icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Reruntuhan Hati

Reruntuhan Hati

Penulis: Ila Rofiqoh
icon

Bab 1 Titah Mengejutkan

Jumlah Kata:1008    |    Dirilis Pada: 01/12/2022

i yang tengah berbondong-bondong kembali dari masjid selepas setoran bakda subuh. Kerumunan itu otomatis

g navy yang semula sibuk mengambil daun pisang lantas tergopoh mendek

ih, Bu

panggilka

ng lebar-lebar menyibak kerumunan, berjalan cepat di koridor kelas menuju sebuah bangunan tua di ujung

a tengah sibuk mengolak-alik kitab itu lantas menoleh. Wajahnya yang putih bersih mendongak, alisnya yang lebat kemud

ditimbali Bu

i dalem

gih,

n sarungnya, lelaki yang masyhur seantero pesantren itu lantas berlalu. Melintasi halaman yang telah sepi sembari menerka-nerka keperluan mendesak apa kiranya yang membuat Nyai Halimah hingg

nya yang senja. Adnan sempat melarangnya keras untuk terlalu lelah meng-handle seluruh urusan

lihkannya kepada ustaz-ustazah lain. Dirinya juga mengangkat beberapa santri senior untuk menjadi guru bantu ji

tu berpapasan dengan perempuan yang ta

istirahat, tadi katanya

isi kitab-kitab. Semula, kamar Nyai Halimah berada di atas. Menghindari kebisingan di dapur, atau santri-santri yang berlalu lalang sewaktu-waktu. Namun

g sudah sedikit terbuka. Wanita yang semula berbaring di ranjang dengan membelakangi pintu

ana kead

Nak. Sudah

dengan laporan bulanan

i tidak main-main. Setelah abahmu meninggal dan kakakmu menikah,

Gus Adnan lantas mendongak, menatap lekat Nyai

i apa

menyandarkan punggungnya pada bahu ranjang. Pandangan matanya kosong menatap foto lama yang terpajan

erapa hari terakhir kesehatan Umi menurun. Kamu sendi

Um. Aku bisa mengurusnya," jawab Gus Adnan meyakinkan. Dirinya tidak tega melihat Nyai Halimah terus memikirkan banyak hal, terutama santri put

dak akan mampu mengurus ribuan santri sendirian," sambung

n kang-kang pengurus, Ada ustaz dan ustazah ju

reka yang

t. Menerka-nerka maksud perkataan

ahi N

g .

sama sekali di luar perkiraan. Lelaki itu menghela napas panjang

uminya maksud. Dari sekian banyak nama Nufus di pesantrennya, pikiran Adnan tertuju

itu memang cerdas. Boleh dibilang keilmuannya bahkan melebihi ustaz-ustazah muda yang Adnan tunjuk meneruskan

itu berat. Bagaimana tidak? Seperti lelaki pada umumnya, hatinya pun memiliki tempat berlabuhnya sendiri. Hati

nan

iya,

giam

bayang-bayang kehilangan yang tiba-tiba terasa sakit dan menyesakkan. Namun, apakah benar semua ini harus ben

Menjawab iya berarti dia menyerah, berarti dirinya siap menerima bahwa cinta yang ia semai, yang ia pupuk, har

u terlanjur mencint

aki itu menunduk semakin dalam. Menyembunyikan muka, tak ber

iap

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka