapun lagi kepadamu Mr. Rafael. Bahkan... bahkan aku akan menggantinya,
ampak gugup dan tak nyaman. Sejenak lelaki itu tampak memikirkan sesuatu, lalu wajahnya seketika mengeras, "Tidak, ini sungguh konyol, aku sudah tak t
, dan aku berkata kau pasti akan merangkak memintaku menerimamu, dan sekarang kau membuktikan
saat ini tak sedikitpun membuat Alex terenyuh, yang ada lelaki itu semakin k
inggalkan Senja, karena Alex benar-benar tak ingin melihat perempu
enja langsung panik. Apa lagi saat
lam hati. Dengan setengah panik Senja menarik lengan Alex, menahannya hingga lelaki itu menoleh dengan marah. Ketika Alex memutar tubuhnya menghadap Senj
, perempuan itu sangat tidak berpengalaman, tapi dengan impulsifnya Elena terus berusaha menc*um Alex, dengan tanpa teknik c*um*n yang memadai. Tapi, anehnya walaupun begitu perasaan
Senja, setengah mengangkatnya agar merapat ke tubuhnya, dan lelaki
ngimbangi keliarannya. Tubuh Alex benar-benar menegang dan terasa nyeri, lelaki itu seketika menjadi semakin
ar hanyut dalam kenikmatan, dan lelaki itupun seketika m
abisan napas. Kemudian merekapun berdiri dengan rapat, dan Alexpun memeluk pinggang Senja dengan sangat erat, dan setengah m
itu hujan masih sangat deras. Alexpun menatap Senja tajam, menatapnya dengan tatapan penuh pertimbangan. Kemudian lelaki itupun menatap bibir Senja, bibirnya agak bengkak, karena tekanan c"um*nnya yang pa
ja, lalu dilepaskan pegangannya dengan hat
ang harus kau tandatangani. Aku sengaja membuat surat perjanjian, siapa tahu saat kau mendapatkan uangnya, kau akan kabur d
u aku pasti akan menandatang
akan aku beli?" Alex menarik Senja, dan mendorong perempuan itu ke dalam mobilnya. Sementara Senja hanya diam tak berkutik, perempuan itu sejujurnya mera