icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Reruntuhan Hati

Bab 3 Hancur

Jumlah Kata:1147    |    Dirilis Pada: 01/12/2022

gadis berjas putih tampak mempercepat langkah sambil mengenakan masker dan saru

sana dirinya kuwalahan menangani korban kecelakaan antara bus dengan mobil beberapa jam lalu. Ada ban

g kalut menenangkan balita dalam gendongannya. Tubuhnya yang gempal mencegat la

Dret ....

baca nama yang tertera pada layar. Abah. Sejenak dahinya mengernyit. Tak biasanya lelaki sepuh itu

on berwarna hijau ke atas dan sedi

mualaiku

salam. Kamu d

Bah. Dokter Nana

ulang se

pi,

tut ...

di ruang tunggu. Bergegas Athiyah menaruh kembali ponsel itu di saku jasnya dan berlalu. Langkahnya mengarah ke resepsionis yang kemudian menjelaskan bahwa

idak ada yang bisa mereka lakukan tanpa bantuan penerang

erlebih dahulu. Sembari menunggu listrik kembali normal dan mengecek keadaan ruma

n, Athiyah," tu

aku harus pulang sekarang juga

buru pergi itu. Tanpa peduli rintik yang melebat, Athiyah bergegas mengambil sepeda mot

sesekali membuatnya berhenti. Kalaupun harus menyetir tanpa benda itu, Athiyah takut tak bisa melihat pengguna jal

t yang aman dari amukan hujan. Tadi dia lupa membawa mantel. Maka dengan tubuh y

uk

maaf, saya

sosok yang sempat ia tabrak karena kecerobohannya. Bajunya me

dengan pandangannya yang kabur tanpa kacamata yang terlanjur basah. Dari tatapan Athiyah yang bura

a bantu?" tanyanya mengingat baru kemrin abahnya menjemput seusai ikh

yang harus k

ksud

Meninggalkan Athiyah yang masih mematung dengan penuh tan

apan berdiri di kejauhan. Lekas wanita paruh baya itu m

h. Pelupa, ceroboh pula. Cepat masuk, mandi! Ga

Untuk apa? Menyalakan mesin genset? Bag

lagi. Dengan nada yang lebih tinggi dan mendorong putrinya

as mengambil gamis cokelat dengan jilbab hitam motif bunga-bunga, Nyai Lubna menyu

m bisa

ah melakukan apa dengan benda itu. Benar saja, beberapa menit

lah jadi malah ng

en kok

an, saya buatkan ko

oten usah

ggu saja

juga hanya diam memandangi air yang terjun dari talang. Adnan tak tau harus apa atau bagaimana sekarang. Jantungny

ggo,

banget

ndak nunggu kopi ya, Gus.

hnya yang sedikit memucat akibat kedinginan ragu-ragu keluar. Dipan

Athiyah, s

erseberangan dengan lelaki yang ditabraknya di dapur tadi. Samar Athiyah mencuri-curi pan

r dua puluh lima tahun, juga sudah bekerja. Maka dari itu

g .

a semakin salah tingkah. Spontan jantungnya berdebar semakin kencang. Hatinya sesak dengan bunga-bunga sekaligu

-baik, keilmuannya mumpuni, karirnya mapan. Perempuan mana yang tak jatuh hati. Bahkan jujur dirinya sendiri.

nangan dari lelaki saleh seperti njenengan, Gus. Tapi saya t

bab penolakan ini. Tidak bisa mengucap iya ketika semesta telah menghadirkan semoganya. Tidak bisa menggapai harap yang telah di depan mata. Setelah ra

s yang tersengal, dengan tangis yang berderai-derai. Lekas ia tinggalkan

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka