Reruntuhan Hati
ari mulut lelaki itu. Dengan pertemuan ini, semula ia harap Kang Irsyad akan melakukan sesuatu untuk menyelamatkan cinta yang deng
a mereka bertahan di segala gempuran ketidak percayaan, isu miring yang sempat terdengar tentang Kang Irsyad, hingga mati-matian berusaha menaklukan hati abahnya, melakuk
Muna yang juga tersulut ketid
ri. Hingga aku merelakan harga diriku untuk berulang kali datang mengemis restu abahmu. Sesuai janji kita, aku telah melakukan apa pun untuk memperjuangkanmu, Ning. Kabar ini pun tak kalah membuatku terkejut.
akdir, Kang. Apa hanya karena i
k ada yang merestui kita. Sang Penguasa langit dan bumi saja engg
padamu bahwa aku bukan siapa-siapa, bukan trah kiai, aku orang biasa yang tidak memiliki apa-apa. Tidak ada poin plus dariku dan tidak ada yang bisa dibanggakan. Berulangkali aku mengingatkanmu dengan mengatakan hal yang sama. Ka
, Kang. Abah telah merestui
bimbing, dan membesarkan kita. Aku ataupun njennegan, kita semua berhutang budi yang tak dapat ditebus pada mereka. Bagaimana aku akan durhaka dengan berusaha mere
akan lelaki itu sepenuhnya benar. Sekali lagi lelaki itu menengaskan pada Nufus untuk menerima lamaran itu, sebagai bentuk bakti santri kepada
berinya kejelasan untuk melangkah. Suasana hatinya sedang campur aduk sekarang. Gelisah, takut, sedih, terkekang, terdesak keadaan, mungkin jelasnya begitu. Memilih Gus Adnan d
mana,
Menemui Ny
n mau matu
masing. Muna mengerti benar bagaimana hancurnya hati Nufus. Karena itu dirnya lekas menyudahi tangisnya,
njajaki dapur, Nufus mengedarkan pandangannya. Menatap lekat sudut-sudut ruangan yang penuh dengan memori tentang Kang Irsyad. Tabung LPG yang biasa Kang Irsyad ganti, b
akiti dirimu sendiri dengan m
as pannjang dan memegangi dadanya untuk memantapkan hati. Anggukan
ga keadaan di sana hening. Nufus dan Muna hanya memandangi perabotan-perabotan yang setiap hari mereka bersihkan. Bahkan sedari
akan menjadi imam hidupnya. Teringat kembali gelengan kepala Gus Adnan ketika pertemuan mereka dengan
Sambil menyingsingkan mukena beliau menerima uluran tangan Nufus dan Muna bergantian
lah di
a-tiba keluar dari belakang. Seolah sudah diarahkan sebelumnya, lelaki itu lantas duduk di sofa. Berhad
apa,
s. Begitu kalimat itu terucap, jantungnya mulai berdegup kenc
angi sekali lagi, aku melamarmu unt
k mengendalikan debaran hati yang nyeri. Manik matanya menyo
u Nyai. Sa
dulilla
adangnya menjadi menantu itu. Dalam dekapnya Nufus menangis sejadi-jadinya. Tangis yang salah diartikan Nyai Halimah sebagai haru. H
nya terdengar membuka pintu kamar. Sebentar kemudian Nyai Halimah
abahmu sek
g .