Mengejar Cinta Elea
g disambut hangat oleh d
mbutnya, sambil mengulurkan tan
ran tangan direkt
ertanya, sambil melihat ke arah belakang
a datang karena ada rapat mendad
"Yasudah, mari Nona," ajaknya, seraya mengulurkan ta
ka pun berjalan beriringa
ea, cucu dari seorang konglomerat ternama. Sehingga mereka sangat mengho
ebihan, tapi bagaimana lagi, Elea harus terbiasa dengan itu, ia juga tidak bisa membuat mulu
lam meeting pembahasan proyek baru. Diantaranya, wakil dari dua perusahaan lain yang juga bekerjasama deng
nyum sambil menga
reka, lalu duduk di sebel
nggu, orang yang akan memim
kan memimpin rapat tersebut, adalah William, sampai-sam
aku harus bertemu lagi den
satu sudut bibirnya, tanpa diketahui oleh siapapun, karena senyumannya yang
si sisi tunggal, dan seje
ng membulat, buru-buru mengalihkan tatapannya,
, direktur langsung m
leh Tuan Arthur selaku direktur dari Mahardika Group pusat, sekaligus yang ditunjuk ol
kankah Hana bekerja di Mahardika pusat sebagai sekertaris di
an itu, memiliki karisma yang berbeda dengan pria yang biasa-biasa saja. Seperti atasanku. Di
g dimaksud Hana. Oh Hana, bisa-bisanya kau mengagumi manusia seperti ini. Apa karena dia tampan? T
ea jadi kurang berkonsenterasi dan
ntuk presentasi," ucap direk
ung menyalakan laptopnya da
ang dibacakannya, melainkan fokus pada wajah, dan cara Elea yang meny
ea sangat berbeda dengan kebanyakan wanita yang ditemuinya. Mereka semua sama, selalu mudah terpesona oleh ketampanannya, tak ped
ak tertarik dengan ketampanan William ya
tidak mau berlama-lama berada di satu ruangan yang sama dengan Will
pir ke restoran dulu
elajukan mobil keluar dari ar
elakukan tugas lainnya, yaitu mengecek jal
ni dan bulan lalu," pintanya, pada seoran
jualan, lalu membukanya. "Tuan, ini laporan penjualan bulan lalu, dan ini untuk laporan p
rdner file tersebut
jualannya yang masih bisa dibilan
dan mencocokkannya dengan laporan penjualan untuk memastika
k kembali ke kantor pusat. Namun sebelum itu, ia pergi ke salah satu restoran yang tak
ia dikejutkan dengan rasa panas di kulit perutnya, yang berasal dari tumpahan kopi.
. "Kau? Kenapa kau senang sekali mencari gara-gara denganku?!" Wi
pergi, namun tangannya langsung dit
g," jawabnya
mau pergi begitu saja?" tanya Willi
semula terlihat takut, namun sekarang, seolah tidak ada ketakutan sama sekali di wajahnya.
tanya Elea, sambil menyil
, dan obati lukak
" ajaknya, dengan e
bertanya, William tetap men
iam untuk membuka bajunya. "Buka bajumu!" t
unya, dan terlihatlah ku
gannya yang memegang kapas yang sudah diberi alkohol
u mau me