Alma: Tahanan Tuan Muda Yang Sakit
gerbang hitam yang menjulang tinggi. Setelah gerban
ewah. Jika dibandingkan dengan rumahnya yang ada di desa rumahnya hanya
Rosa membuyark
ofa. Perempuan itu melihat isi rumah yang sangat mewah dengan warna dominan hitam dan putih. Disai
wah. Tak lama Rosa datang dengan membawa nampan berisi minu
tante," ujar
tiba-tiba terdengar suara peca
ggunakan tangga diikuti oleh Alma yang j
an pintu berwarna abu-abu, Rosa
ni bunda hiks hiks
anya Alma, ia tak tega mende
dalam hiks hiks dia bisa melukai dirinya sen
Rosa mundur kebelakang. Dirinya berancang-ancang ingin mendorbak itu
Alma," peri
ekilas, dia mulai menghitung m
r
Rosa masuk kedalam. Pemandangan pertama kali yang dirinya lihat adalah k
ya lebih tua dari Alma berada di pojok menghadap jendela kaca
Rosa dengan nada sangat lembut, ia takut melihat sa
objek didepannya. Alma meringis melihat tangan Alden penuh
kaca kepada lengannya membuat Rosa semakin histeris. Alma mendekap Rosa dan m
a tak tau harus apa sekarang. Pikirannya hanya ada Alden, Al
erada di tangannya terjatuh. Melihat kesempatan emas, Alma langsung memeluk Alden dari depa
engapa Alma berbicara kata-kata seperti itu, ia mengelus bahu tegap Alden. Pere
ki itu tak membalas pelukan Alma, darah menetes keluar dari telap
ma aku," bisik Alma tepat d
nangkan sang anak. Dirinya menghapus sisa air matanya, Rosa berlari kearah mereka saa
nak." Rosa mene
elah melihat lantai yang dipenuhi oleh darah Alden, lantas mereka membaw
*
diperban sebatas siku, wajahnya terlihat damai saat tengah tertidur. Tak lama dokter itu se
Alden?" tanya Ro
obatnya lagi," balas dokter yang ber name tag Wisnu yang mana Wisnu
melukai tangannya sendiri," ujar Rosa lir
ort dirinya. Aku harus segera kembali kerumah sakit, hubungi aku jika
iru tua itu. Mereka sama-sama melihat kearah Alden yang senantias
ma tak enak hati, namun dia ing
duk dipinggir atas saran Rosa, dengan sekejam tangannya langsung digenggam erat oleh Alden. Alma tak me
ah di tidurnya dengan waktu yang lama. Namun sekarang hanya dengan menggengam tangan Alma, Alden bis
h bisa didengar oleh semua orang. Lelak
. "Gimana tan?" tanyanya bingung kala Alden sem
embantu melepaskan tangan Alma dan ya, berhasil. Alma langsu
ahan. Waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore, tiba-tiba saj
h perawat pribadi Alden," u