Reruntuhan Hati
i," tukas seorang mbak dalem memulai perbincangan. Pasalnya semenjak bakda subuh tadi, sem
masih dengan menumis bumbu dan memasukkan dag
-kenapa pasti speaker Abah
ambah manyun, sebal. Langkahnya berganti ke a
en rumah," ujarnya sa
ng rumah paling-paling juga
k akibat kikikan tawa me
au jadi istri Gus Adnan?" goda Nufus yang
harapan. Harapa
an setelahnya. Semua sibuk
ai," ucap Muna yang sed
da
gak
a mengarah ke depan. Menyibak kelambu ruang tamu dan berlutut mendekati Nyai Halimah. Wanita sepuh itu duduk di k
Nyai, njenenga
mata. Membenarkan posisi duduk dan memi
rlu saya kerj
andangan Nyai Halimah beralih, melongok
nan
embuat lelaki itu beranjak mendekat. Ketika langkahnya melewati ambang pintu
ng. Mengusap kasar mukanya lantas membenarkan posisi songkok.
berdua sudah di sin
endak katakan. Tentunya tentang maksud dihadapkannya Nufus dengan Gus Ad
rhasil membujuk gadis yang dicintainya itu untuk menerima pinangannya. Namun, tepat seperti dugaan, lelaki it
us, barangkali Nyai Halimah sedang berbasa-basi. Mengingat biasanya perkembangan pesantrenlah yang biasa menjadi alasan mengapa Nyai Halimah memanggilnya me
kesempatan, Adnan. Sekarang kam
us Adnan sambil mengangguk pasrah. Sedang Nyai Halim
untuk ini. Terus terang aku melamarmu. Mauka
g .
anya yang lentik hanya bisa memandangi Nyai Halimah tak percaya. Ketahuan salah tingkah, ia lant
cekat kuat. Tak bisa dan tak tau harus bagaimana. Ini bukan lagi persoalan perkembangan santriwati yang biasanya bisa dijawabnya dengan muda
mana,
mm .
mengarah pada Gus Ahnaf. Kedua netra itu saling bersitatap. Sa
nan mungkin memang suatu kehormatan besar, apalagi kali ini Bu Nyai sendiri yang turun tangan meminta. Namun, sekali lagi hati adalah uru
rim ke sini puluhan tahun lalu. Lantas tangan-tangan Kiai Nashih, Nyai Halimah, tangan-tangan ustaz-ustazah yang membuatnya menjadi N
rus hancur lebur. Persaannya harus dibunuh paksa. Lelaki y
s akan sanggup kehilangan jika Kang Irsyadlah penopangnya, kekuatannya. Mengakhiri tidak akan semudah ini. Apakah ia akan memulai dengan keterpaksaan? Dengan kepura-puraan? Dengan hati yang masih milik orang lain? Lelaki yang t
eka jalani? Pernikahan yang dibangun di atas luka?
panggil Bu
nan tidak menginginkan perjodohan ini, jelas dia menginginkan Ning Athiyah. Jelas juga ia sedih karena penolakan Ning Athiya
la na'am. Apakah diam
alimah. Dengan bulir air mata yan
a waktu untuk be